Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

Wisata Pedesaan Masa Lalu Khas Jawa di Omah Kecebong Jogja

koperdanransel
koperdanransel, pada 23 Feb. 2017, 4.23
di Blog

Sleman - HarianBernas.com - Suasana pedesaan langsung terasa ketika memasuki kawasan Omah Kecebong. Anda akan segera disambut alam hijau pedesaan yang menyejukkan mata. Resort bergaya tradisional Jawa ini terletak di Jl Sendari RT 01/18 Dusun Sendari, Tirtoadi, Mlati, Sleman. Nuansa pedesaan masa lalu memang menjadi konsep umum yang diusung Omah Kecebong sebagai daya tarik wisatawan yang ingin merasakan kehidupan pedesaan Jawa.

Jika memperhatikan sekitar, kesan hijau yang berasal dari alam yang masih asri pun tampak mengelilingi kawasan Omah Kecebong. Sejumlah bangunan khas Jawa pun tak kalah menarik untuk disinggahi, menambah citra suasana pedesaan yang masih asli. Omah Kecebong seakan menjawab kebutuhan wisatawan saat ini yang sedang tren memilih destinasi wisata yang erat kaitannya dengan alam yang masih asri dan alami sehingga sering memberikan ketenangan atau sejenak bisa melepas penat.

“Wisata di Yogyakarta tidak hanya ada di pusat Kota. Di sini (Omah Kecebong) wisatawan bisa menemukan aktivitas baru, suasana baru. Satu tempat, tapi bisa mendapatkan semuanya,” kata Hasan Prayogo (45), penggagas Omah Kecebong kepada Harian Bernas, Rabu (15/2).

Lebih lanjut, Hasan mencontohkan bahwa banyak wisatawan yang mulai tertarik dengan apa yang ditawarkan Omah Kecebong. Bahkan, wisatawan mancanegara pun banyak yang datang untuk merasakan nuansa pedesaan di Omah Kecebong. Tak hanya menyajikan tempat beratmosfer tradisional, Omah Kecebong juga menawarkan sejumlah program unggulan dengan tetap menjaga kearifan lokal yang diterjemahkan ke dalam berbagai tawaran wisata seperti berpakaian tradisional Jawa.

“Kami menyiapkan pakaian tradisional Jawa untuk pengunjung yang ingin lebih merasakan sensasi beraktivitas dengan menggunakan pakaian tradisional,” jelas Hasan.

Untuk tawaran pilihan wisata, pengunjung yang datang dapat merasakan kegiatan khas pedesaan seperti bertani di kawasan Omah Kecebong dengan lahan yang telah disediakan, kemudian menaiki gerobak sapi untuk berkeliling menyusuri Desa Sendari yang dikenal sebagai sentra penghasil kerajinan bambu. Selain itu, juga menyusuri Desa Ketingan, yang terkenal dengan konservasi burung Kuntulnya.

Menaiki gerobak sapi untuk keliling desa, menurut Hasan memang hal yang biasa di beberapa tempat, tetapi menaiki gerobak sapi dengan menggunakan pakaian tradisional Jawa, sangat jarang ditemukan. Terlebih saat ini sudah jarang orang yang memakai pakaian adat Jawa untuk aktivitas sehari-hari.

Alasan gerobak sapi dipilih menjadi bagian dari paket wisata di Omah Kecebong karena menjadi salah satu upaya untuk memberdayakan potensi budaya yang ada di masyarakat, khususnya Kabupaten Sleman. Hasan menjelaskan, awalnya ia sering melihat gerobak sapi melewati komplek Omah Kecebong. Selain itu, dirinya juga mengetahui adanya festival gerobak sapi yang sering diselenggarakan Paguyuban Gerobak Sapi Manunggal Lestari. Ia merasa ada potensi yang bisa dikembangkan dari festival budaya tersebut. Pada akhirnya, Hasan memutuskan merangkul paguyuban Manunggal Lestari untuk menjadi bagian dari Omah Kecebong.

“Pada akhirnya kami bekerjasama. Jadi, saat ada pesanan atau permintaan dari pengunjung untuk bergerobak sapi, kita koordinasikan dengan paguyuban untuk kebutuhan tersebut. Sistemnya bergilir karena di paguyuban sendiri anggotanya banyak,” jelasnya.

Tak hanya itu, program lain yang ditawarkan Omah Kecebong, yaitu berkarya. Omah Kecebong juga memfasilitasi bagi pengunjung yang ingin mencoba membatik. “Kita juga berdayakan warga desa yang memilki kemampuan membatik untuk mengajarkan kepada pengunjung bagaimana cara membatik hingga menjadi produk batik,” lanjut Hasan.

Selain kegiatan bertani, pengunjung juga akan diberikan edukasi tentang bercocok tanam seperti apa. Dengan berbekal ilmu dan pengalamannya, Hasan seringkali memberikan edukasi langsung kepada pengunjung. Beberapa tanaman buah yang Hasan tanam di Komplek Omah Kecebong juga dapat dinikmati buahnya oleh pengunjung .

Pengembangan budaya dan pelestarian kesenian memang menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki Omah Kecebong. Setiap minggunya, Omah Kecebong juga memberi kesempatan bagi warga sekitar yang ingin berlatih gamelan tanpa dipungut biaya dengan mendatangkan pelatih khusus. Untuk pengunjung yang menginap, juga dapat menikmati sensasi malam dengan lantunan musik khas dari gamelan, bahkan tidak menutup kemungkinan dapat juga mengikuti pelatihan tersebut.

Berbagai tawaran wisata menarik khas budaya Jawa tersebut dapat memberikan pengalaman unik dan menarik bagi wisatawan, terlebih lagi bagi wisatawan mancanegara. Tak heran setiap bulannya, Omah Kecebong selalu dipadati pengunjung yang ingin menikmati sensasi pedesaan Jawa tersebut, baik wisatawan domestik maupun wisatawan manca Negara. Bagi mereka yang ingin bermalam, Omah Kecebong juga memiliki sejumlah homestay dengan beberapa model. Ada yang menggunakan model omah lawas dari kayu dan bambu, tapi di interior bagian dalam diracik dengan standar hotel berbintang.

Menu Andalan Omah Kecebong

Dari sejumlah program unggulan yang ditawarkan Omah Kecebong terdapat satu hal yang sayang jika dilewatkan saat berkunjung ke Omah Kecebong, yaitu keripik lompong, makanan khas yang memiliki cita rasa tinggi. Keripik lompong ini akan disajikan bersama teh bergula Jawa. Hidangan pembuka yang sederhana begitu memberi kesan kuat tentang konsep pedesaan Jawa yang diusung.

Menu lainnya, yaitu nasi bakar dengan berbagai macam isian, didampingi sajian yang sederhana, ayam bakar serta tumis lompong. Meski terkesan tradisional dan berasal dari bahan lokal, hidangan ini tetap menjaga cita rasanya yang tinggi.

Bagi pengunjung yang ingin merasakan menu lainnya, tak usah khawatir. Di Omah Kecebong sendiri menyiapkan berbagai menu lainnya yang dapat dinikmati pengunjung. Yang tak kalah menarik, terdapat berbagai sajian minuman yang ditawarkan Omah Kecebong.


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

© backpackerindonesia.com