Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

liburan ke pantai dan sungai sekaligus di ciamis

argaditya
argaditya, pada 17 Sep. 2013, 16.04
di Blog

Pantai Selatan banyak menawarkan keindahan yang berbeda-beda dengan ciri khas sendiri. kali ini pantai selatan yang kami kunjungi sudah gak asing lagi ditelinga traveler, yaitu Pangandaran. Disana gak cuma pantai pangandaran aja yang wajib dikunjungi, walaupun harus semua yang dikunjungi. salah tiganya yaitu : Pantai Batu Hiu, Pantai Batu Karas, dan Cukang Taneuh/Green Canyon.

PANTAI PANGANDARAN.
Primadona Pantai Jawa Barat ini terletak di desa Penanjung kecamatan Pangandaran kurang lebih 90 Km dari arah selatan kota ciamis dan masih masuk kedalam kabupaten ciamis. adapun biaya masuk di kawasan pantai Pangandaran yaitu :
Pejalan Kaki 1 (satu) Orang Rp. 3.000,-
Sepeda Motor Rp. 7.000,-
Kendaraan Jenis Jeep/Sedan Rp. 28.000,-
Kendaraan Jenis Carry Rp. 35.000,-
Kendaraan Penumpang Besar Rp. 40.700,-
BUS Kecil Rp. 80.000,-
BUS Sedang Rp. 104.000,-
BUS Besar Rp.169.000,-
Pangandaran memang sudah bukan tempat asing lagi, makanya disana udah banyak sekali penginapan, hotel-hotel, cafe dan restoran, pasar, tempat penyewaan sepeda dan pokoknya sudah lengap difasilitasi. jadi mau butuh apapun disana sudah amanlah.

PANTAI BATU HIU
Pantai Batu Hiu ini terletak sekitar 14 Km dari Pantai Pangandaran di desa Ciliang kecamatan Parigi. pantai dengan bukit yang cukup terjal ini terdapat batu karang yang konon katanya menyerupai sirip Hiu. dengan menaiki bukit itulah kita bisa melihat dengan pandangan yang luas menghadap samudera Indonesia ditambah batu hiu itu sendiri. angin pantai, seruan ombak menghantam tebing karang mempercantik identitas pantai. sebelum menaiki tebing ada terowongan berbentuk ikan Hiu seolah-olah kita masuk kedalam tubuh hiu dari terbukanya mulut hiu yang besar itu yang didalamnya terhubung anak tangga sampai keatas bukit.
berikut tiket masuk objek wisata Pantai Batu Hiu :

Pejalan Kaki 1(satu) Orang Rp. 2.500,-
Sepeda Motor Rp. 5.900,-
Kendaraan Jenis Jeep/Sedan Rp. 14.200,-
Kendaraan Jenis Carry Rp. 27.200,-
Kendaraan Penumpang Besar Rp. 40.200,-
BUS Kecil Rp. 52.700,-
BUS Sedang Rp. 79.500,-
BUS Besar Rp.130.500,-
CUKANG TANEUH/GREEN CANYON
Bergeser ke desa sebelah yaitu desa kertayasa kecamatan cijulang, Ciamis. dapatlah objek wisata Cukang Taneuh yang artinya Jembatan Tanah yang penduduk asli setempat menamakannya. lantas, Green Canyon itu sendiri dipopulerkan oleh warga Prancis pada tahun 1993. objek wisata ini merupakan sungai underground yang diapit dua bukit yang terdapat bebatuan stalaktit dan stalakmit. aliran sungai cijulang ini akan jernih kehijau-hijauan dan arusnya tidak deras ketika memasuki musim kemarau. Gak kalah deh sama Green Canyon di Amerika sana!

Harga tiket objek wisata Cukang Taneuh/Green Canyon :
Tiket masuk ke Green Canyon seharga Rp. 12.500,-/orang.
Green Canyon buka setiap hari mulai jam 07:30 - 16:00, sedangkan khusus hari Jumat buka dari jam 13:00 - 16:00.
Harga tiket perahu per-5orang : 125ribu /45Menit
Extra-time dikenakan : 100ribu/30Menit
Paket body rafting per 5 orang : 1juta per-orang 200ribu/3-4jam

PANTAI BATU KARAS
Kawasan ini terletak di desa Batu Karas kecamatan Cijulang yang kurang lebih 34 km dari pantai pangandaran. pantainya yang landai dan mempunyai ombak yang bagus untuk berselancar mengundang wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berselancar ria ataupun sekedar berenang. fasilitas lainnya yaitu ada camping ground, hotel, restoran, penyewaan ban, pelampung serta selancar, toko sauvenir, DLL.

