© backpackerindonesia.com
Awal mula aku ingin ke Aceh karena selama ini jalan-jalan keliling Indonesia, kepikiran “kenapa ga mulai dari ujung paling barat Indonesia?” kalau boleh malah bisa keliling Indonesia dari Sabang sampai Merauke (Amiiin). Malahan aku kepikiran pengen banget datang ke Masjid Raya Baiturrahman yaitu sebuah masjid Kesultanan dengan arsitektur seperti Taj Mahal yang tetap berdiri megah saat terjadi Gempa dan Tsunami pada tahun 2004 yang meluluh lantahkan sebagian wilayah Aceh. Ada hikmah dibalik semua itu, sejak bantuan datang dari berbagai negara dalam rangka kemanusiaan Aceh justru menjadi salah satu tempat pariwisata dari berbagai pelancong luar negeri, terlihat dari banyaknya orang asing yang lebih ramai datang ke Pulau Weh dibanding wisatawan domestik. Dan ternyata pada jaman dulu kalau mau naik haji ke Mekah menggunakan kapal laut dan wajib karantina di Pulau Rubiah, Sabang maka dari itu Aceh disebut dengan Serambi Mekah.
Berbekal segala informasi yang aku dapat untuk membuat jadwal perjalanan serta perkiraan biaya dan mencari teman yang bersedia hidup share cost selama 9 hari keliling Aceh dan Medan 10 -18 Oktober 2015. Akhirnya terkumpul 6 orang yang mau hidup share cost selama di Aceh dan Medan, dengan meeting point kota Medan untuk menekan biaya tiket pesawat teman-teman dari Bandung, Surabaya dan Balikpapan. Boleh dikatakan ini ide yang nekat karena semua tidak ada DP, ya kami berjalan sesuai kaki ingin melangkah dengan terhalang berbagai masalah cuaca, waktu dan sebagainya, tetapi beruntung kami bertemu orang-orang baik selama perjalanan yang mau membantu kami memberikan tumpangan dan informasi. Perjalanan ini juga bukan perjalanan yang kata orang “backpacker” karena kami kadang juga nginap di penginapan ber AC dan kadang juga sewa mobil biar lebih cepat. Tapi kami juga tetap mandiri dengan membawa tas punggung kami yang isinya udah ga jelas dengan berat berkilo-kilo dan berjalan kaki kesana kemari selama 9 hari. Kami hanya pejalan yang ingin menikmati perjalanan dengan cara kami sendiri: keliling Indonesia, menikmati alam dan mengenal penduduk dan budaya-nya.
Selama di kota Aceh, para pedatang wajib mengikuti aturan yang berlaku bahwa para wanita menggunakan pakaian sopan panjang dan berkerudung karena di sana banyak petugas adat yang akan memberitahu jika kita tidak mengikuti aturan. Banyak kejadian-kejadian lucu yang berhubungan dengan pakaian dan kadang malu buat diceritain, sampe akhirnya kami merasakan juga pakai kerudung saat jalan-jalan ke Pantai. Serius panas bangeeeet, keringat menetes kencang di dalam badan. Kata teman, kalau ikhlas pasti ga berasa panas, tapi berhubung kita manusia biasa jadi bawaannya haus terus. Beruntung di Iboih dan Sabang tidak seketat kota Aceh jadi kami bisa menikmati pantai dengan cara yang lebih nyaman (baca: pakai celana dan kaos pendek).
Kalau di Aceh berkelana ke pantai dan tempat wisata maka ke Medan, Sumatera Utara kami banyak mengunjungi tempat ibadah beberapa agama dengan bangunan arsitektur yang mengagumkan! Di Pulau Samosir kami banyak mengunjungi situs-situs tua dan kuburan tua dengan bentuk bangunan besar yang menjadi kekayaan leluhur orang Batak, suku asli orang Medan. Belum lagi sajian pemandangan alam Danau Toba yang sungguh luas seperti lautan. Melihat Samosir seperti melihat paket komplit di Tanah Batak dari budaya, adat sampai alam.
Berikut adalah jadwal perjalanan kami selama 9 hari di Aceh dan Medan serta beberapa informasi perjalanan :
Hari 1 : Medan
Sabtu, 10 Oktober 2015
11.30 – : Tiba di Airport Kualanamu
14.00 – 16.00 : Perjalanan dari Kualanamu ke kota Medan. Sewa mobil Rp 250.000,- / 7 jam keliling Medan. Ternyata Medan macet total kalau Sabtu.
