Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

BROMO

INDRA SUSANTO
INDRA SUSANTO, pada 25 April 2013, 5.27
di Blog

Awalnya ,tidak pernah terfikir untuk pergi ke Bromo .Selain tempatnya jauh ,tak ada waktu juga untuk kesana . Hak cuti biasanya aku gunakan untuk pulang kampung ke Jawa tengah .Beruntung ,bisa menikmati keindahan dataran tinggi Dieng beberapa waktu lalu ,saat cuti lebaran.

Setelah rencana perjalanan ke Pelabuhan Ratu dibatalkan , tiba-tiba ada yang mempunyai ide untuk pergi ke Bromo .Langsung terbayang hamparan pasir dan dinginnya gunung Bromo ,seperti di film Pasir Berbisik yang dibintangi Dian Sastro dan Christine Hakim .Atau saat melihat Jejak Petualang Trans7 bersama Riyani Jangkaru .Atau tayangan-tayangan FTV SCTV.

Langsung kami bagi tugas .Aku mendapat tugas mencari referensi tentang bromo . Biaya kendaraan ,penginapan ,pokoknya segala hal tentang bromo sedetil-detilnya .Sementara yang lain memesan tiket kereta api untuk pulang pergi .Untuk perjalanan ini kami mematok biaya Rp 350.000 per orang .

Hari Jum’at tanggal 28 September 2012 jam setengah dua siang,kami berangkat dari halte busway Pesakih (Kalideres). Meski menunggu cukup lama ,busway tujuan terminal Pulogadung akhirnya datang juga . Perjalanan menggunakan busway sedikit kurang menyenangkan . Kami harus berdesak-desakan dengan lautan manusia di dalam bus , dengan bermacam-macam aroma .Mau muntah rasanya .Sekitar 45 menit lamanya ,kami berjibaku di dalam busway . Sampai juga di halte Senen .Keluar dari halte Senen ,kami mempercepat langkah .Bahkan sampai mengadakan lomba lari dadakan .Takut ketinggalan kereta . Apalagi kami belum menukarkan tiket online kami .

Sampai di stasiun Senen, kami sudah dihadapkan dengan ramainya antrian .Pantas saja pihak KAI menghimbau kepada para penumpang untuk menukarkan tiket kereta 1 jam sebelum keberangkatan .Setelah bertanya kesana kemari ,kami menuju antrian penukaran tiket . Kurang lebih 15 menit kami mengantri .Setelah tiket di tangan ,kami harus melewati pemeriksaan identitas di pintu masuk .Peraturan PT.KAI mengharuskan antara nama di tiket dan KTP harus sama .Kamipun lolos dari pemeriksaan . 15 menit kami menunggu di peron sambil mendiskusikan perjalanan kami nanti . Salah satu dari kami langsung gesit begitu melihat tulisan “Free Charge “ .Seperti melihat oase di padang pasir . Untuk jaga-jaga ,katanya .Takut baterai habis di kereta .

Kereta api Kertajaya tujuan Pasar Turi Surabaya telah datang .Kami bergegas mencari gerbong kami . Demi berhemat kami memilih menggunakan Kereta Api kelas ekonomi (mengikuti kamus para backpackers ) .Yang perlu disiapkan para backpackers saat naik kereta malam ,yang paling utama air putih .Jika tidak sempat membawa air putih ,para backpackers tidak perlu khawatir ,karena di dalam kereta akan dijumpai penjual minuman .Minuman berukuran 600 ml rata-rata dijual seharga Rp 3000,- .Untuk yang berukuran 1500 dijual seharga Rp 5.000,- sampai Rp 6.000,-. Untuk mencari makanan pun mudah dan murah . Nasi bungkus dijual seharga Rp 3.000 ,- sampai Rp 10.000,-. Setiap daerah yang kami lewati mempunyai ciri khas dalam dagangan mereka . Begitu memasuki wilayah Brebes ,banyak sekali yang menawarkan telur asin asli Brebes . Pekalongan dengan batiknya . Semarang dengan wingko babatnya . Sementara wilayah-wilayah di Jawa Timur rata-rata menawarkan nasi pecel .Mungkin banyak yang mengira jenis makanan ini seperti pecel lele /pecel ayam yang dijual di Jakarta . Sausnya lebih mirip bumbu gado-gado ,dengan tambahan kencur yang rasanya sangat menonjol .Biasanya menggunakan jenis sayuran kacang panjang ,tauge ,bayam ,daun kemangi ,turi .Semua itu menambah semarak perjalanan kami .