TIKET MASUK OBJEK WISATA PANTAI BATU KARAS :
Pejalan Kaki 1(satu) Orang Rp. 1.500,-
Sepeda Motor Rp. 3.900,-
Kendaraan Jenis Jeep/Sedan Rp. 9.200,-
Kendaraan Jenis Carry Rp. 17.200,-
Kendaraan Penumpang Besar Rp. 22.200,-
BUS Kecil Rp. 32.700,-
BUS Sedang Rp. 49.500,-
BUS Besar Rp. 80.500,-
Tanggal merah sudah ditandai, perencanaan sudah jauh-jauh hari. tapi untuk mengajak teman-teman yang lain itu agak susah. tapi yasudahlah, banyak nggaknya yang ikut gak mempengaruhi niat saya untuk tetap jalan. yang penting saya bisa lepas dari kepenatan ibukota demi merefreshkan pikiran sejenak. memang saya orangnya gak betahan kalau dirumah, maunya kelayapan terus. gak ngerti deh! hehe..

Kami memutuskan untuk memilih naik motor aja kesana, mungkin karena memilih naik motor jadi membuat yang lain jadi kurang berminat. karena memang sudah terbiasa menunggang sepeda motor kemana-mana membuat saya senang menggunakan transportasi ini. selain lebih irit dari mobil dan bisa menembus kemacetan. menemukan jalan-jalan baru / jalan-jalan pintas, dengan menggunakan motor itu lebih baik. dibandingkan dengan naik mobil, yang harus rela merogoh kocek demi puluhan liter bensin dan belum lagi membayar uang tol jika memang tersedia. mungkin bagi kami yang belum mempunyai pekerjaan tetap sungguh berat merelekan lembar demi lembar uang kami. memang kalau lancer-lancer aja perjalanan, mobil lebih unggul dan lebih cepat akses perjalanannya, ditambah masalah cuaca membuat mobil dapat terus melaju. memang jelas mengendarai motor kalah dengan mobil. ada satu kejadian dari beberapa pengalaman yang kami pernah alami sebelumnya, yang mulanya itu kami menggunakan GPS sebagai penuntun arah jalan. seiring perjalanan kami ini mempercepat memilih jarak tempuh yang terdekat sampai-sampai kami harus melewati jalan pintas, plosok-plosok desa, hutan, bahkan bukit dalam plosok hutan kami tempuh. dimana kita menelusurinya dengan keadaan jalan setapak dengan hanya bersusun batu-batu alam yang gede-gede dan kecilnya kerikil, belum berasapal dan yang kami temui hanyalan Tanah dan batu. tapi yang lebih ekstrim lagi kami melewati jembatan kayu yang sudah payah sekali sampai-sampai sudah gak bisa menahan beban motor sehingga kami harus bergantian dan menyusun puing-puing papan kayu yang tersusun menjadi jembatan itu.karena kami sedang berada di area persawahan dan perkebunan. dan setelah itu kami harus menerobos sebuah aliran sungai kecil. tapi pejalanan kami bukan tentang yang pahit saja, ada sesuatu yang mebuat saya terkesan yaitu view dari perkebunan dan pesawahaan, sungai besar yang dipakai untuk rafting, melewati jembatan gantung, sampai melewati sebuah curug (air terjun), serta mengenal adat dan lingkungan dari penduduk local itu hanyalah nilai tambah. karena saya suka sekali dengan kejadian seperti itu dalam perjalanan. proses perjalanan yang tidak mudahlah yang memberi kesan dan paling mudah dikenang, kelak.