16.00 – 17.00 : Makan di restoran Tip Top katanya sih terkenal terbukti tempat duduknya penuh terus. Yang spesial Steak Lidah dan nasi goreng spesial. Bitterbalen Rp 15.000,-
17.00 – 17.30 : Jalan-jalan ke depan Rumah Tjong A Fie
17.30 – 19.00 : Magrib di Mesjid Raya Medan
19.00 – 19.30 : Tiba di pool Sempati Star.
21.30 – : Berangkat dari Medan ke Aceh Rp 180.000,- bus VIP. Serius ini bus paling OK yang pernah dinaikin, kursi Garuda kalah deh sama bentuk kursi ini yang didesain memang buat tidur 12 jam, lengkap dengan selimut tebal Hello Kitty dan bantal tidur. Tidur nyenyak sampe Aceh melewatkan rute yang berliuk-liuk yang disponsori oleh Antimo ^_^
Info Sempati Star – Medan :
Jl. Asrama Pondok Kelapa No 19-20 Telp :081396633133/061-8440715
Driver di Medan : Bp Tio 082160381900
Hari 2 : Aceh
Minggu, 11 Oktober 2015
08.00 : Sampai di terminal Aceh
08.00 – 08.30 : perjalanan Terminal ke Pelabuhan Ulee Lheue. Ketemu orang baik yang mau anterin kita ke pelabuhan dan traktir sarapan. Rejeki anak-anak soleha dan tampang setiap ditanya mau naik apa, jawabnya ga tau. Soalnya belum tau mau nego gimana.
08.30 – 09.00 : Beli tiket kapal ferry ekonomi Rp 27.000/ org, VIP Rp 90.000,-
09.00 – 10.00 : sarapan di rumah makan Ulee. Nyobain lontong medan, mie aceh, kue lapis. Di Aceh ga pagi ga malem semua orang minum kopi di warung kopi.
11.00 – 12.30 : Perjalanan kapal ferry lambat Rp 27.000,- upgrade VIP Rp 20.000,-
12.30 – 13.30 : Perjalanan Pelabuhan Balohan ke Pantai Iboih
13.30 – 14.00 : cari penginapan dan nego
Kipas, kamar mandi dalam, Rp 200.000,-
AC, kamar mandi dalam, TV, Rp 250.000,-
Extra Bed Rp 50.000,-
Ambil penginapan AC + extra Bed : Rp 300.000,-
14.00 – 15.00 : Pantai Gapang
15.00 – 15.30 : Foto-foto di Penginapan Seulako. Dinamakan Penginapan Seulako karena di depannya Pulau Seulako, untuk diving. Harga penginapan disini Rp 200.000,- Rp 250.000,-
15.30 – 16.00 : Perjalanan ke Nol Kilo Meter
16.00 – 18.00 : Foto-foto di Nol Kilo Meter. Menikmati rujak aceh dan kelapa muda.
18.00 – 18.30 : kembali ke hotel
19.00 – 20.30 : Makan sate gurita dan martabak telor di di pinggir Pantai Iboih
Info
Tiket Masuk Pelabuhan Ulee : Rp 5.000,-
Tiket Masuk area pantai Iboih : Rp 10.000,-
Tiket Masuk Nol Kilometer : Rp 10.000,-
Sate gurita : Rp 20.000,- / porsi
Sarapan nasi uduk : Rp 10.000,-
Martabak telor Rp 10.000,-
Rujak Aceh : Rp 10.000,-
Driver selama di Sabang : Bang Mizi HP : 081377150400
Sinyal kuat di Sabang hanya keluarga Simpati, yang lain jadi fakir WIFI
Hari 3 : Snorkeling di Iboih, Sabang, Aceh
Senin, 12 Oktober 2015
06.00 : Bangun pagi jalan-jalan ke bukit belakang Pantai Iboih
ci
07.00 – 08.00 : ke Pantai Teupin Layeu
08.00 – 08.30 : Sarapan nasi uduk di Pantai Iboih
09.00 – 12.00 : Snorkeling di depan Pulau Rubiah
12.00 – 14.00 : Istirahat & makan siang di Alfatin Cafee Pulau Rubiah
14.00 – 15.00 : Snorkeling di depan Pulau Rubiah (taman nemo)