Jam enam lewat lima kami sudah sampai di stasiun Pasar Turi ,Surabaya .Setelah berfoto-foto sebentar ,kami langsung mencari warung ,mencari sesuatu untuk mengisi perut kami. Tidak ditemukan penjual nasi uduk ,seperti di Jakarta . Menyusuri jalan-jalan kecil di sekitar stasiun kami menemukan sebuah warung .Kami membeli Nasi bungkus + teh manis hanya Rp 5.000 . Patut diacungi jempol dan dipuji dengan triple WOW .Murah sekali. Setelah makan dan smoky docky ( merokok = bahasa kedua temanku ) kami langsung menuju halte di perempatan Jln.Raden Saleh (bukan daerah Ciledug ya!) dan Jln.Semarang.

Jam enam lewat dua puluh lima menit kami naik bus menuju ke terminal Bungur asih (sampai sekarang masih ragu ,terminal ini masuk wilayah Surabaya atau Sidoarjo ) .Perjalan dari stasiun menuju terminal sedikit tersendat dikarenakan terdapat pembangunan fly over di Jln.Diponegoro .Apalagi ditambah menunggu penumpang di beberapa ruas jalan .Satu jam sepuluh menit lamanya ,akhirnya kami sampai di terminal Bungur asih .Saat masuk ke terminal kami menjumpai banyak sekali calo atau apalah mereka ,menanyakan tujuan kami .Sampai ada yang menarik-narik tangan kami .Hampir mirip calo-calo di terminal Kalideres.
Tujuan pertama kami yang pasti TOILET .Membersihkan diri . Kami beristirahat sebentar di terminal ,sambil mengamati setiap inci sudut terminal .

Jam delapan lewat tiga menit kami berangkat menuju Probolinggo menggunakan PO.Ladju (Surabaya – Banyuwangi ). Lagi – lagi kelas ekonomi hehehe. Sebenarnya dari hasil referensi kami untuk menuju Probolinggo kami harus menaiki PO .AKAS ASRI atau PO.RESTU .Tapi PO.Ladju juga patut diperhitungkan .Dengan tarif Rp 12.000 sampai ke terminal Bayu Angga ,Probolinggo .Sedangkan untuk PO.AKAS ASRI memasang tarif Rp 14.000 .Pilih mana coba ?
Dalam perjalanan kami tertidur ,karena terbius semilirnya AC (Angin Cendela ) .Beberapa kali aku hampir terjatuh ,karena duduk paling pinggir .Aku putuskan untuk tidak tidur .Sampai akhirnya kami melewati Porong ,Sidoarjo .Kami cuma bisa melihat tanggulnya saja dari kejauhan .Sebuah peradaban yang hilang ditelan lumpur Lapindo .Beberapa komentarpun keluar dari mulut kami .Setelah itu kami hanya melihat pemandangan sawah-sawah dengan tanahnya yang mengering .Gersangnya musim kemarau .

Jam sepuluh lewat tiga puluh delapan menit kami sampai di terminal Bayu Angga ,Probolinggo .Setelah turun dari bus kami langsung mencari warung ,untuk membeli air minum untuk persediaan di Bromo nanti .
Sesuai petunjuk backpackers lain di google .Kami mencari mobil Bison warna ijo lumut untuk melanjutkan perjalanan ke Bromo .Masih sepi .Perlu diketahui ,untuk mobil bison ini muat untuk 15 orang ,dan baru akan jalan setelah penuh .Harga sewa satu mobil ini Rp 350.000,- .Jadi untuk satu orangnya dikenai biaya Rp 25.000,-Tapi berhubung masih sepi ,kami memilih untuk makan siang dulu.

