Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

*LAPORAN PANDANGAN MATA ORANG LAIN*

juanlawalata
juanlawalata, pada 27 Mei 2013, 8.03
di Blog

By Juan Lawalata

Perayaan Hari Waisak di Borobudur dengan pelepasan 1000 lampion yang diadakan tadi malam berujung dengan kegelapan malam yang ditemani oleh rintik hujan membasahi bumi.

Begitu banyak trip yang diadakan oleh rekan-rekan backpacker untuk mengikuti dan mengabadikan acara tersebut. Dari laman Backpacker Indonesia saja terlihat beberapa trip yang berjalan beriringan dan mengambil itinerary yang tidak jauh berbeda, hanya EO dan sebagian destinasi yang bervariasi. Mulai dari cave tubing di Gua Pindul, river tubing di Sungai Oya, Tamansari (pemandian putri raja), dan tentu saja Malioboro selalu dijadikan destinasi belanja di kota ini.

Salah satu trip event yang diadakan oleh salah satu member backpacker Indonesia dalam rangka Festival Lampion diadakan oleh dua orang bernama, kita sebut saja Wuri dan Rani. Mereka mematok harga IDR 485k utk paket yang mereka tawarkan. Include transport tapi exclude makan.

Untuk cave dan river tubing di Sungai Oya, yang merupakan satu paket ternyata hanya perlu mengeluarkan uang dari dompet kurang dari IDR 50k. Tiket masuk ke Borobudur? Ternyata gratis ketika hari Waisak. Jadi dana sekian ialah untuk membayar transportasi dan penginapan saja. Dan dari pengalaman, penginapan di Jogja, dengan harga IDR 100k pun sudah nyaman. Bahkan ada yang bisa dengan IDR 35k sudah bisa ngorok dengan tentram setelah lelah nge trip, trekking or outdoor activity lainnya.

Dalam sebuah trip, trip leader ialah orang yang menjaga moral trip member supaya tetap terjaga dan bahagia dari awal perjalanan hingga setelah perjalanan. Tugas yang berat menurut penulis karena dibutuhkan komitmen dan integritas tinggi serta endurance tubuh dalam meberi service kepada setiap trip member. Jika seorang trip leader gagal memberikan service kepada trip membernya, sudah dapat dipastikan trip tersebut tidak akan semulus yang direncanakan.

Itulah yang terjadi dengan Trip Waisak @Borobudur. Pada awalnya trip member kumpul di meeting point di terminal Kampung Rambutan pada hari Jumat jam 20.00,mungkin dengan alasan jam pulang kantor, jarak rumah ke lokasi meeting point dan lain sebagainya.

Disini terjadi adegan beberapa trip member bolak balik dari dua medium bus yang digunakan sebagai transportasi menuju kota Jogjakarta. Bis yang di sewa dari jasa penyewaan kendaraan travel Buah Batu car rental & travel merupakan bis medium dengan kapasitas 29 tempat duduk. Dengan pengalaman kurang lebih 12 tahun, Buahbatu car rental & travel seharusnya mempunyai pengalaman yang cukup dan staff yang mumpuni dalam memberikan service. Dalam perjalanan, sempat salah satu supir bis tersebut menunggu bis satunya lagi karena tidak tahu jalan menuju Jogjakarta. Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi.

Ketika sampai di Candi Borobudur, yang ternyata free entry alias gratisan, trip member terpencar dan terpisah dari trip leader. Mungkin karena dianggap sudah sampai di lokasi jadi tugas trip leader dianggap sudah selesai J. Yang ada malah trip member menjadi kesulitan untuk menghubungi kedua trip leader.

Setelah menunggu sekitar 30 menit dari jadwal yang ditentukan akhirnya lampion-lampion tidak jadi di terbangkan karena faktor cuaca yang kurang bersahabat. Cuaca hujan membuat sebagian besar trip member kebasahan dan kelaparan. Info terakhir yang didapat penulis ialah lampion-lampion tersebut diterbangkan sekitar jam 1 pagi. Ketika itu trip member sudah dalam perjalanan menuju penginapan di sekitar Malioboro dan hanya di beri waktu sedikit (15menit) untuk mencari makan lalu perjalanan dilanjutkan kembali menuju penginapan.

Sekitar pukul 3 pagi sampai di penginapan dan sebagian kecil trip member masih ada yang belum makan dan baru beristirahat sekitar 03.30h. Pagi hari sekitar 06.00h rencana cave dan river tubing dilaksanakan dengan trip member yang jumlahnya berkurang. Sekitar 8 orang memutuskan untuk meminta uang kembali (refund) dan memtuskan untuk memilih jalan masing-masing dengan alasan memilih pulang lebih awal dari itinerary yang telah dibuat oleh kedua EO.

Kondisi akhir pekan dengan banyak trip event dan ribuan trip member dari berbagai daerah membuat tiket kereta, pesawat dan moda transportasi lain menjadi sulit diakses dan menyulitkan trip member yang memilih untuk pulang lebih awal.

Akhir kata, satu kejadian yang tidak direncanakan membuat semua rencana menjadi melar dan berantakan. Tapi prinsip the show must go on harus terus di pegang teguh dan keep smile dalan menghadapi suasana merupakan senjata terbaik menghadapi situasi semacam ini. Plan your trip well isn’t just a words.

http://backpackerindonesia.com/trip/trip-waisak-borobudur-cave-tubing-di-goa-pindul-dan-river-tubing-di-sungai-oya

http://www.goapindul.info/2012/01/rafting-sungai-oya.html

https://plus.google.com/u/0/109417346075088384548/posts/LpMXJQEhZqQ

Nb:

*Sisi lain*

Rekan-rekan diluar sana pun memonitoring kegiatan ini dari berbagai sisi. Salah seorang kawan pemerhati oknum-oknum yang tidak tahu tempat dalam berperilaku dan membuat rugi khalayak ramai menuliskan salah satu ceritanya dalam postingan ini 'Dari Tukang Foto ke Tukang Foto (jilid II)'.

Dari sisi seorang photographer yang memegang teguh etika dalam mengambil gambar, cerita diatas adalah salah satu penyimpangan. Entah apakah oknum tersebut tak mengetahui mengenai etika dan hanya sekaedar memiliki uang banyak dan mampu membeli DSLR lalu merasa menjadi seorang photographer dan bisa seenaknya mengambil gambar seorang Biksu yang sedang memimpin sebuah ritual agama yang suci? Entah..


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

© backpackerindonesia.com