15.00 – 16.00 : Snorkeling di belakang Pulau Rubiah, melewati rumah karantina asrama haji jaman dulu. Serius kalau belum bisa renang-renang amat jangan ikutan snorkeling ke sini tanpa pelampung. Mau snorkeing aja jalan mundur pake fin dari pinggir pantai ke laut, berenang diantara pasir dan batu karang sambil mata awas jangan sampe kena bulu babi. Berenang melawan arus berkilo-kilo meter cuma liat batu besar di dasar laut yang lumayan dalem. Tapi perjalanan ke sana bisa ngeliat Morea laut, dan hewan-hewan laut lainnya. Kelar renang dari sini berasa langsung jadi atlet renang *fiuuuh untung udah lulus dan nekat bisa renang
Info :
Sewa Boat untuk pulang pergi : Rp 200.000,-
Sewa Boat untuk pulang pergi & keliling pulau : Rp 250.000,-
Sewa Boat untuk pulang pergi dengan glass bottom (bisa melihat ikan dari dasar perahu): Rp 250.000,-
Sewa fin, alat snorkel, masker dan life jacket :Rp 45.000,- (kalau satuan Rp 15.000,-)
Hari 4 : Keliling Sabang, Aceh
Selasa, 13 Oktober 2015
07.00 : Sarapan
07.30 : Cek out hotel Iboih
07.30 – 08.30 : Goa Sarang lewat Hutan. Hati-hati ada jalanan rusak. Kiri kanan pemandangan hutan dengan cot seribe (kelok seribu) dan monyet liar
08.30 – 09.30 : Pantai Pasir Putih
09.30 – 10.00 : Berhenti di Desa Pasiran, melihat Pulau Klah dari atas dan Pulau Selako dari seberang. Serius baguuuus banget, sayang Aceh sudah kena musibah asap
10.00 – 11.00 : Tugu Sabang Merauke
11.00 – 12.00 : Pantai Kasih
12.00 – 13.00 : makan siang di warung Kak Nas (kakak Bang Mizi), murah meriah. Makan sayur khas Aceh seperti lodeh isi jantung pisang, buah pepaya.
13.00 – 14.00 : cari oleh-oleh di Pasar Sabang dan Piyoh
14.00 – 15.30 : Kelok Delapan, Goa Jepang view Pantai anoi hitam. Baguuuuus banget. Leyeh-leyeh di sini gelar tiker sambil leyeh-leyeh baca buku dan makan snack enak banget
15.30 – 16.30 : Makan di Freddies Hotel, Pantai Sumur Tiga. Di sinilah akhirnya ngeliat yang namanya beneran Cafe kayak di Bali atau Gili Trawangan. Harganya juga murah meriah.
16.30 – 18.30 : Nikmatin sunset di Sabang Fair
18.30 – 20.00 : Ke penginapan di Sabang. Mandi.
Harga penginapan 100ribu / kamar / malam, kipas, kamar mandi di luar. Extra Bed 50ribu.
20.00 – 21.00 : Ke Mesjid Raya Sabang, mending pake baju serbang panjang dan kerudung kalau ga mau disamperin petugas adat. Lanjut cari WIFI dan minum kopi aceh, roti srikaya, Mie Aceh di warung kopi yang rameeee banget di deket Mesjid Sabang. Tapi kalau perempuan mending jam 22.00 udah pulang, soalnya ga ada perempuan yang keluyuruan malem kecuali kita yang fakir WIFI (Gubraaaaak).
Hari 5 : Sabang & Aceh
Rabu, 14 Oktober 2015
06.30 : Cek out
06.30 – 07.00 : Sarapan di warung Kak Nas. Murah meriah semua Rp 10.000,-
07.00 – 07.30 : Beli Tiket Ferry
08.00 – 09.30 : Naik Ferry Pelabuhan Balohan ke Pelabuhan Ulee Lheue. Beli kelas ekonomi aja, abis itu upgrade VIP di dalem.
