Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

Alternatif Nge-Mall: 13 Ide Weekend Escape Seru Untuk Lari Dari Hectic-nya Kehidupan Jakarta

tamasyeah
tamasyeah, pada 22 Juli 2017, 18.45
di Tanya & Jawab

Biasanya kalau weekend di Jakarta, daerah yang macet adalah di sekitaran mall karena orang berbondong-bondong cari hiburan kesana. Misalnya, kaya mau ke Grand Indonesia yang masuk ke tempat ambil tiket parkir aja bisa setengah jam, terus cari parkir setengah jam, sampe keluar parkiran aja bisa satu setengah jam. Udah lah di weekdays hectic macet dan kegiatan lainnya, ini di weekend mau cari hiburan juga setipe hectic-nya. Nah makanya kita kasih alternatif dari nge-mall kala weekend dengan 13 ide weekend escape yang seru untuk lari dari hectic-nya kehidupan Jakarta. Daerahnya ga jauh-jauh amat dari Jakarta jadi bisa banget didatengin saat weekend dan kamu tetep bisa mendapatkan pengalaman dan suasana baru, pokoknya bakal ngebuat kamu siap lagi menghadapi hectic-nya kehidupan saat weekedays!


1. PENGALAMAN MELIHAT RATUSAN LUMBA-LUMBA SECARA LANGSUNG DI LAUTAN LUAS DI TELUK KILUAN, LAMPUNG

Buat kamu yang cuma pernah lihat lumba-lumba di Ancol atau bahkan cuma sebatas lihat di film, coba deh ke Teluk Kiluan di Lampung. Lokasinya deket, cocok untuk jadi destinasi weekend escape dari Jakarta, tinggal nyebrang naik feri dari Pelabuhan Merak di Banten. Teluk Kiluan berada sekitar 80km dari Kota Lampung, tapi untuk sampai kamu membutuhkan 3 sampai 6 jam dengan perjalanan mobil karena jalanannya rusak dan berlubang sehingga memakan waktu yang lebih lama dari seharusnya. Tapi, semua lelah langsung terbayar begitu kamu sampai di Desa Kiluan Negeri dengan air lautnya yang tenang dan jernih.

Supaya bisa melihat lumba-lumba di lautan bebas, kamu harus bangun pagi dan berangkat sekitar pukul 06.00 dengan kapal ketinting. Buat kamu yang bingung kapal ketinting itu apa, ini merupakan kapal khas Teluk Kiluan. Kamu bisa menyewa kapal ini dengan harga Rp 250.000 (2016) untuk tiga orang. Kapalnya kecil dan tak beratap dengan yang menjadi ciri khasnya adalah penyangga bambu di kanan dan kirinya sebagai penyeimbang, jadi bikin agak deg degan naik ini ke tengah laut ya..

Kira-kira setelah 1 jam perjalanan kamu sudah sampai di tengah laut tempat dimana gerombolan lumba-lumba ini berkumpul. Mulai dari sini, kamu harus siap-siap pasang mata untuk cari-cari kawanan lumba-lumba yang berenang di samping atau depan kapal kamu. Teluk Kiluan merupakan salah satu jalur yang sering dilewati oleh ratusan lumba-lumba hidung botol dan lumba-lumba spinner. Lumba-lumba ini suka bermain dan mendekati kapal-kapal yang ada, jangan kaget kalau ada lumba-lumba dengan jarak dekat di samping kapal kamu yang tiba-tiba melompat mencari perhatian kamu. Maka dari itu, selain pasang mata, siap-siap juga untuk pasang kamera Gaes untuk memotret atau merekam momen terdekat kamu dengan lumba-lumba liar yang sedang bermain-main bebas di lautan luas.

Highlight di Teluk Kiluan memang melihat lumba-lumba, tapi kamu juga bisa melakukan beberapa hal seru lainnya saat kamu main kesini, seperti misalnya melihat penyu hijau dan penyu sisik yang bersarang di pantai sekitar Teluk Kiluan.

Atau mengunjungi Pantai Laguna yang memiliki beberapa laguna yang terlihat seperti private nature pool di pinggir laut. Butuh perjuangan untuk sampai ke sini, mulai dari naik turun bukit sampai melewati jalan penuh karang yang salah-salah bisa bikin kaki lecet, makannya menggunakan sandal yang proper merupakan salah satu cara mengurangi penderitaan perjalanan kamu. Tapi sesampainya di sana, dijamin kamu langsung nyebur dan lupa sama kesengsaraan yang dirasa sebelumnya.

