User Menu
Main Menu

awal menginjakkan kaka di pulau sumatera "ADVENTURE ANDALAS ISLAND"

ikhsan Anshorie
ikhsan Anshorie Nb., pada 30 Juli 2013, 0.25
di Blog

Suara mesin Kapal Ferry, seakan mengiringiku di awal menginjakakan kaki pertama di pulau Sumatera. Matahari yang menyeruat dari balik bukit kian meninggi, dan dengan gagah dan anggun memunthkan cahaya orangenya ke seluruh penjuru bumi, pantulan bayangan dari sang orange di atas kulit air, memantulkan cahaya kemilau di antara buih-buih air hasil proses baling-baling Kapal yang berputar tepat di belakang kapal. gemericik buih yang di padu dengan suara mesin dan ditambah lagi dengan pantulan kemilau cahaya Orange dari muntahan sang pemilik cahaya siang di balik. pecahan-pecahan buih menambah keterpaduan keindahan ciptaan Allah yang satu ini, membuatku tak henti-hentinya mengucapkan dan melafadzkan Asma Allah tanda Rasa Syukur yang luar biasa kepada Allah SWT yang telah memberikanku nikmat atas segala CiptaanNya yang tak ada satupun yang tidak memiliki maksud untuk di ciptakan sehingga aku melihat, dan merasakan hangatnya mentari pagi di buritan kapal belakang dengan tenang dan penuh dengan rasa takjub.
Di sebelah kanan dan kiri, terlihat ada beberapa orang yang sedang berbaring di kursi yang sama dengan ku yang di cat berwarna coklat tua, dan di rancang khusus seperti kursi pantai sehingga bisa di stel posisi tidur atau bersandar. Di luar pagar ferry yang sedang berjalan menuju pelabuhan bakahuni ini terdapt beberapa kapal yang sedang berlalu lalang, ada yang mengantarkan penumpang dan tidak sedikit yang mengantar dan mengirimkan barang dari pulau jawa ke Sumatera maupun sebailknya. Posisi duduk yang sangat strategis membuatku bisa memandang hampir seluruh buritan kapal belakang Ferry ini. Kucoba mengukur jarak matahari dengan puncak bukit, hanya berjarak 2 jari saja yang ku posisikan tertidur, dengan ujung jari kuhadapkan ke kiri. Mata kanan agak kusipitkan karena silaunya matahari. Namun, hal ini membuatku sedikit tertawa geli karena mengingtkanku ketika masih dibangku SD, sering mengukur besar Dan kecil sesuatu dengan jari-jari tangan, bahkan Dulu bulan pun hanya sebesar ibu jari. Hehehe.
Asik dengan ketikan Dan buih-buih dibelakang kapal, tak sadar kapal berhenti hanya mesin kapal saja yang terus mengeluarkan suara. "Loh, kenapa berhenti?" Gumamku dalam hati. Ku tolehkan pandanganku ke sebelah kanan, ada beberapa kapal yang sedang berlabu. Kemudian Ku tolehkan lagi ke arah kiri Dan "HAAA.. "dengan sedikit tersentak, Alhamdulillah, ternyata berhentinya kapal ini karena telah sandar di pelabuhan Bakahuni Lampung Selatan. Perasaan Dekdegan dan penasaran bercampur jadi satu. Di sebelah kanan belakang badan kapal, tepatnya sebelah kiriku, terlihat mobil-mobil mulai keluar satu persatu dari dalam kapal Ferry. "Selesaikan dulu Ah" gumamku dalam hati sembari dua ibu jariku kembali menari-nari di atas tombol querty BBku.
Sedang asik terhanyut dalam cerita petualangnku yang ku abadikan dalam dokumen Word BB di pulau sumatera, tak sadar penumpang-penumpang yang tadinya ada di sekelilingku tiba-tiba sudah lenyap. Ternyata semuanya sudah turun ke pelabuhan. sedangkan penumpang yang tersisa di buritan kapal belakang, kini hanya Aku sendiri. Ku angkat pandanganku perlahan dan melihat ke sekeliling. "ASTAGAAA..baru berapa menit yg lalu kog sdh kosong??" Kaget bukan kepalang ketika melihat semua penumpang yang ramai tadi sudah tidak ada lagi yang berada di belakang buritan