Jadi tentang perjalanan ke Pangandaran, kami hanya berempat saja jadi total cuma memakai 2 motor. saya bersama teman saya yang tinggal di Tanggerang yang sebelumnya menginap dulu di tepat saya di Jakarta. dua teman lainnya mereka tinggal di Subang jadi saya harus ke Subang dulu karena kami memutuskan untuk memilih rute lewat sana jadi sekalian bebarengan deh berangkatnya. memang teman saya yang orang Subang tau banget jalan pintas, jadi tuh dari subang gak perlu lagi tuh lewat Bandung untuk langsung ke Sumedang. dan kami diajak melewati pedesaan berikut perkebunan + hutan. beneran cepat sampai Sumedang deh!
nah, rutenya dari sumedang ke arah Tasikmalaya-Ciamis-Banjar-Banjarsari-Pangandaran.
sekitar 212 Km dari Bandung dan 92 Km dari Ciamis.

Kurang sah kalau traveling gak ada culinary, maka cobalah mampir-mampir ke tempat makanan khas setempat. moga-moga dapat keunikan cita rasa atau pun makanan khas daerah-daerah itu sendiri. seperti yang ada di sumedang, kita tahu kalau makanan khas sana yaitu "Tahu". biasanya dimakan dengan sebungkus lontong. tapi disana banyak yang langsung dimasukakan disetiap olahan masakan, seperti kupat tahu & soto bongko.

Setelah mabok tahu di sumedang, bisa mampir lagi ke Garut. pasti langsung terpikirkan "Dodol". kita benarkan saja, sudah banyak olahan dodol yang beragam rasa. namun ternyata gak cuma dodol aja primadonanya, tapi ada krupuk kulit, Burayot
Burayot terbuat dari Gula merah dan tepung beras pilihan, bahan dan rasa sama dengan makanan khas daerah lainnya yaitu "Ali Agrem", tapi karena dibuat bundar keriput atau "ngaburayot".
lalu ada Ladu
Ladu dibuat dari beras ketan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi hidangan yang khas serta rasanya yang berbeda dengan makanan lainnya. Pertama kali diperkanalkan oleh masyarakat Malangbong Garut.

Setelah menikmati aneka cemilan di Garut, kita bertolak ke Tasikmalaya. disana makanan khasnya ada yang disebut "Tutug Oncom" atau mereka orang sana sebut "TO". yaitu berupa nasi hangat yang disajikan dengan berbagai menu seperti ayam, tempe & tahu goreng, berikut sambal hejo, DLL.
orang lama tasik identic menyebutkan keaadaan orang miskin yang kekurangan/krisis sehingga membuat nasi dan mencampurkannya dengan oncom jadi terlihat lebih terasa dan banyak.

Banyak makan = banyak pengetahuan. kalau kita terus mencari dan mencari maka makin tidak ada abisnyalah setiap keanekaragaman makanan dan minuman. inilah Indonesia dengan jumlah 13.487 pulau dan pasti isinya juga beribu-ribu jenis makanannya. gak habis di Tasikmalaya
, kita singgah lagi di Ciamis. disana ada yang namanya "GALENDO" Makan ini terbuat dari sari pati minyak kelapa yang mengendap pada waktu pembuatan minyak kelapa, seterusnya diolah menjadi makanan yang enak dan gurih. karena semakin laku, produsen membuatnya dengan beraneka rasa dan telah masuk kedalam pasar kota-kota besar.

Sebelum sampai tempat tujuan yaitu pangandaran, tidak ada salahnya menjajakan kuliner khas kota-kota besar, ibarat pepatah "sambil menyelam, minum air". gak cuma tempat wisata aja yang kita tuju, namun ada tempat makan/minum yang nantinya membantu mengisi perut dari bahaya kelaparan. tapi gak cuma asal makan tapi harus ada sesuatu yang baru kan, gak cuma itu-itu aja. jadi memilih makanan/minuman khas daerah/kota menjadi pilihan sambil menambah pengetahuan tentang makanan (kuliner).
"tapi kalau kerjaannya berhenti dan singgah-singgah tempat makan terus kapan ya sampainya?"
perjalanan tuh harusnya kita nikmatin aja, maka nikmatilah proses perjalanan dan tuangkanlah cerita setelah itu untuk dikenang kelak.

Seiring godaan dalam perjalanan perihal makanan, akhirnya kamipun sampai di kawasan wisata Pangandaran pada malam hari. waktu yang kita tempuh tadi, kurang-lebih 9-10 jam. sampai di pos pintu masuk, kami ditawarkan penginapan murah berkisar 100-120 ribu oleh bapak-bapak. mungkin karena capek atau gimana, tiba-tiba kami sepakat untuk menerima ajakannya dan melihat-lihat penginapannya. dan gak mau nego berlama-lama karena udah capek dan males cari-cari lagi, kami memutuskan untuk memilih kamar yang berupa 2 single bed, kamar mandi dalam, kipas angin dan TV dengan harga 100 ribu.