2. MENYAKSIKAN GAJAH YANG TIDAK LIAR DI ALAM LIAR WAY KAMBAS, LAMPUNG

Kayanya di Lampung emang banyak hewan-hewan lucu yang bisa dilihat langsung di habitatnya ya, selain lumba-lumba yang tadi udah dibahas, satu hewan lucu lain yang ada di Lampung adalah Gajah Sumatera yang ada di Taman Nasional Way Kambas. Jaraknya kira-kira 110 km dari Kota Bandar Lampung dan merupakan salah satu cagar alam tertua di Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1937.

Gajah yang ada di dalam Taman Nasional Way Kambas merupakan spesies Gajah Sumatera atau Elephas Maximus Sumatranensis yang merupakan salah satu subspesies gajah Asia. Berbeda dengan Gajah Afrika, Gajah Sumatera ukuran tubuhnya lebih kecil dengan tinggi bahu berkisar antara 2 - 3 meter. Di Taman Nasional Way Kambas ini, kira-kira ada 200 ekor Gajah Sumatera yang hidup di alam liar.

Awalnya, Taman Nasional ini didirikan sebagai tempat untuk melindungi Gajah Sumatera dari kepunahan akibat pembakaran hutan dan perburuan liar. Lama kelamaan, Gajah di Way Kambas juga dilatih untuk membantu manusia. Pada zaman kerajaan dahulu, gajah digunakan pada acara seremonial dan peperangan. Selain itu, juga untuk membantu mengangkut kayu dan membajak sawah.

Sekarang, fungsi Taman Nasional Way Kambas sudah melebar, bukan hanya sebagai pusat pelestarian mamalia besar ini aja namun juga sebagai wahana edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian gajah sumatera. Di sini, kamu bisa menyaksikan gajah-gajah ini dari dekat. Ngga perlu takut, karena pada dasarnya mereka sudah jinak karena sudah terbiasa dengan kehadiran manusia. Bahkan kalau kamu mau, kamu bisa juga loh merasakan pengalaman naik gajah mengelilingi Taman Nasional Way Kambas yang tentunya bakal memberikan pengalaman berbeda untuk kamu karena rasa-rasanya seperti sedang naik gajah di alam liar!

Detail Informasi

Harga : tiket masuk Way Kanan Resort untuk konservasi Gajah Sumatera Rp 20.000 (2016) per orang

Alamat : Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur.

Kontak : 0725 - 44220 (Kantor Departemen Kehutanan Lampung)

3. EXPLORE KOTA CIREBON, BUAT YANG UDAH BOSEN SAMA BANDUNG!

Kalau kamu sudah penat di Jakarta karena macet tapi mau jalan-jalan menikmati daerah perkotaan biar ga ribet, nah pas banget kamu pergi wisata ke Cirebon. Jaraknya cuma 3 jam dari Jakarta lewat Tol Cipali atau bahkan 1,5 jam naik kereta api super cepat.

Ada beberapa tempat wisata populer yang bisa kamu explore disana, mulai dari mendatangi Keraton Kasepuhan yang merupakan keraton pertama di Cirebon dibangun pada tahun 1529 sekaligus keraton termegah dengan arsitekturnya yang bersejarah dan terawat dengan baik hingga sekarang. Keraton ini dikelilingi tembok bata berwarna merah yang khas dengan bangunan utamanya berwarna putih. Di dalamnya terdapat ruang tidur dan singgasana untuk sultan.

Selain itu, ada pula Komplek Goa Sunyaragi di Kelurahan Sunyaragi yang namanya berasal dari bahasa Sansekerta, ‘sunya’ berarti sepi dan ‘ragi’ berarti raga. Dinamakan demikian karena dulunya digunakan oleh keluarga kerajaan sebagai tempat untuk mencari ketenangan. Namanya dalem banget ya Gaes, ga heran sampai sekarang menyimpan banyak mitos. Kalo dilihat-lihat, bangunannya mirip candi yang terdiri dari dua bangunan utama yaitu pesanggrahan yang di dalamnya terdapat beberapa ruangan seperti ruang tidur dan juga goa yang menyerupai goa berlabirin.

Goa Sunyaragi menjadi sangat unik karena bangunannya yang terbuat dari semacam batu karang yang di beberapa sudutnya terdapat ukiran-ukiran patung yang bercerita. Menjadikan Goa Sunyaragi ini menarik untuk dijadikan tempat fotoan. Jadi, selain dapet wawasan tentang sejarahnya, kamu juga dapet stok foto buat update di Instagram.

Setelah puas keliling Cirebon buat belajar sejarah dan budayanya, lanjut wisata kuliner yang khas di Cirebon seperti tahu gejrot, empal gepuk, Mi Koclok, dan yang paling terkenal yaitu Nasi Jamblang. Nasi Jamblang adalah nasi putih yang ukurannya kecil, dibungkus dengan menggunakan daun jati agar tetap pulen. Dinamakan Nasi Jamblang karena pada masa pembuatan jalan Anyer-Panarukan, masyarakat dari Desa Jamblang ditugaskan untuk memberi makanan kepada pekerja dalam bentuk bungkusan nasi. Kalau kamu tertarik untuk mencoba, ada beberapa tempat yang terkenal enak yaitu Nasi jamblang Ibu Nur dan Nasi Jamblang Mang Dul.