10.00 – 11.30 : Kapal PLDT Apung
11.30 – 13.00 : Makan Ayam Tangkap di RM Khas Aceh Rayeuk 1. Jl. Banda Ceh, Medan KM 3,5 Lueng Bata – Banda Aceh Telp : 0811689122. Ayam Tangkap Rp 60.000,- untuk 3 orang, Daging Panggang kecil-kecil Rp 10.000,-, Capcay Rp 30.000,-
13.00 – 13.30 : Museum Aceh
13.30 – 14.00 : Museum Tsunami
14.00 – 15.00 : Mesjid Raya Baiturahman & Pasar Atjeh
15.00 – 15.30 : Beli oleh-oleh dekat Mesjid Raya Baiturahman
16.00 – 18.00 : Masjid Rahmatullah, Lampuuk Lokhnga & Pantai Lampuuk
18.30 – 19.00 : Warung Kopi Solong, minum kopi sambil makan kue-kue lucu khas Aceh. Jauh-jauh ke Aceh yang paling terkenal PIA kacang (ga jauh beda sama Yogya, tapi ini ada versi imut sampe gede)
19.30 : Terminal Bus Aceh, naik Sempati Star menuju Medan.
Info :
Sempati Star – Banda Aceh : Terminal Batoh Telp : 085260721356/ 0651-635078
Driver di Aceh : Pak Firdaus 082161253231
Hari 6 : Medan
Kamis, 15 Oktober 2015
07.00 : Sampai di pool Sempati Star
07.00 – 08.00 : Mandi & Sarapan Mie Balap
08.00 – 09.30 : Gereja Khatolik Graha Santa Maria Annai Velengkani
10.00 – 11.00 : Istana Maimoon. Masuk bayar Rp 5.000,-/ org. Lihat Meriam Rp 3.000,-. Sewa Baju Rp 10.000,- seru-seruan pake baju adat biar kayak puteri-puteri melayu lagi arisan :)
11.00 – 14.00 : Perjalanan Medan ke Pemantang Siantar lewat hutan karet dan sawit tanpa sinyal
14.00 – 15.00 : Makan siang di daerah Siantar, belakang toko Roti Ganda. Roti Ganda Rp 17.000,-/ porsi. Kalau makan mie atau nasi campur Babi disini murah meriah dan banyak. Yang susah nyari makanan muslim.
15.00 – 15.30 : Vihara Avalokitesvara, Siantar. Patung Dewi Kwan Im-nya gede banget.
15.30 – 16.45 : Pemantang Siantar ke Tiga Raja, Danau Toba
17.00 – 17.45 : Perjalanan dari Tiga Raja ke Tuk Tuk, Samosir
18.00 : Menginap di Zoe Homestay, Samosir dekat dari tempat perhentian kapal di Tuk Tuk. Hasil tawar menawar Zoe Homestay harga Rp 100.000,- / kamar / malam, non AC, extra bed Rp 20.000,-
19.00 – 20.00 : Makan malam di Rumah Makan Islam Murni, Tuk Tuk. Nyobain Sayur Ubi tumbuk & Sambal Kerang
Hari 7 : Samosir – Desa Tongging
Jumat, 16 Oktober 2015
07.30 – 08.00 : Sarapan di RM Muslim Tuk Tuk
Sewa motor keliling Samosir Rp 80.000,-/ motor
09.00 – 09.30 : Museum Simanindo & Hutabolon. Masuk bayar Rp 10.000,-. Kalau lihat Sigale-gale bayar Rp 50.000,-/ org
10.00 – 10.30 : Pantai Batu Hoga
10.30 – 10.45 : Pantai Indah Situngkir
10.45 – 11.00 : Pantai Putih Parbaba
11.00 – 12.00 : Pemandian Air Panas/ Hot Spring
12.00 – 12.30 : Batu Kursi Persidangan Siallagan, tiket masuk Rp 3.000,-
13.00 – 14.00 : Makam Raja Sidabutar. Kalau lihat Sigale-gale bayar Rp 80.000,-/ org
14.00 – 15.00 : Belanja oleh-oleh & makan siang
15.00 – 16.00 : Cek Out & nyebrang dari tuk Tuk ke Tiga Raja naik kapal
16.00 – 18.00 : Jalan kaki & naik angkutan Rp 4.000,- ke Prapat lanjut naik bus tujuan Siantar Rp 15.000,-
18.00 – 20.00 : Naik Bus Elf dari Siantar ke Merek (daerah menuju Desa Tongging) Rp 20.000,-
20.00 – 21.00 : Naik bentor dari Merek ke Wisma Sibayak Rp 50.000,-/ bentor
21.00 : Menginap di Wisma Sibayak, makan malam
*Ternyata jauh-jauh keliling Pulau Samosir yang dikelilingi Danau Toba terus keluar Samosir naik bus ke Siantar, lanjut Kabanjahe, lanjut ke Desa Tongging eh pas malem-malem ngeliat bukit-bukit dan gemericik air ternyata kita masih tinggal di belakang Danau Toba. Danau Toba luas bangeeeeet *_*