Ciri khas warung nasi di Jawa Timur selalu menawarkan menu utama Nasi Pecel dan Nasi soto Ayam . Nasi soto ayam menjadi pilihan kami + es teh tawar .Tidak sampai lima menit ,pesanan kami sudah ada di meja .Karena cuaca panas ,aku langsung menyambar es teh yang kami pesan .Tehnya wangi .Tapi kalau dibandingkan dengan teh di warteg ,aku lebih memilih yang di warteg .Lebih segar .
Sambil menikmati hidangan makan siang , kami mendengarkan pembicaraan para sopir Bison .Sepertinya mereka memakai dialek Madura .Aku sendiri tidak tahu artinya.Ada beberapa juga yang menggunakan bahasa Jawa

Satu jam ,dua jam kami menunggu .tidak ada tanda-tanda orang yang akan pergi ke Bromo ,ternyata bison kloter pertama sudah berangkat sekitar jam setengah sembilan .Jadi kemungkinan kami berangkat pada kloter kedua sekitar jam 2 siang .Atau paling parah sekitar jam 7 malam .Ini menurut penjual soto di pujasera samping terminal .
Jam setengah dua akhirnya ada titik terang .Tiga orang yang setelah kami interogasi terrnyata berasal dari Cilegon akan naik ke Bromo juga .Berikutnya ada 5 bule juga yang akan naik .Masing – masing mendapatkan penawaran paket mobil antar jemput + penginapan + jeep untuk naik melihat sunrise ,dengan harga yang cukup beraneka ragam .Setelah melewati tawar menawar yang cukup panjang ,kami deal dengan harga Rp 550.000,- untuk bertiga . Jadi masing-masing dikenai Rp 184.000,-. Padahal rancangan biaya awal untuk kami bertiga
Bison PP Rp 150.000
Penginapan Rp 120.000
Jeep (share) Rp 175.000
Tiket masuk Rp 18.000
Total Rp 463.000
Atau per orangnya Rp 155.000.
Tidak apa-apa lah .Daripada terlantar di terminal .Yang terpenting setelah tawar menawar ,bayarlah biaya-biaya tadi setengahnya dulu .Mintalah tanda terima berikut nama dan nomor handphone .Buat perjanjian jam berapa kita mau dijemput untuk kembali ke Probolinggo keesokan harinya.

Jam dua siang lewat empat belas menit kami lepas landas dari terminal Bayu Angga . Kami melalui jalan yang berkelok-kelok dan naik turun dan disuguhi dengan pemandangan yang mengagumkan .Teringat perjalanan ke Dieng ,lebaran kemarin . Hawa dingin mulai terasa saat memasuki desa Sukapura(27 km dari Bromo ) .Padahal teriknya matahari masih menghiasi tanah di Probolinggo ini .Tapi sungguh sangat disayangkan banyak hutan cemara yang gundul. Begitu sampai di Cemoro Lawang (desa terdekat Bromo ) kami langsung di antar ke penginapan .

Kami bertiga mendapat sebuah kamar dengan single bed yang cukup besar .Dengan kamar mandi yang berada di samping tak jauh dari kamar .Dan sebuah ruang santai dengan beberapa sofa ,dan sebuah televisi ( harus berbagi dengan tamu-tamu penginapan yang lain ).
Kami langsung berebut untuk mandi .Tapi kedua temanku tidak jadi mandi .Airnya seperti air es .
Benar juga .Akupun hanya menyelesaikan mandi selama 3 menit saja .Takut terkena hipotermia .Menurut info yang didapat dari orang di penginapan ,suhu air di bromo mencapi 5 derajat .Sangat segar untuk membuat minuman sirup di tengah teriknya Jakarta .

Setelah menyelesaikan mandi ,kami langsung keluar dari penginapan .Berjalan-jalan ,menikmati sore hari di desa Cemoro Lawang .Berharap nanti bisa menikmati sunset .Tidak jauh dari penginapan kami sudah bisa melihat pemandangan Gunung Bromo ,Gunung Batok ,Gunung Semeru .Meskipun di sini bukan menjadi titik terbaik untuk melihat keindahan Bromo ,tapi cukup membuat kami berdecak kagum .Setelah puas berfoto kami memutuskan untuk kembali ke penginapan .