Setelah kenyang menjajal kuliner Cirebon, saatnya untuk kembali ke Jakarta. Tapi, jangan lupa mampir ke tempat batiknya yang terkenal yaitu Batik Trusmi yang menjual berbagai souvenir dan batik khas Cirebon yang cocok untuk oleh-oleh. Batik Trusmi ini berada di daerah Plered dan merupakan salah satu ikonnya kota Cirebon, sekaligus ikon batik dalam koleksi kain nasional. Biasanya, orang datang ke sini untuk membeli oleh-oleh selepas jalan-jalan di Cirebon, karena selain menjual barang khas Cirebon, harganya juga lumayan terjangkau dan kamu bisa membeli secara eceran maupun grosir.

Alternatif lain untuk oleh-oleh adalah kerajinan kerang khas Cirebon yang banyak dijadikan perabot rumah tangga seperti vas, lampu, dan aksesoris untuk wanita serperti gelang dan kalung. Cirebon memiliki sumber kerang yang berlimpah karena berbatasan langsung dengan Pantai Utara Laut Jawa. Selain kerang, Cirebon juga kaya akan udang makanya sering disebut kota Udang. Kamu bisa juga membawakan oleh-oleh khas Cirebon yaitu makanan olahan udang dan ebi.

4. WISATA BUDAYA KE KAMPUNG BADUY DI BANTEN

Kampung Baduy letaknya di Desa Cibeo, sekitar 40 km dari Rangkasbitung. Dari Jakarta kamu bisa naik kendaraan pribadi atau bus ke Rangkasbitung lalu perjalanan dilanjutkan ke Ciboleger. Nah dari Ciboleger ini semua kendaraan harus ditinggal dan untuk sampai ke Kampung Baduy-nya kamu harus jalan kaki. Gaes.. Jalurnya naik turun dan menantang! Kalau kamu merasa mungkin ngga kuat, kamu bisa menyewa porter untuk membawakan barang-barang kamu

Suku Baduy yang tinggal di Kampung Baduy merupakan suku asli masyarakat Banten dan masih memegang teguh ajarannya dari dulu. Mereka terbagi menjadi dua yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Suku Baduy Dalam benar-benar masih memegang ajaran leluhur dengan hidup terisolir dari dunia luar dan mereka memakai baju serta ikat kepala yang serba putih. Walaupun begitu, kamu tetap bisa mendatangi Suku Baduy Dalam dan merasakan pengalaman tinggal bersama mereka untuk melihat kegiatan sehari-hari mereka. Karena kehidupan mereka yang masih terisolir, jangan lupa untuk membawa makanan untuk dimasak sebagai bekal kamu tinggal Baduy Dalam, karena kemana-mana jauh Kak!

Sementara itu, berbeda dengan Baduy Dalam, Baduy Luar juga masih memegang ajaran leluhurnya namun sudah lebih terbuka terhadap dunia luar. Mereka memakai pakaian hitam serta ikat kepala berwarna biru. Mereka terpisahkan dengan Suku Baduy Dalam karena telah melanggar adat masyarakat Baduy Dalam atau berkeinginan keluar dari Baduy Dalam atau juga karena menikah dengan anggota Baduy Luar. Contoh peraturan yang dilanggar misalnya penggunaan teknologi modern seperti handphone oleh Suku Baduy Luar, padahal dilarang oleh ajaran Baduy Dalam.

Kamu mungkin sering menemukan Suku Baduy di Jakarta sedang berjalan di pinggir jalan atau mall untuk menjual hasil alam mereka seperti madu atau kerajinan dari pohon. Bayangkan Gaes, demi menjajakan hasil alam dan kerajinan tersebut, mereka rela berjalan kaki selama berbulan-bulan ke Jakarta dan gilanya tanpa alas kaki! Karena ajaran mereka memang tidak memperboleh pengikutnya menggunakan transportasi modern dan alas kaki.

Yang menarik dari wisata kamu ke Kampung Baduy adalah kamu seperti hidup di masa lampau yang rumah dan lingkungannya masih asri. Rumah-rumah di sini semuanya masih terbuat dari bambu dan ijuk dan memiliki pendopo depan di masing-masing rumah. Membuat berkunjung dan menginap di sini akan memberikan pengalaman berbeda untuk kamu. Selain itu, uniknya di setiap rumah tidak memiliki kamar mandi jadi kalau mau melakukan ‘panggilan alam’ ya benar-benar harus melakukannya di alam yaitu sungai, tidak ada listrik atau bising jadi ketika malam hari, kamu bisa merasakan keheningan total.

