© backpackerindonesia.com
Menurut perhitungan, Gunung Lawu merupakan gunung tertinggi nomor 6 di Pulau Jawa. Tinggi gunung ini yakni 3.265 mdpl.
Menurut orang-orang, Gunung Lawu termasuk salah satu gunung paling mistis di Indonesia. Memang, pada waktu-waktu tertentu gunung ini akan banyak dikunjungi oleh beberapa pendaki dengan keperluan tertentu yang berkaitan dengan klenik atau semacamnya.
Namun, untuk kita yang ingin mendaki dengan tujuan mendekatkan diri dengan alam dan menikmati keindahannya, semua cerita mistis itu hanya angin lalu. Tak peduli apa, kalau hasrat mendaki sudah di ubun-ubun, rasanya tak ada yang bisa menghalangi.
Gunung Lawu memang misterius, dingin sekaligus menakjubkan. Entah sudah berapa banyak cerita yang tertulis dengan latar belakang gunung ini. Kalau kamu belum tahu banyak tentang Gunung Lawu, beberapa poin berikut ini mungkin akan memberikanmu tambahan wawasan.
1. Lokasinya berada di perbatasan dua provinsi
Gunung Lawu merupakan salah satu gunung di Indonesia yang lokasinya berada di antara dua provinsi, yakni provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di lereng gunung ini terdapat jalan raya yang menghubungkan kedua provinsi tersebut. Di wilayah Jawa Timur, gunung ini berada di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan sedangkan di wilayah Jawa Tengah gunung ini berada di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
Dua jalur pendakian resmi gunung ini terdapat di kedua kabupaten tersebut. Keduanya hanya berjarak beberapa puluh atau ratus meter saja. Di sepanjang jalan yang menghubungkan Kecamatan Plaosan dan Kecamatan Tawangmangu terdapat banyak spot menarik untuk menikmati suasana dan pemandangan alam di sekitar Gunung Lawu.
2. Punya dua jalur pendakian resmi
Gunung Lawu punya dua jalur pendakian resmi yakni Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu. Kedua jalur pendakian tersebut hanya berjarak beberapa puluh atau ratus meter saja, tak terlalu jauh. Meski begitu, keduanya berada di provinsi yang berbeda. Cemoro Kandang berada di provinsi Jawa Tengah sedangkan Cemoro Sewu berada di provinsi Jawa Timur. Kedua tempat ini juga merupakan kawasan wisata. Banyak warung-warung yang berjejer di sepanjang jalan dari Cemoro Kadang hingga Cemoro Sewu.
Selain dua jalur tersebut, sebenarnya masih ada beberapa jalur lain (termasuk Cetho), namun belum tercatat sebagai jalur resmi. Dalam artian, belum ada otoritas terkait yang bertanggung jika ada sesuatu yang mungkin terjadi.
3. Terkenal dengan udaranya yang dingin
Gunung Lawu juga sangat terkenal dengan udaranya yang dingin. Lebih dingin dari gunung-gunung lain yang ada di Pulau Jawa. Memang jarang mencapai angka minus, namun pada waktu-waktu tertentu pada musim kemarau udara di Gunung Lawu bisa mendekati 0 derajat Celcius. Dinginnya udara di Gunung Lawu bahkan sudah amat terasa saat kita berada di Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu.
4. Warung tertinggi di Pulau Jawa ada di sini
Urusan logistik bukanlah masalah yang terlalu berarti di Gunung Lawu karna di beberapa titik di sepanjang jalur pendakian (via Cemoro Sewu) terdapat bangunan-bangunan semi permanen yang digunakan sebagai warung oleh penduduk lokal. Salah satu warung paling terkenal di Gunung Lawu adalah Warung Mbok Yem.
Warung Mbok Yem ini sangat legendaris dan begitu terkenal di kalangan pendaki. Warung ini berada di sekitar Pos V jalur Cemoro Sewu. Jika dilihat dari lokasinya yang berada di atas ketinggian lebih dari 3.000 mdpl, bisa dipastikan bahwa warung ini merupakan warung tertinggi yang ada di Pulau Jawa, mungkin juga Indonesia. Mbok Yem sendiri merupakan orang asli Magetan. Dia sudah tinggal dan berjualan di warungnya selama lebih dari 25 tahun. Meski begitu, Mbok Yem ini sebenarnya punya rumah yang cukup bagus di kampungnya.
Warung Mbok Yem sendiri tak hanya menyediakan berbagai jenis menu makanan dan minuman. Di sana juga tersedia semacam pondok sederhana yang bisa digunakan para pendaki untuk bermalam tanpa membayar ongkos sewa. Ongkosnya adalah dengan membeli makanan di Warung Mbok Yem.