Sekitar jam tujuh malam kami berniat untuk mengisi perut kami .Udara dingin mulai menyusup sampai ke dalam tubuh menembus sweaterku .Kami berjalan sedikit menurun ,sambil melihat indahnya bulan purnama di balik perbukitan .Tak jauh dari penginapan ,kami menemukan sebuah warung nasi goreng .Kami memesan 3 porsi + teh panas .Tak lama ,pesanan kami pun siap . Tiga piring nasi goreng dengan taburan kembang kol dan cabe rawit (karena tidak ada sambal ) sangat menggugah selera .Saat mulai menyantap .Kami langsung berkomentar enak ,tapi nasinya sudah dingin .Saat meminum teh yang panas tadi juga sudah dingin.Ajaib ,ternyata ini karena pengaruh suhu udara di Bromo .
Setelah selesai menyantap nasi goreng ,ada yang mengusulkan untuk memesan mie rebus .Aku langsung menolak dengan alasan prinsip backpackers untuk berhemat .Tapi akhirnya aku terbujuk juga ,tiga mangkuk indomie soto sudah ada di meja .Mungkin karena pengaruh suhu dingin yang membuat perut kami kalap.

Nasi goreng Rp 30.000
Mie Rebus Rp 24.000
Teh manis Rp 6.000
Total Rp 60.000

Jadi satu orang menghabiskan Rp 20.000 sekali makan .

Setelah makan kami memutuskan untuk berjalan-jalan di desa Cemoro Lawang .Malam itu kondisi cuaca di Cemoro Lawang cukup cerah .Kami bisa melihat dengan jelas bulan purnama yang ditemani bintang-bintang .Menambah indahnya malam .Tapi cukup sepi ,hanya nampak beberapa orang penjual sarung tangan dan masker .Mungkin para wisatawan lebih memilih berada di penginapan daripada keluyuran,karena udara di luar sangat dingin .

Kami terus berjalan .Nampak beberapa turis asing sedang menikmati makan malam di Cafe Lava .
Kami melihat sebuah toko souvenir .Kamipun langsung masuk .Syal rata - rata dijual seharga Rp 15.000 sampai Rp 30.000 . Sementara untuk kupluk (penutup kepala )dijual mulai Rp 12.000 sampai Rp 20.000 .Mata kami tertuju pada sarung yang biasa dipakai oleh suku Tengger di sana . Menurut info yang saya peroleh ,sarung yang mereka pakai bukan hanya untuk melindungi mereka dari hawa dingin ,tapi juga merupakan suatu bentuk kepatuhan adat .Ternyata sarung-sarung di toko tersebut asli buatan bali dan dijual seharga Rp 100.000 .Cukup mahal.Sepuluh menit berada di toko tersebut ,kami tidak jadi membeli .
Ha..ha..ha.

Kami memutuskan untuk kembali ke penginapan .Ditengah perjalanan ,seorang temanku mengusulkan untuk membeli kartu remi dan makanan kecil .Sehingga kami harus putar arah lagi .Kami langsung menuju sebuah warung . Segera kutanyakan apa yang kami cari ,menggunakan bahasa Jawa .Saat kutanyakan harga ,si penjual menyebut sebuah kata "Gangsal ewu " .Langsung kuberikan selembar uang lima ribuan .Tapi kedua temanku nampak kebingungan .Sepertinya saat itu otak mereka dipenuhi dengan tanda tanya .Gangsal ewu itu berapa sih ? Mereka sama sekali tidak mengerti bahasa Jawa .Hanya beberapa kosakata yang mereka tahu ,menirukan kata-kata yang sering diucapkan Sule di OVJ .
OJO dan NENG ENDI.Hahaha ..Satu kosakata menambah perbendaharaan kata mereka "Gangsal Ewu " .

Sampai dipenginapan langsung kusambar selimut yang ternyata hanya ada dua .Sehingga satu orang temanku terpaksa harus mengalah.Kami bermain poker (bukan judi loh..hanya sekedar permaianan )sampai mata kami mulai mengantuk .Tak lupa kupasang alarm di HP jam 02:30.

30 September 2012 jam 02:30

Aku bangun setelah mendengar alarm ,dan aku langsung menuju kamar mandi ,meskipun udara begitu dingin. Kami harus segera bersiap-siap ,karena sebentar lagi kami akan dijemput menggunakan jeep untuk melihat sunrise di Pananjakan.Menurut info yang kami dapat suhu Bromo di pagi hari bisa mencapai 0 derajat .Sengaja aku pakai dua lapis sweater dan satu kemeja ,dan tidak lupa penutup kepala.

