Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

Mencapai Puncal Binaiya

mawardiBPI
mawardiBPI, pada 30 Jan. 2018, 2.55
di Galeri

Pendakian Keceh(bahasa Jawa main air plus lumpur) Binaiya (3027 Mdpl)
Day 0, 21 April 2017,
Hari yang di nanti-nanti untuk menikmati bumi para raja dengan peserta dari berbagai penjuru kota (bali, semarang, yogyakarta, bandung, jakarta, surabaya, kalimantan) dengan meeting poinnya adalah bandara Ambon sebelum pukul 8 sudah harus berkumpul karena informasi yang kita dapatkan dari teman-teman ambon kapal penyebrangan akan berangkat sekitar pukul 9-nan, saya sendiri pada pagi harinya masih beraktifitas seperti biasa masih masuk kerja 1/2 hari, baru setelah melaksanakan Sholat Jum'at lagsung meluncur ke Surabaya dengan menggunakan angkutan umum, sampai di Bandara juanda sekitar jam 18:30an lagsung menuju counter untuk check-in sayang belum buka terpaksa nongkrong dulu sambil cuap-cuap sama peserta yang jadwal penerbangannya sama menggunakan si Singa, akhirnya ke temu Mas Agus Dinata, Mpok Lina, Mas Ladi, Mpok Amik dan Mas Totok, sedangkan Mas Radik beda pesawat sehingga tidak ketemu karena dia menggunakan si Siti, eit si singa ternyata delay kurang lebih 1jam(delay ini rasanya nunggu peserta transit yang dari semarang mas Raymond...lha wong dia yg punya kali ya ha...ha...ha...ha....akhirnya sekitar jam 20an mas Raymond muncul dengan membawa cerita kalau kendaraan yang di tumpangi menuju bandara Semarang kecelakaan sehingga dia harus Oper motor menuju Bandaranya...Alhamdulillah dia tidak kurang apapapun). Dari Surabaya tujuan Ambon ini akan Transit di Makasar, sekitar jam 21:30an kita sudah mulai memasuki pesawat dan sampai bandara Makasar sekitar jam 00:15...dan akan melanjutkan perjalanan lagi nanti sekitar jam 03:35an...nah di Bandara makasar sudah ada beberapa peserta yang sampai duluan karena transit juga, yang sudah nunggu dari sore Mas Akhmad dan mpok Santi(ngikut ngemper di warung orang ha..ha..ha...) setelah say hallo dan ngobrol ngalor-ngidul eh waktunya untuk melanjutkan perjalanan lagi ke Ambon, karena beda pesawat kita akhirnya pisah lagi dan sampai ketemu di Bandara Pattimura Ambon kawan.

Day 1, 22 April 2017
Sekitar jam 06:40an pesawat sudah mendarat di Bandara pattimura Ambon(bandaranya masih sangat sederhana serta tidak terlalu luas), kita langsung ketempat mengambil bagasi, sambil menunggu barang di jalankan di Conveyor nongol, ternyata sudah ada juga yang sampai duluan tapi masih nunggu barangnya yang belum keluar. Ada juga yang sampai Ambon satu hari sebelumnya sehingga mereka bisa menikmati dan Explore Ambon serta berangkat duluan ke Pelabuhan. Setelah semuanya mengammbil bagasi dan waktu sudah menunjukkan 08:10an akhirnya secara terburu-buru kita langsung meluncur keluar Bandara langsung dengan tujuan Pelabuhan Tulehu(ada sekitar 24 orang) dan rencananya akan ada satu orang lagi yang mau nyusul ternyata Cancel waduh ngak info-info, sedangkan teman-teman yang datang satu hari sebelumnya sudah meluncur duluan dengan naik angkot langsung ketemu di pelabuhan Tulehu juga di sana Bang Ipul sudah menunggu supaya kapal tidak jalan dulu sebelelum kita sampai ha..ha..ha....kayak pejabat saja, sebeleum sampai tulehu eh jalanan di tutup gak tahu amau ada apa sehingga harus muter-muter dulu, Alhamdulillan ternyata sampai juga di pelabuhan Tulehu jam 09pas dan langsung bongkar muatan (nah saat bongkar muatan ini yang kita harus extra hati-hati karena banyak porter barang yang main angkut saja tanpa konfirmasi sama yang punya barang) sedangkan saya sama bang Ipul langsung menuju locket untuk membeli karcis untuk 30 orang sedangkan yang lainnya kita suruh masuk pelabuhan dulu biar tidak tertinggal kapal ha..ha..ha....). setelah naik kapal laut ternyata sudah penuh sesak sehingga kita tidak dapat tempat duduk dan carrier kita letakkan di lorong (yo wes sing penting ke angkut dulu dari pada harus nunggu kapal berikutnya jam 15san...), ternyata di dalam kapal banyak orang yang menjajakan makanan khas Ambon yang sedikit aneh adalah duren mentah juga di jual ada juga makanan yang buat melatih gigi kali ya...karena saya coba untuk menggigitnya keras sekali, inilah indonesia setiap orang bisa berusaha mencari rejeki masing-masing.