Beres-beres dan bersih-bersih lalu kami mencari santap malam di jalanan pinggir pantai. keadaannya rame sekali, dari yang jual pakaian, souvenir, aksesoris hasil laut, jajaran hotel, café & Bar, warung makan, penyewaan sepeda pun membanjiri sepanjang jalan. melipir ke pinggir pantai melihat keadaan pantai yang ditemukan hanyalah deburan ombak dan kegelapan. tapi suasana pantai begini yang saya ingin nikmati, karena di ibukota sangat susah membeli suasana seperti ini. lanjutlah kami berjalan mencari asupan gizi, yang standar-standar aja biar keliatan irit ala ala backpacker gitu. tanpa pikir panjang yang ada di kepala yaitu warung nasi/warteg dan sejenisnya. dibanding harus ke resto ataupun cafe yang mungkin harganya bisa sampai 2x lipat, mending uangnya buat beli buah tangan khas Pangandaran beserta souvenir-nya.

Perut pun lega terisi, tinggal meluncur ke kasur nge-charge stamina untuk keesokan harinya. esok tuh hari yang full untuk kami mengeksplor pangandaran setelah itu kami harus langsung melanjutkan destinasi kami ke Kota Gudeg, Yogyakarta. maka dari itu malam ini kami usahakan untuk dapatkan istirahat yang cukup dan berkualitas untuk esok yang menyenangkan sekaligus melelahkan.

Bangun pagi-pagi sungguh memberatkan raga, pelan-pelan dengan sentuhan semangat pagi dan melupakan kelelahan kemarin serta memikirkan kesenangan yang akan kami jalani hari ini merupakan dongkrak untuk raga ini hidup kembali dan memulai aktivitas. kami terlihat buru-buru dalam membereskan barang-barang kami sampai antri kamar mandi karena gak sabarnya kami untuk mencicipi wisata-wisata di Pangandaran ini.

Semua sudah beres dan siap untuk memulai petualangan hari ini. kita langsung gas ke Green Canyon / Cukang Taneuh. sesampainya disana kenapa terlihat sepi seperti tak ada tanda kehidupan minimal terlihat orang keluar masuk di pintu utama kek, dan ternyata ada seorang bapak-bapak menghampiri kami dan berkata "wisata ini baru akan dibuka siang hari selesai solat jum'at". kami pun lupa kalau hari itu hari jum'at. ternyata didepan loket juga ada jadwal jam buka dan harga tiket masuknya. kami baru tau dan baru baca juga! alhasil, kami sekalian saja minta tolong si bapak untuk mengambil gambar kami. ini foto pertama kami di pangandaran.

Kami mengalih kan destinasi pertama kami ke destinasi berikutnya, yaitu Pantai Batu Karas. sayangnya sampai sana gerimis turun, kami dipaksa untuk tidak langsung menikmati pasir dan air lautnya. gak enak kalau neduh di resto orang tapi tidak memesan. jadilah kami memesan minuman hangat untuk mengalahkan dinginnya gerimisan pagi ini. niatnya sih beli minuman doang, tapi lama-lama kenapa perut malah keroncongan. ini pasti gara-gara kena angin laut campur gerimis. ah alasan!

Gerimis pun reda, kami siap turun ke pantai. siapkan kamera, hunting foto sambil melihat para surfer's membelah-belah ombak memberikan nilai tambah untuk pemandangan di pantai ini. sepertinya teman-teman saya mulai tergiur untuk berenang di pantai ini, walaupun disini ada larangan untuk berenang. tapi tetaplah mereka berenang dan menyewa busa pelampung.

PERINGATAN!!!