Jam tiga lewat lima belas menit kami sudah berada di luar penginapan .Kami menunggu jeep yang katanya akan menjemput kami jam tiga pagi .Tapi sampai sekarang belum terlihat .Satu persatu jeep nampak mulai naik menuju Pananjakan .Dengan sabar kami menunggu jeep yang akan menjemput kami .
Sepertinya sweater yang aku pakai tidak cukup untuk menghangatkan tubuhku .Suhu udara pagi ini cukup ekstrim .Di tengah cuaca yang ekstrim ,kami masih sempat untuk bernarsis ria .Berfoto di samping jeep yang terparkir di depan penginapan .Tadinya kami mengira kalau jeep ini yang akan dipakai untuk mengantar kami ke atas.Ternyata bukan.

Jeep yang kami tunggu akhirnya datang juga .Kulirik jam di hp .Sudah jam empat lewat .Kami langsung naik ,tanpa disuruh lagi .Jeep ini muat untuk 7 orang .
Tapi saat itu hanya diisi enam orang , tujuh beserta supir .Berangkat...

Kami melewati tanjakan dan belokan yang cukup ekstrem.Karena banyaknya jeep yang melalui jalan ini ,nampak seperti sedang pawai saja .Bahkan jeep kami sampai berjalan merayap ,karena padatnya arus pengendara jeep ini.Di tengah perjalanan ,sang supir mengingatkan kami untuk kembali ke jeep ini jam delapan pagi .Tidak sampai lima menit kami harus turun ,dan meneruskan perjalanan kami dengan cara berjalan kaki .Olahraga pagi .Satu ,dua ,tiga tanjakan kami masih bersemangat .Tapi selanjutnya kami merasa kelelahan .Kami sedikit terganggu juga ,karena banyak sekali debu .Menurut cerita ini dikarenakan letusan gunung Bromo tahun 2011 yang lalu.Kami mempercepat langkah ,samabil menolak tawaran sewa kuda .

Matahari sudah mulai menunjukkan batang hidungnya .Nampak di hadapan kami keindahan gunung Bromo ,gunung Batok dan gunung Semeru .Suasananya cukup ramai ,sehingga kami berebut tempat untuk bisa berfoto untuk mendapatkan keindahan Bromo.Sunrise Sunrise when the morning come sunrise ...oh indahnya ,menikmati keindahan gunung Bromo saat matahari terbit .

Setelah puas berfoto kami bergegas untuk turun menuju jeep kami .Sudah jam delapan .Kami akan melanjutkan perjalanan menuju puncak Bromo. Diperjalanan menuju jeep ,kami disambut dua orang wanita dari suku Tengger ( masyarakat lokal Bromo ) .Mereka menawarkan diri untuk berfoto bersama .Tapi kami menolaknya

.Kesan kami selama di Bromo dengan masyarakat Tengger yang sangat ramah, bersahabat dan cukup lancar berbahasa Inggris .

Jeep kami segera bergerak menurun.
Kami melewati gerbang bertuliskan

TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
SELAMAT DATANG DI KAWASAN WISATA BROMO
KABUPATEN PROBOLINGGO – JAWA TIMUR

Perjalanan dari Penanjakan menuju kawasan Bromo ditempuh kurang lebih selama sepuluh menit . Kami melewati hamparan padang pasir ,yang sering disebut sebagai pasir berbisik .Yang aku dengar sebutan tersebut diambil dari sebuah judul film yang dibintangi oleh Dian Sastro dan Christine Hakim .Tapi aku tidak begitu yakin .Mana yang terlebih dahulu menggunakan nama tersebut .

Setelah sampai kami turun dan langsung berfoto di depan deretan jeep yang terparkir . Kami terpana melihat keindahan di depan kami Gunung Bromo dan Gunung Batok yang bersebelahan . Kami berjalan melewati lautan pasir .Sekilas bila dilihat di foto kami seperti berada di pantai .

Dari jauh Gunung Bromo memang tidak terlalu tinggi .Tapi saat mencoba menaikinya ,cukup lelah juga .Aku lihat kedua temanku sudah jauh di depan .Aku tidak peduli .Aku masih sibuk mengambil gambar .Sayang sekali bila keindahan alam ini tidak diabadikan .Tidak seperti gunung-gunung yang lain ,gunung Bromo memang tidak ditumbuhi pepohonan .Tapi tak mengurangi keindahanya . Orang berkuda nampak lalu lalang menawarkan kepada wisatawan untuk naik kuda sampai ke atas . Aku memilih berjalan kaki saja .Lebih berkesan nantinya .