Perjalanan dari Tulehu ke Amahai ini akan kita tmpuh kurang lebih 2-3 jaman, karena saya tidak dapat tempat duduk akhirnya dengan beberapa orang nongkrong di lorong dan depan kamar mandi sambil menjaga carrier temen-temen, setelah beberapa saat kapal laut berjalan pintu yang mau masuk ke dalam di kunci oleh petugas, setelah saya tanya supaya yang di dalam tidak keluar saat ada pemeriksaan karcis nantinya..oalah begitu yah....saat petugas menanyakan karcis keteam kita kita bilang ada Bang Ipul ha..ha...ha...ha....nama bang Ipul sakti juga buat nakut-nakutin mereka, makasih bang Ipul sudah mau membantu kita selama di Ambon dan masohi. Tak terasa akhirnya kita sampai juga di pelabuhan Amahai pulau seram, tapi sebelumnya perahu juga bersandar di beberapa pulau untuk menurunkan dan menaikkan penumpang (gak tahu palau apa saja ha..ha...ha....) ternyata Team Masohi sudah menyiapkan 6 kendaraan, lha saya hanya pesan 5 kendaraan waduh lebih satu nih gimana nanti untuk perhitungan costnya....setelah kita coba masukkan semua peserta ke dalam 5 mobil dan ternyata kurang nyaman akhirnya saya putuskan untuk menggunakan yang ke enam, karena ini perjalanan agak lama demi kenyamakan peserta, langsung kita meluncur menuju Sekretariat KOMPAS untuk menitipkan barang-barang yang sekiranya bisa kita tinggalkan sehingga mengurangi beban kita serta mengambil pesanan kelompok yaitu GAS karena barang ini tidak bisa masuk ke bagasi, karena kita akan berjalan selama 6 hari ha..ha...ha....(kuat apa tida ya....), setelah semuanya selesai selanjutnya adalah makan siang dulu serta belanja di pasar untuk melengkapi kebutuhan sayur-mayur. Makan siangnya di warung Nasi Padang yang rasanya mak nyus sekali, dan kebetulan juga di Masohi ini saat ini lagi musim durian sehingga abis makan siang sambil menunggu yang lainnya belanja kita pesta durian (perbijinya 5-10rban, mungkin kalau di jawa sudah di atas 30rban).
Setelah semuanya selesai belanja kita langsung meluncur ke Kantor Balai Taman Nasional Manusela untuk mengambil simaksi, eit saat meluncur ini ada beberapa peserta yang tertinggal ternyata masih ngobrol di warung makan ha..ha...ha....maafkan saya kawan yah yang sudah khilaf meninggalkan kalian, akhirnya satu kendaraan yg sudah sampai di Kantor taman Nasional Manusela untuk menjemputnya. Sesampainya di kantor Taman Nasional Manusela ternyata simakasi yang saya harapkan ada kendala di tarif perijinan (waduh..alamat molor nih, dan yang membantu saya dalam pengurusan ijin simaksi bang Ipul sampai marah-marah sama petugas yang berjaga di sana), cerita singkatnya adalah awalnya untuk perijinan pendakian adalah 25ribu per orang untuk sekali jalan (5rb karcis, 5rb kemping dan 15rb apa lupa namanya), karena adanya pergantian pimpinan dan si pemimpim mau menerapkan peraturan PP 12 tahun 2014 dengan hitungan 5rb karcis/orang/hari, 5rb kemping/orang/hari dan 5rb tracking/org/sekali jalan. dan ini langsung di bebankan pada kelompok saya...saya bersama bang Ipul masih coba bertahan dan nego serta saya coba informasikan terhadap teman-teman semuanya saat kita kumpulkan semua peserta dalam satau ruangan dan dari orang TN saya suruh bilang ke kurangannya untuk ticket ini gimana (eh dia gak mau ngomong.....pusing dah sayanya....) setelah tidak ada jalan keluar dan minta pertimbangan dari pimpinan akhirnya temen-temen yang tidak satu mobil dengan saya kita suruh berangkat duluan menuju desa Piliana sedangkan saya bersama beberapa teman dan bang Ipul coba berusaha mendapatkan simaksi, setelah saya tunggu lama dengan menambah kekurangan akhirnya sekitar jam 18san simaksi bisa saya dapatkan dengan menambah kekurangannya untuk sementara di tanggung 3orang(saya sendiri, Bang Ipul dan petugas dari TN). Setelah mendapatkan simaksi kita langsung menuju tujuan kita yaitu desa Piliana....di tengah perjalanan menuju desa piliana ini karena sudah malam tidak banyak yang bisa saya ceritakan hanya saat belok kiri mau ke desa piliana kendaraan yang kita naiki hampir tidak bisa nanjak karena jalanan yang aspalnya sudah mulai rusak sehingga slip, nah saat membantu keluar kendaraan dari slip ini hujan rintik-rintik turun sehingga membuat kita tambah semangat ha..ha..ha...pada saat satu kendaraan yang di muati carrier tidak bisa naik kita coba kurangi dan kita angkut ke atas...eh lupa di masukin lagi sehingga pada saat sudah sampai di piliana ada satu carrier yang besok paginya harus di antar pakai ojeg, berkat kerjasama akhirnya kendaraan bisa sampai Piliana sekitar jam 22an...langsung kita lapor di rumah Bapak Raja dan bapak Raja langsung menyiapkan makan malam, sambil menunggu makan malam eh ada durian lagi yo wes monggo di lanjutkan duriannya.....untuk istirahat malam ini kita di tempatkan di rumah Bapak Adat...rumah-rumah di sini semuanya terbuat dari kayu dengan atapnya dari daun (gak tahu daun apaan.....) dan bentuknya rumah panggung
Day 2, 23 April 2017