Hari 8 : Desa Tongging – Medan
Sabtu, 17 Oktober 2015
07.00 – 08.00 : Jalan kaki keliling Danau Toba, Desa Tongging & Sarapan
09.00 : Cek Out, menuju Air Terjun Sipiso-Piso numpang mobil bak
09.00 – 11.00 : Air Terjun Sipiso-Piso. Tiket Masuk Rp 4.000,-
11.00 – 12.00 : Naik bus Sinar Pagi / Sipadan dari Merek ke Simpang 6 (Kaban Jahe)
12.00 – 13.00 : Naik angkutan Sigantang Sira ke Pagoda (Taman Lumbini)
13.00 – 14.00 : Taman Lumbini, Berastagi
14.00 – 15.00 : Naik angkutan Lumbini ke Berastagi
15.00 – 17.30 : Makan siang & keliling Pasar Berastagi
17.30 – 20.00 : Naik Bus dari Berastagi ke Medan, menuju hotel Residence
22.00 – 23.00 : Makan malam di kota Medan, di cafe kecil dekat Mesjid Raya
Hari 9 : Medan
Minggu, 18 Oktober 2015
08.00 : menuju Jl. Majapahit, tempat oleh-oleh Medan
09.00 – 10.00 : Belanja oleh-oleh Bika Ambon Hj. Lia Rp 50.000,-, Risoles Gogo Rp 2.200,-/ pc
10.00 – 10.30 : makan Soto Sinar Pagi Medan. 1 porsi Rp 25.000,-. Katanya soto paling terkenal di Medan, rameeeee banget
10.30 – 11.00 : beli oleh-oleh meranti Rp 55.000,- s/d Rp 75.000,-
11.00 – 13.00 : ke Rumah Tjong A Fie, Gubernur pertama Medan, orang Tionghoa. Tiket masuk Rp 35.000,-
13.00 – 15.00 : Center Point Medan
15.00 – 16.00 : ke Pintu Tol Amplas naik DAMRI ke bandara Kualanamu
18.35 : Flight Medan – Jakarta
Untuk rincian biaya plan awalnya perkiraan 3,6 juta, awalnya kita berfoya-foya di Iboih, lama-lama sadar diri dan mau nyoba makin irit yang penting bisa jalan-jalan. Akhirnya ga hanya biaya mobil, penginapan yang kita share sampe makanan aja kita kadang sepiring ber 2 atau ber 5 biar murah meriah, belom lagi tampang-tampang masih ABG dianggep anak kuliah jadi harga naik angkot dikasih diskon *_* Hahaha… rasanya seru tiap malem selalu berhitung pengeluaran hari ini dan plan biaya besok-nya. Jadilah kita ga hanya cewek-cewek rumpi, tapi juga arisan tiap malem.
Dan akhirnya selesai juga perjalanan keliling Aceh dan Medan selama 9 hari. Terima kasih buat teman-teman yang selalu bersama hampir 9 hari perjalanan share apapun. Terima kasih buat orang-orang baik yang selalu membantu kami selama perjalanan memberikan tumpangan gratis sampe makan gratis. Semoga rejeki-nya berlimpah yaaa…
Ga sabar untuk bisa jelajah pulau-pulau di Indonesia!
karena pada akhirnya perjalanan adalah sebuah proses
Pemilik blog cindiltravel.wordpress.com yang cuma pengen jalan-jalan keliling Indonesia.
Cerita lengkap di :
https://cindiltravel.wordpress.com/2015/10/25/9-hari-berkelana-ke-serambi-mekah-sampai-tano-batak/
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com
pd. 31 Okt. 2015, 11.19
@ssgin : penginapan di sabang lupa namanya tapi dekat sekali dengan masjid raya sabang dan di pinggir jalan. Penampakannya kayak rumah tua. Kebetulan pemiliknya teman bang mizi, driver kami.
Kalau di Samosir kami nginap di Zoe Homestay. Yang punya namanya bang Zoe. Dekat dengan tempat perahu turun dari Tuk Tuk.
Balas Suka 0pd. 28 Okt. 2015, 12.51
Boleh tau penginapan yg digunakan di sabang n toba..? Mau buat referensi soalnya tahun depan mau jalan kesana juga.. :D
Balas Suka 0