Dan saya mulai bosan dengan kamera saya, melihat teman pada kegirangan berenang beradu dengan ombak membuat saya berpikir untuk gabung bersama mereka. disinilah ada semacam tragedi yang menengangkan kami semua, saya dan teman saya berenang agak menjauhi pinggiran pantai karena tergiur mengejar ombak besar agar tersapu kencang ke pinggir pantai kembali dengan papan pelampung kami. tapi kami salah membaca arah ombak, arah ombak ternyata tidak lurus ke arah tepian pasir pantai melainkan ke arah tebing karang. tanpa sadar ombak membawa saya semakin dekat dengan tebing karang. dan ada seorang penjaga pantai meneriaki kami agar segera ke tepian, namun saya sudah sekuat tenaga berenang ketepian tenyata sangat susah menggapai tepian. namun saya sedikit beruntung bisa menggapai tepian sebelum ombak melempar saya ke tebing karang. sedangkan teman saya ini gak bisa berenang menyusul saya ke tepian dan dia semakin jauh dari tepian pantai dan mulai tak terlihat oleh kami karena dia sudah ada di balik tebing karang tersebut.

ditebing itulah terjadi tragedi
penjaga pantai menyadari salah satu dari kami telah terbawa ombak dan salah satu dari kami langsung memanjat tebing karang tersebut bersama penjaga pantai untuk melihat dari atas teman saya yang hanyut terbawa ombak. penjaga pantai yang cepat memanjat tebing karang tersebut mulai gak keliatan juga dan yang tersisa hanya kaosnya saja mungkin dia mencoba untuk turun ke perairan menyelamatkan teman saya yang hanyut. tetapi teman saya yang memanjat tebing ini malah gak melihat keduanya juga. saya langsung mencari jalan lain keluar kawasan pantai dan mencari pesisir pantai ke arah jalan pulang dan dari jauh keliatan 2 orang berjalan dijalanan beraspal, merekalah teman saya dan penjaga pantai tersebut. leganya minta ampun. syukurlah teman saya bisa selamat dari liarnya ombak dan ganasnya tebing karang. dan tak lupa kami banyak banyak terimakasih kepada penjaga pantai yang menjadi pahlawan kami pada saat itu karena menyelamatkan nyawa salah satu dari kami. kamipun langsung menyudahi dengan sia-sia ketegangan yang tak kungjung pergi. ternyata kita tidak bisa melawan ombak sekalipun kita bisa berenang dan yang terpenting itu adalah baca peringatan dan aturan sebelum turun ke pantai dan kami terlalu menghiraukan peringatan dan tak bisa membaca arah ombak pada saat itu.
Kami hanya bisa bersyukur kalau salah satu dari kami tidak ada yang terluka dan bisa melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya.

Perasaan masih terselimut ketegangan. tapi destinasi berikutnya perlahan mengusir perasaan itu, mengingat tempat yang akan kita kunjungi adalah tujuan utama kami ke Pangandaran ini. yang lalu biarlah berlalu, sesuatu yang lalu adalah pelajaran berharga untuk dikenang.

Kami kembali lagi kesini, ke pintu gerbang Green Canyon dengan sebuah kepastian kalau loket sudah terbuka. antrian masih sedikit tanpa lama-lama kami masuk barisan. transaksi begitu cepat, tiket sudah didapat. pergi ke dermaga mengambil nomor antrian. satu per satu kapal kayu menghampiri dermaga. begitu kami dikapal kami berbincang dengan tour guide kami nanti disana berikut transaksi lain perihal pertambahan waktu kami nanti disana.

Kapal pun bersandar. segera kami memakai pelampung dan meninggalkan semua bawaan di kapal. kami berenang melawan arus dengan menggunakan tali yang telah disediakan. berenang melawan arus yang cukup deras memang agak menyulitkan. tetapi lama kelamaan mulai terbiasa dan arusnya mulai jinak. sesekali kami berenang dibantu oleh tour guide kami.

BATU PAYUNG
Pemberhentian pertama kami yaitu di Batu Payung. disana ada sebuah batu besar. disana para pengunjung mengadu nyali untuk lompat dari batu yang ketinggiannya antara 4-5 meter. siapa yang berani? langsung saja saya memanjat sisi tebing dan saya yang pertama menginjak batu ini diantara teman-teman saya. ini pengalaman pertama saya loncat ke perairan dengan ketinggian seperti ini demi memacu adrenalin. dan benar saja, rasa nagih langsung bermunculan dalam hati. saya langsung menarik teman saya yang masih mikir-mikir untuk terjun dari batu payung. liburan tuh harus berani menjajakkan segala tantangan yang ditawarkan. tantangan itu mengajarkan kita untuk lebih siap menghadapi tantangan berikutnya. ya istilah lainnya naik level dari 1 ke 2. masih banyak tantangan yang lebih besar di depan. diatas langit masih ada langit-langit yang lain untuk kita tembus!
berhasil meracuni teman-teman saya, sepertinya teman-teman saya merasakan hal yang saya rasakan juga, yaitu : KETAGIHAN. Benar bukan, teman?
tapi sayangnya saya gagal meracuni satu lagi teman saya.