Pagi-pagi sudah pada bangun untuk laporan sama yang membuat kita masih bisa minikmati alam ini ada juga yang sekedar mulet ha..ha..ha...ada juga yang sudah mulai packing dan ada juga kelompok lain yang sudah siap-siap melaksanakan acara adat untuk segera berangkat pagi ini, acara adat ini gunanya untuk mendo'akan para pendaki supaya tidak menemui kendala selama melakukan pendakian. Eit keluarga bapak adat juga menyediakan minuman hangat teh rasa kopi dan pisang goreng yang maknyus. Setelah semuanya selesai packing dan sudah siap waktunya giliran untuk melaksanakan upacara adat, setiap orang oleh bapak Adat di pegang kepalanya semuanya serta keluarnya harus dari pintu samping (lha saya main nyelonong aja keluarnya ha..ha...ha...ha...mudah-mudahan tidak ada apa-apa dalam kegiatan ini...). Setelah upacara adat kita sarapan dulu di rumah Bapak Raja Piliana yang sudah disiapkan, ada Gorengan semacam ubi warnanya putih gak tahu namanya? ada nasi plus lauknya (lha yang makan kok sedikit karena mereka pada tidak mau melepas sepatu yang sudah di kenakan sehingga hanya sarapan ubi goreng saja ha..ha...ha...ha...) karena ini hari minggu kebetulan sebagian besar penduduk Piliana menjalankan ibadah dulu di Gereja sehingga beberapa peserta yang ikut ibadah juga sedangkan yang lainnya yang sudah siap berangkat langsung meninggalkan desa Piliana menuju jalur pendakian. Sebelum bernagkat kita berkumpul untuk breefing strategi apa yang akan kita lakaukan supaya kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar mengingat banyaknya peserta, pada briefing ini kita sepakati bahwa tiap hari kita akan mulai start jam 07teng (tapi kenyataana di lapangan ada yang molor sampai jam 11san sehingga saya sabagai team sweper selalu datang terlambat...itu sudah resikonya dan harus di terima...) Setelah melaksanakan ibadah akhirnya semua peserta meninggalkan desa Piliana sekitar Jam 10an (agak siang tapi gak masalah....) dari ujung desa belok kiri mengikuti jalan yang sudah di Cor sebelum sampai Sekolah dasar belok kanan mulai masuk semak-semak dan hutan yang langsung di sambut dengan tanah dan lumpur sehingga membuat pijakan yang licin, mungkin akibat hujan semalam eh tidak tahunya sepanjang jalan yang kita lalui. Jalanan masih normal landai walaupun sesekali terjal dan licin tapi masih bisa kita lewati dan juga sesekali kita melewati jembatan...tambah lama jalanan yang kita lalui semakin terjal sehingga pada tengah jalan ini om Ody minta 1 Porter pribadi (rasanya ini keputusan yang sangat tepat setelah merasakan medan yang kita lalui nantinya) di sini kita tukeran tas crrier, tas saya yang lumayan berat di bawa oleh si porter seddangkan tas om Ody yang ringanan akhirnya saya yang bawa, setelah ketemu pak Yoris sebagai koordinator porter dan pesan satu orang porter maka perjalanan kita lajutkan lagi dengan jalan yang sudah mulai lumayan terjal dan kita jarang mendapatkan bonus....waduh...waduh...tidak beberapa lama kita menyusuri sungai kecil dan langsung di kasih tanjakan yang lumayan curam dan agak panjang selanjutnya masih jalan yang terjal sebelum sampai di Shelter Yahimtala kita menyebrangi sungai dan selanjutnya tanjakan sudah menanti, sampai di Shelter Yahimtala sekitar jam 13san kita istirahat dulu sambil mengisi perut yang sudah mulai berbunyi....nah disini juga ada permintaan 2(dua) orang porter lagi buat mpok Yuni dan bang Ucup (ini porter untuk kelompok tenda mereka..nah..nah..nah...setelah merasakan jalur yagn dilalui mereka mulai agak menyerah dengan bawaan logistik untuk 6 hari yang lumayan lama ini..sebelumnya sudah saya wanti-wanti). Setelah semuanya mengisi energi yang siap langsung berangkat sedangkan team mpok Yuni dan bang Ucup memisahkan logistik yang akan di bawa oleh Porter, setelah di pisahkan dan mereka siap berangkat langsung meninggalkan Shelter Yahimtala dengan tujuan kita Aemoto...dari sini kita langsung menanjak terjal yang lumayan panjang naik landai naik terjal lagi landai sedikit sampai kita menyusuri punggungan yang lumayan panjang dan akhirnya kita akan turun ke lembah yang sangat terjal sekali (sampai di sini sudah gelap.....harus pakai head lamp) dari lembah langsung naik lumayan panjang walaupun tidak terlalu terjal tapi bikin bertanya-tanya lagi kaok tidak sampai-sampai akhirnya menemukan turunan yang terjal lagi dan kita pastinya harus extra hati-hati karena kalau terpeleset pasti batu di bawahnya sudah menunggu apalagi sorenya abis di guyur hujan, setelah menyebrang sungai kecil dan naik sedikit sampailah sekitar jam 20an di Camp Aemoto, di sini ada Bangunan yang bisa menampung orang kurang lebih 15-20an, yang berangkat pagi sudah pada di dalam sehingga peserta semuanya mencari lokasi untuk mendirikan tenda, agak susah karena kondisi tanah becek sehingga kita harus membabat rumput untuk menutupi yang becek, karena tenda saya di belakang akhirnya yah nunggu dulu....Baru kali ini tenda dan perlengkapan yang saya gunakan penuh dengan lumpur mulai sepatu sandal carrier...ok yang penting malam ini kita bisa istirahat untuk persiapan besok yang rasanya akan menemui jalur yang makin berat...