5. Kurang cocok untuk pemula
Dengan tinggi yang mencapai angka 3.265 mdpl, Gunung Lawu tentu cenderung kurang cocok untuk para pendaki pemula. Terlebih lagi, track pendakian gunung ini memang tidak ramah di kaki. Di jalur Cemoro Sewu, track pendakian didominasi oleh bebatuan yang membuat langkah terasa kurang nyaman. Pemandangan di sepanjang jalur pendakian juga biasa-biasa saja. Kecuali setelah kita sampai di Pos IV, pemandangannya baru terlihat keren.
6. Ada beberapa sumber air di jalur Cemoro Sewu
Mbok Yem berani tinggal dan membuka warung di dekat puncak Gunung Lawu karna tak jauh dari warungnya terdapat sebuah sumber mata air. Jarak sumber mata air ini hanya beberapa puluh atau ratus meter dari puncak Hargo Dumilah. Selain yang berada di dekat puncak, ada juga sumber air berupa sendang yang berada beberapa meter dari Pos Bayangan 3 (Sebelum Pos I, Jalur Cemoro Sewu). Bau dupa begitu menyengat di dekat sendang ini.
7. Punya beberapa mitos
Tak jauh beda dengan beberapa gunung lain di Indonesia. Gunung Lawu juga tak jauh-jauh dari mitos. Salah satu mitos tersebut adalah terkait Ratu Kidul si penguasa Pantai Selatan. Di base camp Cemoro Kandang terdapat sebuah anjuran bahwa pendaki sebaiknya tidak mengenakan pakaian berwarna hijau pupus karna konon, Ratu Kidul menyukai warna ini sehingga ia mungkin akan “menculik” pendaki yang mengenakan pakaian berwarna hijau pupus. Mitos ini juga berlaku saat kita berkunjung ke Pantai Parangtritis di Jogja.
Mitos lain yang dipercaya oleh warga lokal adalah terkait hilangnya pendaki. Konon, jika di Gunung Lawu terjadi hujan selama berhari-hari tanpa bertenti, itu tandanya sedang ada pendaki yang hilang.
8. Puncak tertingginya bernama Hargo Humilah
Gunung Lawu punya tiga puncak yakni Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Dari ketiganya, Hargo Dumilah adalah puncak yang paling tinggi. Di puncak ini terdapat sebuah tugu sebagia penanda. Untuk menuju puncak ini kita harus menaiki sebuah bukit yang cukup curam. Butuh tenaga ekstra untuk sampai ke puncak ini.
9. Punya telaga di dekat puncak
Saat berada di Puncak Hargo Dumilah, berjalanlah menuju sebuah tebing yang berada di sebelah barat lalu arahkan pandang ke kiri. Terdapat sebuah kubangan air yang tidak terlalu dalam. Kubangan air tersebut dikenal dengan Telaga Kuning.
10. Bunga adelweis? Ada
Kalau kamu termasuk orang yang mendaki untuk mencari keindahan alam, Gunung Lawu merupakan tempat yang tepat. Pemandangan di sekitar puncak terlihat begitu indah berupa padang rumput serta bunga edelweis. Jika ingin menikmati pemandangan bunga edelweis, mendakilah pada bulan Juli – Agustus yang biasanya merupakan musik edelweis. Jika kamu mendaki pada bulan-bulan tersebut besar kemungkinan untuk bisa menikmati keindahan bunga edelweis dengan maksimal. Tapi plis, tolong JANGAN DIPETIK!!
11. Jalur Cetho merupakan jalur terpanjang
Selain Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu, ada satu jalur lagi yang juga cukup terkenal. Yakni jalur Candi Cetho. Jalur ini merupakan jalur terpanjang dan paling melelahkan. Butuh waktu minimal 10 jam dari titik awal pendakian sebelum sampai ke puncak. Namun, jalur ini memiliki banyak pemandangan indah. Ada sebuah spot yang suasananya mirip-mirip dengan Tanjakan Cinta di Gunung Semeru, minus Ranu Kumbolo.
12. Di lereng sebelah barat terdapat dua candi peninggalan Kerajaan Majapahit
Jika kamu berasal dari luar kota, sisakanlah barang sehari untuk menikmati keindahan lain di sekitar Gunung Lawu. Gunung Lawu punya beberapa tempat menarik yang terlalu sayang kalau dilewatkan begitu saja.
Di sisi lereng sebelah barat gunung ini kita akan menemukan dua
candi Hindu yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit yakni Candi Cetho dan Candi Sukuh. Kedua candi ini berjarak sekitar 4 km. Kerajaan Majapahit sendiri sejatinya berpusat di Jawa Timur. Namun, entah kenapa, pihak kerajaan memutuskan untuk membangun dua buah candi yang notabene berada di Jawa Tengah. Kedua candi tersebut dibangun pada masa akhir kejayaan Kerajaan Majapahit.
Sumber
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com