Jangan lupa berbincang-bincang dengan kepala suku atau Puun untuk mengetahui lebih dalam mengenai kebiasaan dan sejarah Suku Baduy. Anyway, karena di sini masih asri, terisolasi dari dunia luar dan masyarakatnya amat percaya dengan adat istiadat serta ajaran leluhur, harap untuk menjaga sopan santun ya Gaes. Karena banyak cerita dimana orang-orang sering ‘ditegur’ ketika melakukan atau mengucapkan sesuatu yang tidak sopan.

5. MENGUNJUNGI SANG LEGENDA 'GUNUNG ANAK KRAKATAU' YANG TERKENAL DENGAN LETUSANNYA

Gunung Krakatau pernah meletus super hebat pada Agustus 1883 yang katanya bunyi letusannya kedengeran sampe Australia dan Sri Lanka. Kebayang ga Gaes sekenceng apa kira-kira? Letusan tersebut masuk ke dalam sejarah dunia sebagai letusan terbesar yang menyebabkan tsunami setinggi 30 meter dan debu vulkanis yang menutupi atmosfer hingga Nikaragua selama berhari-hari. Kebayang kan hebatnya letusan Ibu Krakatau tersebut yang sekarang meninggalkan Anak Krakatau dengan status aktif.

Walaupun aktif, kamu tetep bisa kok mengunjungi daerah tersebut untuk melihat Anak Krakataunya dan meng-explore pulau-pulau di sekelilingnya yang bagus buat snorkeling. Biasanya orang yang jalan-jalan ke Krakatau akan menginap di Pulau Sebesi yang merupakan pulau berpenghuni dan memiliki banyak homestay. Biasanya sebelum sampai Pulau Sebesi, kamu akan dibawa muter-muter dulu dari Dermaga Canti, tempat parkir kendaraan yang kamu sewa.

Muter-muternya akan ke Pulau Sebuku Kecil yang berjarak 1 jam perjalanan dengan kapal dari Dermaga Canti dan kamu bisa snorkeling di pantai dengan laut biru dan tenang ini. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Pulau Sebuku Besar yang bawah lautnya ngga kalah indah, tapi kamu harus hati-hati dengan ubur-ubur kecil tak kasat mata di sini yang bikin badan gatel-gatel dan bentol.

Setelah snorkeling di dua pulau tadi, biasanya kamu akan beres-beres di Pulau Sebesi dimana kamu bisa makan dan mandi di rumah warga atau homestay yang telah disediakan. Biasanya, kamu akan dibawa untuk melihat matahari terbenam di Pulau Umang-Umang yang dekat dari Pulau Sebesi, sekitar 15-20 menit naik kapal. Ketika kembali ke Pulau Sebesi, jangan lupa untuk charge segala gadget dan alat elektronik kamu karena listrik hanya hidup dari jam 6 sore hingga 12 malam.

Nah keesokan harinya kamu harus bangun pagi-pagi sekali, sekitar pukul 04.00 untuk melihat anak krakatau. Harus pagi-pagi karena kamu harus melakukan 2 jam perjalanan naik kapal untuk sampai ke Pulau Anak Krakatau yang dilanjutkan dengan trekking santai selama 30 menit ke lerengnya. Siap-siap dengan kondisi laut yang akan kamu lewati, karena ada pengalaman sebagian orang yang katanya ‘seru’.

Anak Krakatau tidak terlalu tinggi sebenarnya, tapi membutuhkan waktu yang lumayan untuk sampai ke atas karena medannya berpasir dan berkerikil sehingga orang yang menaikinya sering tergelincir. Kalau kamu mau tahu lebih banyak tentang gunung ini, kamu bisa tanya-tanya pemandunya juga Gaes. Jangan lupa untuk selalu mendengarkan kata pemandu dan batas-batas yang boleh dilewati ya kalau masih ingin lanjut snorkeling ke Lagoon Cabe

Wah manalagi ya yang bisa didatengi selain Mall? Cari tahu selengkapnya di https://rebrand.ly/Bwkndescp yuk!


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

gladismanja
gladismanja
gladismanja Newbie
pd. 16 Jan. 2018, 14.09

kalau holiday nya seperti ini harus di rencana jauh hari dan kalau bisa gak hari weekend

Suka 0
valentina4
valentina4
valentina4 Newbie
pd. 15 Des. 2017, 10.55

sepertinya menghilangkan penat dari hiruk pikuknya jakarta dengan mengunjungi gunung anak krakatau sangat efektif ya

Suka 0

© backpackerindonesia.com