Day 3, 24 April 2017
Pagi-pagi sudah pada sibuk apalagi tetangga sebelah yang tidur di pondo'an sudah siap-siap melanjutkan perjalanan lagi (saya lihat jam masih belum ada jam 05) sedangkan saya belum sadar dari mimpi semalam ha..ha...ha...ha....dan teman-teman yang lainnya juga pada belum sadar waduh alamat molor nih...yo wes tidak apa-apa, yang penting hari ini semuanya kudu pada siap-siap, membuat sarapan dulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Camp berikutnya Isiali. Sebelum berangkat semua peserta saya kumpulkan untuk brefing tentang porter serta strategi kita selanjutnya seperti apa, karena tadi malam saya dapat laporan dari koordinator porter (bang Yoris) kalau ada salah satu peserta yang minta satu porter lagi, porter akan start dari desa Piliana pagi ini....urusan porter ini sebenarnya sih mudah kalau kita pikirkan sebelum berangkat..lha ini sudah berangkat dan sudah nginap 1 malam lagi, sedangkan Logistik yang kita siapkan hanya untuk 4 porter dan satu guide, belum lagi urusan tempat tidurnya si porter nantinya seperti apa ? urusan porter serta track sudah saya infokan jauh hari kalau track untuk binaiya ini beda dengan track yang ada di gunung jawa serta teman kita Bang Ipul juga sudah wanti-wanti untuk persiapkan mental dan fisik, kerinci atau rinjani (setelah merasakan bener juga, persiapkan segala sesuatunya untuk kegiatan alam lebih dari yang kita perkirakan jangan menganggap enteng atau sama dengan gunung yang pernah kita naiki apalagi kita hanya sekedar mencar info dari teman atau online). Setelah semuanya siap berangkat maka pagi ini kita brefing sekali lagi demi kelancaran pendakian karena belum apa-apa sudah tambah porter 4orang lagi dan saya mengingatkan selanjutnya tidak ada tambahan porter lagi kalau mau nambah monggo untuk di siapkan dari sekarang (ok tidak ada tambahan porter lagi sampai pendakian berakhir ha..ha...ha...hanya barang pribadi banyak yang di titipin ke porter ini yang sebetulnya tidak betul ha..ha...ha...ha....) serta skenario selanjutnya adalah karena logistik untuk porter tidak ada tambahan maka atas usul beberapa peserta untuk mengumpulkan barang yang akan di bawa porter kelompok terutama logistik dan tenda dan untuk makan siang akan masak di shelter Highcamp, setelah berdo'a dan yang sudah siap dulu untuk memulai berangkat waktu sudah menunjukkan sekitar jam 09nan lha iya kan molor ha..ha..ha...ha....jalur tiada ampun langsung menanjak yang lumayan panjang menyusuri punggungan yang kemiringan antara 30-45 derajat dengan jalan yang becek dan berlumpur serta yang tidak bisa di lupakan adalah licin, setelah melewati hutan dan kita melipir tebing shingga kalau kita lihat ke belakang sudah bisa melihat yang di bawah, nah saat melewati hujan sekitar jam 13san sebelum sampai highcamp hujan turun sehingga rombongan yang kebayakan team siput berhenti dan membuka flysheet, sambil menunggu hujan reda kita masak-masak ringan (buat minuman dan tidak lupa bikin mie kalau tidak salah....karena logistik yang terbatas banyak di titipkan ke porter akhirnya untuk minum dan makan bergiliran ha..ha...ha...ha....yang jadi chiefnya mas dony) karena hujan tidak mau berhenti akhirnya kita putuskan untuk melanjutkan perjalanan karena info yang kita terima untuk sampai highcamp tinggal bentar lagi, nah tanda-tandanya kita akan sampai highcamp adalah jalanan sudah banyak bebatuan dan nantinya akan turun yang lumayan curam, sekitar pukul 15:30an kita sudah sampai highcamp dan makan siang sudah siap sedangkan peserta yang sudah lama sudah ada yang start menuju isiali saya bilang sama yang baru datang (team siput) jika tidak kuat lanjut kita camp di sini tapi ternyata di luar dugaan saya team siput masih mau melanjutkan perjalanan yang di perkirakan dari isiali kurang lebih 2-3 jaman lagi yo wes monggo saja....setelah makan sambil berdiri dengan lauk ikan asap dan chief doni bikin sayur kacang dan tidak ketinggalan juga badan terasa dingin karena hujan masih belum reda ha..ha...ha....saling menempel dan berkumpul yang bikin tubuh hangat ha...ha...ha...ha...setelah semuanya beres ngisi perut perjalanan kita lanjutkan lagi dengan jalur yang belum ada perubahan yaitu langsung nanjak terus sampai puncak (nah ini yang saya tida tahu puncak apa namanya, sampai puncak ini sudah agak gelap dan gerimis masih saja) ada terlihat lampu dari bawah kirain sudah deket ternyata itu cahaya senter orang lain yang mau jemput temannya ...ternyata turunan yang terjal masih harus kita lalui sebelum sampai camp isiali, sampai camp isiali sekitar jam 20an langsung mencari tempat untuk mendirikan tenda karena badan sudah mulai terasa menggigil, disini juga tempat untuk mendirikan tenda agak susah karena tanah yang becek dan basah yo wes yang penting tidak kena udara dinginha..ha...ha...setelah tenda berdiri dan ganti pakaian waktunya masak malam....kali ini kita masak di dalam tenda supaya badan cepat hangat...kondisi dalam tenda masih berantakan sekali karena salah satu member tenda mas Totok infonya sudah nebeng tenda om Ody ha..ha..ha....karena infonya dia sudah kedinginan dan tidak membawa jacket (lha kok bisa-bisanya sudah tahu mau naik gunung tidak bawa jacket.....opo tidak di cek saat berangkat untung tidak