Lanjut kembali berenang melawan arus yang harus kami jinakan mengikuti jejak guide yang memilih jalan agar kami dengan mudah melintasi perairan ini. jika arus deras, guide kami menuntun kami ke sisi ataupun sela-sela tebing. capek juga lama-lama berenang melawan arus yang cukup deras disini. akhirnya sejenak berhenti di batu besar duduk-duduk mengatur nafas sambil penasaran akan dibawa ketempat istimewa manakah lagi kita? saya langsung nanya ke guide kami, "apa masih lama ketempat yang akan kita tuju?". guide kami pun menunjuk kearah atas, lalu diatas kami ada beberapa orang dengan santainya duduk di tebing. disana ternyata ada "Kolam Putri" itulah nama yang diberikan penduduk sekitar untuk tempat itu. diatas sana ada kolam kecil yang bening, terkumpul dari tetesan batu stalaktit. konon katanya kolam ini tempat mandinya para putri. memanjat tebing disini agak sulit sedikit dibanding memanjat tebing dibatu payung. tapi setelah sampai atas kita bisa berendam menikmati beningnya kolam putri dan panorama sungai underground berlatar cantik tebing-tebing yang menjulang tinggi, sambil santai sejenaklah kami disini. Enjoy it!

Ini dia keseruan yang ditunggu-tunggu. terjun ke arus, hanyutkan badan diderasnya perairan sambil berenang dengan kecepatan tinggi melewati satu persatu batu alam yang super gede-gede yang tertancap disepanjang perairan sungai underground ini. tak lupa mampir lagi ke batu payung. karena teman saya satu lagi yang belum berani sebelumnya ingin merasakan sensasinya terjun bebas dari Batu Payung. rugi kalau gak ngerasain tantangan seperti ini, pasti berkesan sampai dibawa pulang deh!

Cuma 1 loncatan saja, kami semua mengakhiri perjalanan air ini sebelum kita naik ke kapal. dan ternyata, kita naik bukan dari tempat awal kapal menurunkan kami pada saat itu melainkan lebih kedepan lagi sampai keluar dari tebing-tebing. kami berenang diantara kapal kayu yang berlalu-lalang, sepertinya baru kali ini saya berenang bareng kapal-kapal untuk nyamperin kapal sendiri.

Cantiknya panorama hijaunya sungai yang diapit dua tebing yang gagah memiliki pesona yang khas untuk kita nikmati. karena gak cuma panoramanya aja yang bisa kita pandangi tapi menikmati jernihnya aliran sungai bisa bikin betah gak mau pulang! ini baru yang bisa kita sebut "The Real Sungai", karena warna airnya gak coklat butek ataupun hitam (limbah) kayak di Jakarta contohnya. ^^

Waktu udah mepet, detik-detik tenggelamnya matahari memaksa kami untuk segera ke penginapan karena perjalanan kami masih harus ke Yogyakarta. tapi sebelumnya saya mendesak untuk sekalian mampir ke Pantai Batu Hiu dulu, kan sayang kalau gak berpijak ke tempat-tempat menarik di Pangandaran ini.

Kami gak menyesal untuk mampir kesini. pantai yang dihiasi batu-batu karang yang besar dan tinggi serta terdapat bukit mengantarkan kami untuk melihat hamparan dan deburan ombak dari atas bukit. tapi sayang pada saat itu langit mendung dan menyembunyikan senja yang manis dari kami.
Singkat saja kami mengakhiri semuanya di Pantai Batu Hiu ini. Semua destinasi dari sungai hingga pantai sangat sangat memuaskan terbayar disini, gak ada penyesalan dari budget yang telah keluar. memang benar, membeli pengalaman dari alam sebanding dengan apa yang kita korbankan pada saat itu tapi sangat membekas kenangannya seumur hidup.

"Tetap jaga alam kita, agar alam pun menjaga kita disetiap langkah yang kita pijak!"


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

© backpackerindonesia.com