kapal. Dengan gerakan cepat kusave catatanku di dokumen word BB, dan menyimpannya di saku celana depan sebelah kiri. Dan dengan gerakan ala koboi-koboi indonesia berdiri sambil memutakan badan (Emang ada koboi indonesia ya..?). Lalu kuraih tas punggungku dan meletakkannya di punggung yang tadi tergeletak di bawah kursi. langkah kupercepat menuju pintu keluar yang berada di sebelah kiri kapal. Saking khawatirnya kapal akan kembali lagi ke pelabuhan Merak Banten aku sedikit berlari, karena 30 menit telah berlalu setelah kapal sandar di pelabuhan Bakahuni Lampung selatan. Beberapa langkah di belakang pintu keluar perlahan kutarik napas lewat hidung sampai dada sedikit terangkat keatas kemudian kuhampaskan lewat hidung sambil kedua ibu jari kusisipkan diantara kedua tali tas punggung dan dada. "Bismillahirrohmanirrohim" langkah pertama keluar pintu ku awali dengan Doa agar dalam perjalanan nanti akan selalu dilindungi oleh Allah SWT, Amiinn. Perasaan yang tadinya penasaran, degdegan kini tertumpah sudah di laut pelabuhan bakahuni. Sambil berjalan melewati seperti Fly Over sepanjang kurang lebih 200 meter dari kapal menuju pintu keluar pelabuhan mataku seperti seekor burung yang tak henti-hentinya memandang setiap sudut dari pelabuhan bakahuni ini sampai tiba di pintu keluar pelabuhan bakahuni.
Kring...kring...kring... HP nokia yang tersimpan di saku celana depan sebelah kiri berbunyi, segera ku keluarkan, dan melihat ke layar ternyata Angga. "Assl'alaikum", "wa'alaikumsalam", "sudah dimana San?", "ni sudah di pelabuahan Ngga, di samping bus Ekonomi" jawabku, "ok2, coba kamu tanya, lewat Teluk gak?", "ok2", sembari HP masih menempel di telinga, "Mas, bus ini lewat teluk ngga?", "O,, ngga Mas" jawab kernet bus ekonomi itu dengan nada agak tergesa-gesa karena harus merayu penumpang agar mau naik ke bus ekonominya. "Angga, Busnya ngga lewat Teluk", "o.. Kalau begitu kamu turun di Panjang aja, setelah itu,,,". "Sms, sms aja Ngga biar lebih jelas" Belum lagi Angga melanjutkan pembicaraannya, sudah ku potong. Lalu kumatikan HP Nokiaku, kemudian bergegas naik ka dalam bus ekonomi. Memang dari awal aku sudah berniat setiap kendaraan yang ku tumpangi harus yang paling biasa dan paling murah. Bukannya tidak ada uang, tapi sudah bosan dengan yang eksekutif atau bisnis (hehe,, Lebay, padhl emang ngga ada uang di dompet nih..)
Akhirnya setelah menunggu cukup lama, sambil melihat kernet yang dengan kalimat-kalimat rayuannya kepada penumpang agar bersedia naik ke dalam busnya. Alhasil, penumpang yang berhasil di pikat adalah 12 orang, sedangkan kursi yang masih kosong adalah kurang lebih 50 kursi (gubrak..haha lebih banyak kosongnya).
Tanpa menunggu lagi supir bus ekonomi ini mulai menginjak pedal kopling kemudian memasukkan porseneling ke gigi 1 dan mulai menekan pedal gas dengan telapak kaki kanannya perlahan sampai Bus mulai bergerak.
Ada yang terlupa, tadi sebenarnya penumpang bus sekitar 20 orang, tapi karena terlalu lama menunggu, akhirnya mulai berkurang satu persatu, dan kini yang tersisi hanya 12 orang. Mungkin bila menunggu lebih lama lagi maka yang tersisa hanya Aku sendiri, kan tidak lucu, bus sebesar ini hanya membawa 1 orang penumpang saja, Hehehe. Belum lagi ada seorang ibu yang sejak naik ke atas bus ini terus ngoceh dan mengeluh tentang lamanya Ngetem. Tapi bagiku, nikmati sajalah, ini sebagian dari seni dalam perjalan.


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

Loading...

© backpackerindonesia.com