terjadi apa-apa), saat lagi masak mas totok datang mau istirahat lha kondisi tenda yang masih berantakan dan lagi masak akhirnya kita suruh masuk tendanya mas Doni sebelah ha..ha...ha..ha...ha....dan lagi enak-enak masak mas Ucup meng-informasikan kalau salah satu peserta (mpok Widya) kena hypotermia, walah cilaka nih...saya langsung masuk tendanya mpok Widya yang lagi menggigil di dalam sleeping bagnya, saya langsung teriak ke team yang lain siapa yang punya Thermal Blanket, ternyata mas Radiktyo membawanya langsung saya pinjam dan mpok Widya saya masukkan Thermal Blanket serta saya minta mas Amar yang lagi masak nasi untuk membuatkan minuman hangat, datang minuman hangat Coklat, karena badan saya masih menggigil kedinginan saat mau nyuapin tumpah ha..ha...ha...ha....mas Ucup saya suruh masuk ke dalam tenda untuk membantu saya dalam menyuapi minuman supaya badan mpok Widya hangat dan tidak tertidur juga mas Ucup minta tenda sebelah untuk membuatkan air hangat yang di masukkan botol minuman dan kita suruh pegang, Nah di saat genting ini peran mas Ucup kita patut acungi empat Jempol, pokoknya mpok Widya tidak boleh tertidur sebelum suhu tubuh normal, saat di ajak ngobrol ngalor ngidul pinginnya tidur dan kepalanya pusing untungnya kalau di suapin coklat masih mau masuk ok gak apa-apa masuk mpok Atap untuk membantu membuat dalam tenda semakin hangat (di suapin nasi hanya beberapa suap bisa masuk, akhirnya saya yang ngabisin ha...ha...ha...ha...)...suatu saat mpok widya pingsan ini yang bikin saya agak panik dan langsung saya membuka kancing baju mas Ucup untuk mendekap mpok Widya dari belakang, menyandar ke tubuhnya mas Ucup supaya cepat hangat sambil di tepok-tepok pipinya akhirnya sadar lagi dan mpok Atap untuk memeluk bagian perut sedangkan saya tetap memeluk kakinya ha..ha...ha...terus kita buat sadar dan sambil di suapin, akhirnya datang Teh hangat yang kita campur dengan tolak angin, setelah minum ini tidak begitu lama mpok Widya mau muntah-muntah, mungkin karena perut tidak ada isinya tidak ada yang keluar, tidak lama kemudian datang mpok Rima masuk ke dalam tenda juga dan kondisi mpok Widya sudah agak mendingan di ajak ngobrol sudah mulai sadar dan suhu tubuhnya juga berangsur angsur nomal. Setelah normal saya dan mas Ucup meninggalkan tenda tinggal mpok Atap dan mpok Rima yang menemani
Day 4, 25 April 2017
Pagi-pagi saya perhatikan mpok Widya sudah pulih, Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa, hanya pagi ini saya dapat cerita dari bang Ucup kalau semalam ada yang kesurupan (mpok Atap kalau tidak salah) dengan ngomel dan marah marah dengan bahasa orang Ambon, hi..hi..hi... makanya saat kita berada di tempat orang lain sebisa mungkin kita hormati budaya sekitar karena kita juga hidup berdampingan dengan mahluk yang tidak terlihat serta kita harus hormat dengan budaya setempat.
Pak agus pagi ini laporan kalau barangnya yang di titipin belum ketemu (waduh nyelip dimana nih...ini titipan semuanya baju bersih alamat sampai pulang tidak ganti baju nih...mohon maaf pak Agus saya sudah coba muter-muter tapi tetap saja tidak ketemu)
Karena hujan kemarin sampai agak malam rasanya hari ini start akan siang lagi nih ha..ha...ha....apalagi abis ada kejadian aneh semalam ha..ha...ha...ok yang penting hari ini semuanya dalam keadaan sehat selalu serta semuanya harus mempersiapkan diri untuk membuat sarapan dan repacking ulang. Setelah sarapan semuanya dan waktunya untuk repacking waktu sudah menunjukkan jam 09nan, ayo-ayo cepat waktunya sudah siang ha..ha...ha.....akhirnya kita start mulai jam 11san dengan targetnya adalah Waifuku2, dari Camp Isiali ini kita akan menyusuri punggungan yang naik terus dengan bebatuan seperti yang ada di pantai (batu cadas, kalau kita pegang terasa tajam...akibatnya ujung jari pada luka tergores...) sampai akhirnya kita di puncak punggungan yang di namakan puncak Bintang, saat sampai di puncak Bintang ini hujan turun sehingga kita membuka Flysheet untuk membuat makan siang sekaligus mengumpulkan air. Setelah beres buat makan siang perjalanan di lajutkan lagi dengan jalur yang turunan terjal lagi yang akhirnya akan sampai di Camp Nasapeha ini sekitar pukul 15:30an, disini ada genangan air yang lumayan banyak...di nasapeha ini kita langsung jalan lagi hanya mengambil gambar saja sebentar, dengan jalur yang langsung di hadapkan dengan tanjakan yang mantap yang selanjutnya masuk punggungan lagi yang naik landai sampai di hutan atau lembah pakis, karena informasi yang saya dapatkan untuk camp di Waykufu lagi badai akhirnya semua peserta ngecamp di bawahnya Waykufu1 atau tepatnya di lembah pakis ini saya sampai sekitar jam 19san...Tenda sudah berdiri eh...bang Amar minta pindah karena jalur angin ha..ha...ha...stelah pindahan tenda kita masak-masak besar dengan bantuan chief doni dan anak-anaknya(asri, ichung, mpok lid mas fridh) ha...ha...ha...ha....
Day 5, 26 April 2017
Hari ini kita akan submit ke 3027 Puncak Binaiya, makanya pagi ini tenda saya tidak masak nasi hanya sarapan Energen ha..ha...ha....alasan bang Amar tidak biasa sarapan pagi...nah kasian pak Totok nih yang biasa sarapan akhirnya harus ngungsi ke tenda sebelah (semoga pak Totok memaafkan kita yang khilap ha..ha..ha...ha...).
