Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

merambah Gn gede(jalur putri)

almatubari
almatubari, pada 15 Jan. 2013, 15.40
di Blog

Tepat pukul 18:30 di Desember tgl 28 penghujung tahun 2012 saya tiba dirumah setelah seharian bergelut dengan bertumpuknya komplain nasabah dikantor. penat rasanya isi kepala. Laju motor dengan kecepatan penuh di 20km/jam, kemampuan maksimal motor saya saat itu. sebagaimana kondisi kota jakarta dewasa ini, kau tidak akan dapat memaksimalkan kecepatan kendaraan meskipun kau memiliki superbike sekalipun karena jakarta adalah sejatinya kota supermacet.

Tiba dirumah, saya langsung me-ngepack carrier dengan berbagai macam barang pendukung hidup diudara dingin. Dengan terburu-buru saya jejali carrier saya seadanya, karena saya mendapat kabar dari seorang kawan bahwa harus berkumpul pukul 20:00 di terminal kp Rambutan,apa-apaan!tidak ada yang mengabari sebelumnya,atau memang saya yang jarang buka group di facebook. lupakan. tergopoh-gopoh saya berangkat tepat pukul 19:00, kemacetan tidak bisa terelakan karena saat itu adalah akhir pekan yang notabene kebanyakan orang berfikir "mau kemana kita,sayang?" atau "asik,libur panjang.bisa ketemu pacar!" atau seperti saya "duh,kenapa jam 8 sih!" sambil bergumam sendiri. Tiba diterminal pukul 21:00 dan sudah cukup banyak berkumpul kawan-kawan ILALANG lainnya. Rindu sekali dengan sekawanan mamalia pejalan kaki ini,penikmat keindahan, pendaki narsis,invalid dan penganut faham absolut "yang penting happy". sekitar pukul 23:00 kami meninggalkan terminal dan menuju meeting point kedua. Cipanas.

Sebagian kawan lainnya sudah menunggu di Cipanas tepat di rute masuk ke pendakian gn Gede jalur gn putri. Entah pukul berapa tepatnya saat itu kami tiba di Cipanas, malam yang sudah terlampau malam dan pagi yang terlalu pagi,dini hari. kawan2 yang di bogor dan sekitarnya sudah menunggu hampir satu juta tahun lamanya, mereka berserakan tak beraturan didepan minimarket. berjamur,ditumbuhi tanaman liar dan hanya tersisa belulang!. imajinasi liar saya bermain dikepala.

Singkat cerita, kami sudah berada dibasecamp pendakian tempat dimana perurusan izin ini dan itu. pendaki tidak boleh begini, tidak boleh begitu. merepotkan memang, tergolong gunung yang sedikit rumit perihal perizinannya jika dibandingkan gunung lainnya. tetapi peraturan tetaplah peraturan. izin selesai, mari mendaki. Menjelang subuh kami mulai menjejaki jalan setapak yang terdapat disamping perkebunan sayur penduduk setempat. Derap langkah kaki yang ditemani pencahayaan seadanya ditengah pekatnya malam yang terlampau pagi dan lagi antri. Hal yang memungkinkan kenapa ketika itu terbilang ramai pendaki tidak lain karena penghujung tahun. sekitar 30 menit berjalan diatas undakan buatan pengelola taman, lumayan menghasilkan keringat ditengan dinginnya udara pagi gunung. Persendian mulai memanas namun nafas masih dapat terkontrol. Bersyukur keadaan saya saat itu tergolong sedang fit, jadi tidak terlalu boros kalori, hanya saja saya tidak bisa menahan kantuk yang terasa sejak dibasecamp tadi. Mencuri-curi waktu untuk pejamkan mata ditengah saat-saat istirahat sangatlah menolong.

Saya terus menguntit langkah kaki kawan-kawan didepan saya, sesekali istirahat dilahan yang kontur tanahnya sedikit datar, dan biasa kita sebut bonus. saya dan dua kawan saat itu yang kebetulan berada di rombongan kedua terdepan tidak pernah habis bahan obrolan. Sepanjang jalan kami berbincang mengenai banyak hal, dari pekerjaan, mengenai nama pepohonan, percintaan dsb. ada pula yang sebenarnya tidak mendapat izin dari si pacar atas pendakian kali ini berhubung si pacar ulang tahun(oops!sorry drik ;p). kembali ke trek.