Kami hampir sampai di puncak Bromo .Kami harus menaiki 250 anak tangga .Aku percaya saja pada artikel yang aku baca .Aku tidak menghitungnya sendiri .Lumayan melelahkan .Tapi terobati setelah kami sampai di puncak .Saat angin bertiup ,tiba-tiba aku mencium bau belerang yang sangat menyesakan nafas. Semakin aku menarik nafas panjang ,semakin sesak saja .Aku langsung mengambil masker dari tas .Huh..
Nampak dari atas sini pemandangan lautan pasir yang dikelilingi perbukitan .Oh indahnya . Saat melihat kawah Bromo ,kami seperti melihat sebuah sumur dengan diameter yg sangat luas .Banyak yang berkomentar membandingkan dengan kawah gunung lain .Tapi aku tidak berkomentar karena ini kawah gunung pertama yang aku lihat langsung .Setelah puas berfoto-foto kami memutuskan untuk turun .

Cuaca siang ini sangat cerah .Mataharipun cukup terik .Tapi tidak terasa panas .Karena udara di Bromo memang dingin .Seperti berada di dalam ruangan ber AC.Langitnyapun nampak biru sekali .Nyaris tidak berawan .Dalam perjalanan turun dari gunung Bromo kami menjumpai pedagang "CILOK" .Ya benar sekali ,cilok .Makanan yang bentuknya bulat seperti bakso terbuat dari tepung sagu ,dimakan bersama saus tomat .Makanan rakyat yang sangat Indonesia .Kami bertiga menikmati cilok di depan Pura Luhur Poten .

Yang aku dengar ,mayoritas masyarakat di kawasan Bromo ini beragama Hindu .Menurut mitos tentang asal usul Suku Tengger. Dahulu di pulau Jawa di perintah oleh Raja Brawijaya dari Majapahit yang mempunyai anak perempuan bernama Rara Anteng yang menikah dengan Joko Seger, keturunan Brahmana. Ketika terjadi pergolakan di pulau Jawa, sebagian masyarakat yang setia pada agama Hindu melarikan diri ke pulau Bali. Sebagian lainnya menarik diri dari dunia keramaian dan bermukim di sebuah dataran tinggi di kaki Gunung Bromo, dipimpin oleh Roro Anteng dan Joko Seger, jadilah mereka suku Tengger, kependekan dari AnTeng dan SeGer.(sumber :Wikipedia).

Setelah puas menikmati keindahan Gunung Bromo ,puas menikmati cilok ,puas bermain pasir , kami memutuskan untuk kembali ke penginapan .Sebenarnya jarak antara penginapan ke gunung Bromo tidak terlalu jauh .Tapi sebuah kesan tersendiri menaiki jeep melewati perbukitan di Penanjakan dan melintasi pasir berbisik Bromo.Sang supir menanyai kami jam berapa kami akan turun ke Probolinggo .Setelah perundingan yang cukup singkat kami meminta untuk di antar jam 12 siang saja .Karena masih betah berada di Bromo

Sampai di penginapan ,baru terasa kalau langkah kami menjadi sedikit berat .Saat membuka sepatu ,ternyata di dalam sepatu kami banyak sekali pasir yang terbawa .Wah sepertinya bisa di bawa pulang untuk kenang-kenangan.


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

Enhi
Enhi
Enhi Pro.
pd. 2 Maret 2014, 22.26

Iya mas gpp n maaf jg ru replay..(kmrn jg puas pas ke bromo :D(

Suka 0
INDRA SUSANTO
INDRA SUSANTO
INDRA SUSANTO Newbie
pd. 25 Nov. 2013, 13.56

Salam kenal juga ya...maaf baru reply..baru buka lagi nih..
ngga ada CP buat jeepnya..waktu itu nekat tanpa travel agent manapun ..serba on the spot ..waktu itu temen sempet nyimpen nomer buat antar jemput jeep tapi udah ilang

Suka 0
Enhi
Enhi
Enhi Pro.
pd. 24 Agu 2013, 2.11

saLam kenal mas..

msh punya cp jeep kah ? *bagi dong :)

Suka 0

© backpackerindonesia.com