Matahari sudah menampakkan diri hanya terhalang awan sehingga tidak menampakkan sinarnya dan teman-teman yang ngecamp di Nasapeha yang berangkat submit sudah ada yang turun kita mulai start sekitar jam 08nan. Saat mulai jalan kabut yang tebal menyertai perjalanan kita, di tengah jalan ketemu teamnya mpok Lina, mpok Anik, pak Agus dan Pak Ladi ternyata mereka sebelumnya sudah sampai di camp Wayfuku 1, karena angin yang cukup kencang tenda yang sudah berdiri akhirnya harus mereka bongkar lagi dan turun agak kebawah, kabut yang tebal di sertai angin yang lumayan kencang pagi ini membawa butiran-butiran air, shingga saat menyusuri punggungan antara wayfuku1 dan Wayfuku 2 kita mendapatkan Pelangi, akhirnya sampai juga di Camp Wayfuku 2, eh carrier temen-temen pada di tinggal. Dari Wayfuku 2 ini terlihat ada bekas genangan air yang kering, dari sini menuju puncak kurang leih 5-10 menitan dam akhirnya sampai juga di Puncak Binaiya 3027mdpl sekitar jam 9:30an segala puji syukur kita panjatkan karena semua peserta sampai di tujuan, tapi perjalanan masih panjang dan rasanya ini lah perjuangan yang sesungguhnya ha..ha...ha...ha....Setelah puas ber narsis ria di puncak akhirnya sekitar jam 11, kita semuanya sudah turun dengan target kita adalah Camp Air terjun, yang sebelumnya adalah Camp Wayang sela, ini bertujuan untuk mengejar supaya kita tidak kena banjir saat menyusuri sungai ha..ha..ha..ha...dari puncak menuju Wayfuku 2 untuk mengambil Carrier dan langsung turun, nah turunan ini yang bikin kaki dan dengkul nyut-nyutan bergetar karena seperti yang sebelum-belumnya kalau turunan bener-bener terjal serta jalan yang sedikit licin, kalau kita tidak berhati-hati alamat tinggal nama saja kali ha..ha..ha..ha.... setelah menyusuri turunan yang terjal dan lumayan panjang akhirnya kita sampai di mata air Waihuhu (di sini ada aliran sungai dan tempat mendirikan tenda kurang lebih 5-7an) saat sampai di sini sekitar jam 3an hujan mualai turun sehingga kita sempatkan mendirikan flyshet untuk menampung air serta masak dulu ha..ha...ha...cacingnya sudah pada teriak-teriak, setelah makan dan hujan sedikit reda perjalanan kita lanjutkan lagi kali ini jalanan sudah mulai seperti hari-hari sebelumnya ketemu lumpur plus air ha..ha..ha...serta jalanan yang kadang landai tapi tidak lupa kalau turunan terjalnya itu tidak ketulungan sehingga membuat jalan kita extra hati-hati sehingga kita agak lambat. Nah saat memasuki malam yang paling belakang ada saya sendiri amar dan team siput berjalan tertatih tatih karena ada yang cahaya lampu head lampnya sudah mulai redup sehingga tidak begitu jelas dengan jalur juga badan sudah mulai letih dan kaki juga sudah maulai tidak enak buat jalan (untug tidak nyasar ha..ha..ha..ha...) dan akhirnya walaupun dengan keterbatatasan yang ada sampai juga di Camp air terjun sekitar jam 23an, alhamdulillah walaupun tenda sudah berdiri dan salah frame gak jadi soal yang penting bisa istirahat ha..ha...ha...tapi saya harus ganti dulu dengan frame yang seharusnya dan malam ini saya dapat Soto dari mas Akhmad (suwun mas Akhmad sotonya enak tenan...apa karena sudah beberapa hari ini saya tidak makan nasi ya....). Setelah tenda beresa waktunya istirahat juga kaki rasanya sakit semua...apa kebanyakan kena air ya....sebelum tidur kaki kita oleskan minyak tawon dulu (ini resep yang di sampaikan mas Amar...) saya perhatikan kaki sudah mulai lecet-lecet dan telapak kaki juga sudah mulai seperti ada yang menggerogoti ha..ha...ha...ha....katanya sih kena kutu air, yo wes biarkan saja.....

Day 6, 27 April 2017
Pagi-pagi bangun kaki kok sudah tidak enak untuk buat jalan sedangkan perjalanan masih dua hari lagi dan infonya selanjutnya akan banyak bermain air ha..ha...ha...ha...
Pagi ini kita masak nasi dengan lauknya bikin SOP karena air melimpah ha..ha..ha...ha...dan tidak lupa pula rendang bawaan mas Amar, nah makan hari ini bener-bener super nikmat sekali jarang saya makan lumayan untuk ukuran naik gunung biasanya hanya satu dua suap cukup ha..ha..ha...ha....setelah sarapan waktunya packing karena tujuan kita hari ini adalah ROHO, ini merupakan perkampungan yang ada di tengah hutan Taman Nasional Manusela selain Kanikeh. Tujuan kampung roho ini adalah untuk menghindari saat menyusuri sungai takut turun hujan sehingga membuat kita terjebak banjir. Start dari camp air terjun ini jam 10an dengan menyusuri hutan yang lebat serta tanah yang berlumpur dan tidak lupa pula licin serta jalur yang panjang dan kadang-kadang kita melintasi sungai yang dalamnya sepinggang dan arus lumayan deras untungnya kita sudah ada persiapan tali webbing untuk di gunakan menyebrang (hanya saya lupa berapa kali kita menyebrangi sungai sebelum sampai desa Kanikeh) sebelum sampai desa Kenikeh kita menyusuri hutan serta jalan yang landai tapi kdang-kadang ada tanjakan tapi rasanya sudah tidak bisa di rasakan lagi karena saking bisannya dengan jalan yang licin dan becek ha..ha...ha...sampai desa Kenikeh sekitar pukul 12san, kita behenti sebentar untuk menuliskan nama masing-masing sambil beristirahat, saat istirahat ini ada yang pesan kelapa muda (ini kalau tidak salah mpok Widya....saat meminum airnya seger....) setelah cukup istirahat kita melanjutkan perjalanan dan Bang Samrin hanya ngasih tahu untuk berhenti di sungai besar untuk makan siang ha..ha...ha....karena tidak tahu jalur akhirnya kita nyasar sekitar satu kilometer, kita sampai sungai yang besar dan masak-masak ada juga yang membersihkan diri karena sudah lebih dari 4 hari belum ada yang mandi (ati-ati yang mandi takut ikannya pada mabuk ha..ha...ha....) makan sudah minum juga sudah eh bang Samrin yang di tunggu-tunggu kok tidak nongol ya...yah ini rasanya ke sasar ha..ha..ha...ha...setelah berdiskusi sebentar juga sudah mulai ada yang jalan (pak Ody, Mpok Yuni, dan Mas Eric) akhirya saya coba cek jalur kembali dan ternyata betul kita kesasar, mas Ucup coba mengejar trio wek-wek yg sudah jalan duluan untuk kembali ke jalanyang benar ha..ha..ha..ha...