Hari sudah menjelang siang, si pemalas pun sudah menampakan sinarnya semenjak beberapa jam lalu. Sebagaimana karakter gunung di zona barat jawa, sangat dekat dengan kontur tanah yang basah dan lembab, berhubung saat itu bulan desember yang dikategorikan sebagai bulan terbasah karena curah hujan yang tinggi. vegetasi di ketinggian tertentu didominasi oleh tumbuhan rambat, anggrek, cantigi dan lumut yang menempel di pepohonan berbatang besar yang diselimuti kabut menambah sisi misterius hutan. Suara teriakan habitat Owa jawa terdengar jauh diatas pepohonan diikuti gesrekan dedaunan, menandakan mereka sedang mencari makan atau mungkin mencari pasangan, entahlah. Berjalan ditengah gerimis membuat saya dan yang lain harus lebih berhati-hati dalam melangkah. Sesekali saya terpeleset namun dengan banyaknya akar-akaran disekitar dapat membantu sebagai rambatan. Trek yang licin, tanjakan terjal dibumbui akar pohon yang terhampar di sepanjang trek mewarnai pendakian kali ini.

Menemukan trek yang landai setelah bertubi-tubi dijejali tanjakan terjal seperti hal terdampar digurun pasir lalu menemukan sepetak oasis berisikan air berlimpah. "setelah ini sudah lumayan enak treknya" ujar Hendrik, kawan saya yang sebelumnya sudah lumayan berpengalaman lewati trek gn Putri ini, berkali-kali. Lepaskan carrier dan saya pun menggelesor istirahat. Benar saja, setelahnya kaki kami sudah bisa menapak kokoh di dataran landai tanpa harus merambat di akar-akaran lagi. Tidak lama saya memasuki kawasan yang banyak ditumbuhi tanaman Cantigi, dan terlihat di penghujung jalan hamparan luas padang savana yang banyak ditumbuhi pohon edelweiss. Surya kencana, kami sampai. Beberapa kawan yang semula terdepan sudah berserakan bersandarkan carrier-carrier. Sambil menunggu kawan yang lain saya sempatkan istirahatkan persendian kaki yang sudah cukup panas semenjak di trek menanjak sebelumnya. Istirahatlah kawan.

Alun-alun Surya Kencana, akhirnya. Sebuah tanah lapang savana yang luas bermaniskan bunga edelweiss terletak diketinggian 2,750 mdpl disebeleh timur gunung Gede, dan kami berjalan ditengah-tengahnya. satu lagi keindahan atas mahakarya sang pencipta. Seketika peluh yang kami rasakan setelah sepanjang trek dijejali tanjakan terjal hilang tiada berbekas, hanya tawa dan canda kami di tengah padang rumput nan indah itu. Kami mendirikan tenda dipintu barat alun-alun, menjorok masuk didalam hutan tepat berada dekat trek puncak. Semuanya sibuk menyiapkan segala sesuatunya, menyiapkan peralatan memasak, mendirikan tenda
dan tertawa lepas atas candaan yang spontan terlontar. Keluarga. Rintik hujan di ikuti kabut tebal mewarnai sore itu, sementara yang lain diluar sambil memasak dan bercerita satu sama lain, saya mengistirahatkan persendian dan mata saya.

Tepat pukul 04:00 dini hari, saya terbangun untuk summit attack. diluar sudah berdiri azry sedang membangunkan kawan-kawan yang lainnya. Hawa dingin merasuk masuk ke celah jaket polar yang saya kenakan. Kami semua bersama-sama lakukan summit attack tanpa ada yang tinggal ditenda. Langkah mungil tidak saya biarkan berhenti tetap melaju ditengah udara dingin dan gelap yang pekat. Trek puncak terbilang sudah tertata rapi dengan bebatuan yang teratur. sekitar 30 menit saya dan beberapa kawan lain sampai lebih dulu. Cuaca tidak terlalu mendukung untuk melihat sunrise, sangat berkabut. Keindahan pagi itu terhalang oleh kabut pekat dan berangin namun tidak menutupi tawa dan sumringah diwajah kawan-kawan saya karena untuk pertama kalinya mereka semua bisa menikmati puncak gunung bersama-sama. Kepuasan bathin pribadi saya adalah ketika dapat menikmati keindahan yang tersaji bersama kawan-kawan seperjalanan. Banyak kisah setiap kali bersama dalam pendakian dan masih akan banyak lagi.


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

© backpackerindonesia.com