(tidak tahu apa yang terjadi kalau kita ikuti jalur itu, karena beda punggungan), atas saran mas Amar untuk kembali tanya ke penduduk Kenikeh Jalur yang betul....peserta yang lainnya nunggu di persimpangan sedangkan saya dan mas Amar kembali ke desa Kenikeh untuk tanya Jalur ke arah Desa Roho....untung penduduk desa masih ada yang di luar dan langsung kita tanya jalan ke arah desa Roho ternyata betul belok kiri yang pertama sedangkan jalur yang kita lalaui dan nunggu di sungai itu adalah jalan ke ladang. Setelah belok kiri kita melewati Jembatan yang lumayan membuat jantung berdetak karena bergoyang saat kita melintasi sehingga saat melintasi kita tidak bisa bersamaan harus satu-satu juga panjangnya lebih kurang ada 20-30 meteran, selajutnya terus mengikuti jalan ke kanan dari jembatan ini waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 17san, alamat jalan malam lagi nih serta saya ingatkan teman-temen untuk sekalian prepare headlamp, menyusuri jalan yang becek licin serta berlumpur yang kadang-kadang menemui tanjakan yang panjang yang perasaan kok tidak abis-abis serta kadang jalan landai yang sama juga, mungkin ini efek badan sudah letih dan kaki sudah mulai terasa sakit semua sehingga buat jalan aja susah ha..ha...ha..ha..inilah jalur Binaiya yang tiada duanya ha..ha...ha...ha....saat malam sudah mulai larut dan cacing-cacing juga sudah mulai teriak tapi tidak ada yang bisa di perbuat karena logistik ada di depan semuanya akhirnya lengkap sudah penderitaan kali ini karena ada yang Headlamp batterinya abis sehingga perjalanan lebih lambat lagi (kudu gantian untuk menyinari jalur biar tidak terpeleset ha..ha..ha...), yang penting masih mau bergerak no problemo ha..ha...ha...ha...makin malam sudah mulai ada yang resah kok tidak sampai-sampai ya...yang akhirnya tinggal saya mas Doni dan mpok Santi yang malam ini bener-bener tidak tahan karena masuk angin sedangkan asupan tinggal kue-kue aja sama buah kalau tidak salah, baru berjalan beberapa langkah minta istirahat dan tidur di jalur (ini yang bahaya, saya takut Hipo saja) akhirnya dengan sedikit memaksa untuk bisa bergerak lagi walaupun dengan tertatih-tatih dan tidak pakai headlamp, karena saya juga sudah mulai tidak tahan akhirnya saat jalan menurun saya menyuruh mas Doni untuk duluan mencari tempat datar untuk mendirikan Flysheet, eh tidak begitu lama ternyata kita sampai di Camp Waysemata sekitar pukul 01an dini hari, di sini sudah berdiri dua tenda dan satu flysheet tapi sudah penuh semuanya...lha yang lainnya mana ternyata ada di sebrang sungai..lha ini kok masih disini ternyata saat mau nyebrang arus sungainya kencang ternpaksa balik kucing..oalah begitu infonya...yo wes kita yang datang terkahir akhirnya mendirikan Flysheet agak keatas, sedangkan teman-teman yang baru sampai sudah ada yang molor di bawah flysheet yang campur dengan Carrier (ini camp yang tidak kita prediksikan ha..ha..ha..ha...sudah becek tempat camp yg sempit) nah saat melepas sepatu kaki saya pada lecet-lecet semuanya wuik makanya masih ada satu hari lagi jalan, sebelum meluruskan badan di bawah flysheet saya olesi minyak tawon

Day 7, 28 April 2017
Pagi-pagi sekali sudah pada bangun dan saya lihat sudah pada siap berangkat tinggal kita yang di atas (Saya sendiri, mas Jarwo, mas Fridh, mas Doni dan mas Amar) yang aahirnya kudu cepat-cepat packing karena akan langsung menyebrangi sungai, dan pagi ini tidak ada acara sarapan kalau seperti ini dan ternyata benar ha..ha..ha..ha....saat mau pakai kaos kaki kaki rasanya sakit semuanya karena sudah pada lecet-lecet ini rasanya karena basah terus-menerus sampai mata kaki yang luar dua-duanya lecet rasanya akibat sepatu yang kurang tinggi ha..ha..ha...setelah beres packing dan teman-teman sudah mulai jalan dan juga sudah ada yang mulai menyebrang sungai dengan kedalaman sepinggang, rasanya seperti mimpi saja raga belum terkumpul langsung kena air dingin kaget juga sehingga langsung badan jadi seger ha..ha..ha..ha...abis menyebrangi sungai jalan sedikit menanjak dan selanjutnya landai dan kadang turun dan tidak lupa jalan yang becek dan berlumpur masih tetap harus kita lalui ha.ha..ha...pada jalur landai ini banyak kita temui pacet di sepanjang jalur landai ini yang tidak ada ujungnya kok rasanya tidak sampai sampai dan akhirnya ketemu desa Roho, saya sampai desa Roho ini sekitar jam 13san, disini kita hanya behenti sebentar untuk istirahat dan mengisi buku tamu, saya perhatikan temen-temen jalannya sudah seperti robot atau zombi semuanya termasuk saya ha..ha..ha..ha...ha...karena sudah siang kita rencana akan masak di sungai, ok perjalanan kita lanjutkan dan berhenti di sungai karena dari desa Roho ke sungai ini sekitar 200san meter, setelah melihat kondisi awan yang mulai gelap di lereng gunung akhirnya acara makan siang kita batalkan lanjut untuk menyusuri sungai...nah di jalur sini kita harus super hati-hati serta harus membawa orang yang bener-bener tahu jalannya karena kalau kita ketinggalan pasti sulit untuk mencari jejaknya, akan menyusuri jalur sungai ini kurang lebih 3-4 jaman, kaki sudah pada pedih main air lagi gimana jadinya kita jalanin saja (nyerah sebelum berperang ha..ha...ha...ha...), dari desa Roho saat sudah ketemu dengan sungai kita jalan lawan arus sungai sambil menyebrangi ini rasanya sungai yang paling lebar serta arusnya juga lumayan dan yang agak dalam, naik tanah serta tidak lama lagi nyebrang sungai lagi naik lagi nyebrang sungai untuk menghitungnya sampai lupa berapa kali nyebrang dan naik sungai yang akhirnya kita bener-bener menyusuri sungai, saat menyusuri sungai ini hujan mulai turun dengan lumayan deras sedangkan di belakang ada pak Yoris yang ngawal Mpok Santi yang bener-bener sudah kelelahan tapi masih sanggup bergerak, sedangkan saya yang biasanya paling belakang kali ini mohon maaf sekali karena kaki bener-bener tidak tahan karena sudah pada lecet-lecet dan kalau buat berhenti untuk memulai jalan perih semuanya, nah saat mau menyebrang air mulai naik sedikit demi sedikit di sebrang ada bang Amar dan mas Ucup yang saya tahu dan di kelompok saya ada Saya sendiri, Mpok Atap, Mpok Lidia, Mpok Ichung, Mpok Asri dan mas Galuh dan yang paling belakang bang Yoris dan mpok Santi. Akhirnya banjir bener-bener datang sehingga ada 3 kelompok, kelompok pertama di sebrang (Amar, Ucup) kelompok dua (saya sendiri,Mpok Atap, Mpok Lidia, Mpok Ichung, Mpok Asri dan mas Galuh) dan kelompok tiga (bang Yoris dan mpok Santi) hujan masih belum berhenti air sungai naik begitu cepat saat menunggu air sungai surut bang Yoris teriak-teriak kirain ngapain ternyata minta tolong untuk memindahkan tas Carrier yang di letakkan diatas tebing sungai yang sudah teremdam dan hampir hanyut (berabe kalu hanyut isinya ada 2tenda dan pakaian saya ha..ha..ha...serta ada 2 tas kecil punya mpok santi) setelah menyelamatkan Carrier, hujan masih turun saya coba bongkar tas untuk mendirikan tenda dan mengeluarkan logistik(ternyata ada kalengan Sarden, Cumi, Tuna Pedas sama Abon) yang ada di Carier yang di bawa bang Yoris, sambil menunggu hujan reda makanan kaleng tanpa di masak langsung di makan saja ternyata mungkin karena mulai pagi belum kemasukan makanan sama sekali akhirnya ya ludes juga ha..ha..ha..ha....lagi enaknya-enaknya tidur abis makan bang Yoris Muncul dan ternyata air sungai sudah mulai surut dan kita bisa melanjutkan kembali menyebrangi sungai yang arusnya agak deras kita saling berpegangan untuk menyebrang eh ternyata yang di sebrang juga sudah bergerak ha..ha..ha...setelah suksess menyebrang naik dan menyebrang lagi selanjutnya langsung naik landai yang lumayan panjang serta hari sudah mulai gelap, perjalanan terus merayap secara perlahan serta kaki yang sudah tidak tahan rasanya dan malam-malam ketemu dengan mas eric yang jalannya seperti orang yang kalah perang ha..ha..ha...pegang tongkat dan jalannya selangkah demi selangkah mungkin karena kakinya sudah pada lecet apalagi saat mau sampai desa Huahulu jalan yang turun lumayan terjal sehingga membuat jalan makin susah, akhirnya sampai di desa Huahulu sekitar jam21an teman-teman yang sampai duluan sudah pada leyeh-leyeh, akhirnya karena kendaraan yang jemput belum pada sampai kita putuskan untuk turun ke Sawai dan main ke pantai Ora besok pagi, akhirnya kendaraan sampai di desa Huahulu sekitar jam 22an, tapi ada juga satu kendaraan yang berangkat malam ini ke Sawai sedangkan yang lainnya besok pagi. Saat membuka sepatu kaki pada lecet dan bengkak dan malam ini saya tidak bisa tidur karena baju yang di bawa oleh bang Yoris pada basah semua...dan Alhamdulillah semua peserta akhirnya sampai juga di desa Huahulu sekitar jam 22an. Sebelum istirahat kita meeting untuk laporan semuanya dan skenario besok pagi seperti apa, karena tugas saya hanya sampai di sini. Saya mohon maaf jika selama pendakian ini ada salah kata atu tindakan atau yang lainnya kurang berkenan.

Day 8, 29 April 2017
Hari ini semua peserta harus meninggalkan desa Huahulu sekitar jam 07an pagi dengan tujuan yang macam-macam ada yang langsung kembali ke Masohi, ada yang masih mau jalan-jalan ke pantai Ora dan saya sendiri pingin langsung kembali ke Sekretariat Kompas Masohi, karena kalau buat jalan kaki susah sekali karena bengkak dan lecet-lecet. Pada pendakian menikmati bumi para raja ini saya ucapkan terimakasih buat Keluarga yang sudah memberikan ijin terutama Istri yang lagi mengandung anak ke-5 yang memasuki bulan ke Empat, Anak-anakku (Diva, Dimas, Rana dan Rani), Bang Ipul yang banyak membantu selama di Ambon, teman-teman Kompas Masohi (bang Sam, Bang Uci dan semua anggota Kompas Masohi) yang mau di repotkan dengan kedatangan pasukan kita. Semoga kita bisa berjumpa kembali untuk bisa menikmati Bumi para raja dengan Destinati dan team yang berbeda.


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

© backpackerindonesia.com