User Menu
Main Menu

Tahun Baru 2011, ARGOPURO

Alam Septian
Alam Septian Nb., pada 2 Agu 2013, 16.28
di Blog

Perjalanan tahun baru kali ini berbeda dari yang lain, saya bersama teman – teman melakukan pendakian ke gunung argopuro. Pendakian dimulai dari pembentukan tim, tim semula ada kak yudi, ancol, sapot, rasang, ryan, saiba dan saya sendiri. Setelah mendekati hari keberangkatan, tim menyusut jadi 3 orang, kak yudi, ancol dan saya. Tanggal 27 Desember 2010, kak yudi bersama ancol berangkat dari bogor mennaiki kereta gaya baru malam, sedangkan saya sudah standbay di kota probolinggo. Malam hari itu juga, tiba – tiba sapot sms :

Sapot : Lay, ada parafin g?

Alay : Ada, napa? Emg mw ikut?

Sapot : bantu doa aja dah

Pikiran q waktu itu sapot g jadi ikut, dan suki tiba – tiba sms juga menanyakan masalah argopuro.

Suki : lay, boleh ikut k argopuro g?

Alay : boleh, berapa org? Ada flyhseet g?

Suki : 2 orang

Di pikiran q, “ wah kacau ni, tenda kurang”. Suki yang dari jogja menyusul naik kereta Sri Tanjung menuju probolinggo.

Tanggal 28 Desember 2010

Rombongan dari Bogor tiba di Kota Probolinggo sekitar jam 11 siang, dan ternyata tiba – tiba ada si sapot yang ternyata ikutan. Rombongan dari bogor ternyata tiga orang, dan total berarti 6 orang. Sementara tenda yang dibawa cuma 2 yaitu tenda piinjaman q dan tenda punya kak yudi selain itu kapasitas setiap tenda untuk 2 orang. Wah kacau ni, musim hujan lagi. Setelah sesampainya di rumah q, kami membuka semua isi carier, dan setelah di cek ternyata si ancol jg bawa tenda. Ah, ah selamat dah

Tim dari jogja baru dateng dari probolinggo jam setengah delapan malam, dan langsung cek logistik, makanan, dan perizinan. Sebelum berangkat ke argopuro, kami mengsisi perut terlebih dahulu supaya tenaga dan pikiran jalan. Hahah.

Dari rumah q, kami langsung menuju terminal bayuangga dan lansung menuju besuki. Dari probolinggo kami berangkat pukul 22.00 dan sampai besuki jam 23.15. Sesampai di alun – alun besuki, kami langsung menuju polsek besuki untuk menginap di masjid. Di polsek, q di “korbankan” temen – temen untuk melakukan izin karena q yang merekomendasikan untuk menginap di masjid polsek. (ah sial). Pada saat masuk kantor polisi, perasaan q jadi kacau takut g di bolehin, takut dimarahin, eh ternyata saat izin pak polisinya baik. (makasih polsek besuki)

Tanggal 29 Desember 2010 ( Pendakian hari pertama)

Jam 05.30 kami bangun, dan melakukan sholat shubuh terlebih dahulu. Setelah sholat selesai, ada orang yang tiba – tiba menawari kita untuk menaiki angkotnya. Tanpa pikir panjang kami langsung mengiyakan. Di daerah besuki, masyarakatnya, memakai bahasa madura. Menurut teman – teman yang dari bogor, bahasanya cukup kasar dan disana kalo ngomong keras – keras. Beda dengan orang sunda dah. Hehe

Jam 07.00 kami sampai di desa baderan, desa terakhir pendakian. Sebelum melakukan perizinan kami terlebih dahulu mengisi amunisi perut kami dengan memakan nasi isi sayur dan telur asin. Makan selesai, kami lansung menuju kantor BKSDA untuk melakukan perizinan. Lagi – lagi saya dikorbankan untuk melakukan proses perizinan, dan saat masuk saya disambut dengan ramah oleh mas Suryadi dan Pak Sus. Pak Sus ingat dengan saya, karena sebelum berangkat saya sms dulu ke pak sus. Pak sus menyanyakan fotocopy ktpnya mana? Waduw gawat, pasti anak – anak pada lupa. Saya pun keluar sebentar dan memanggil anak – anak yang lain untuk mengumpulkan KTP dan yang ada fotocopynya cuma kak yudi. Wah parah niy, apalagi ktp aku ketinggalan di bogor, sial banget dah. Mas Suryadi akhirnya menawari kita, agar temennya yang akan memfotocopykan ktp anak –anak, wah selamat dah. Proses simaksi selesai pukul 09.30 dan kita berangkat dari pos baderan jam 10.00

Perjalanan menuju Padang Savana Cikasur

Argopuro merupakan gunung yang memiliki jalur terpanjang di Pulau Jawa, dan biasanya pendaki biasanya memerluak 4-6 hari untuk mendakinya. Perjalanan menuju cikasur cukup landai, dan kita selalu melewai beberapa lembahan dan punggungan. Entah berapa banyak lembah, punggungan yang telah kita lewati. Perjalanan menuju pos 1 cukup terasa sangat jauh, kita melewati perkebunan warga terlebih dahulu.Di tengah – tengah jalan, terkadang kita melewati sungai dan parahnya pada saat melewati ada ibu – ibu yang lagi sedang mandi. Karena jalannya harus melewati sungai, yah dengan terpaksa kami melewati ibu – ibu yang sedang mandi. Hehe

Sampai di pos pertama pukul 11.00, dan kita isitirahat terlebih dahulu di shelter. Tim terlihat mulai kelelahan, si Sapot, q, ma kak yudi langsung lepas baju dan ancol, suki ma adit langsung melepas dahaga. Istirahat kurang lebih 15 menit, dan kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2 dan mata air 1. Perjalanan menuju mata air 1 cukup lah menguras tenaga, kita berjalan sampai menjelang sore yaitu jam 2 sore baru sampai mata air 1. Kondisi cuaca selama perjalanan mendung, kadang – kadang gerimis dan ini membuat tim sering mengalami jatuh. Tim sudah jalan kurang lebih 4 jam, dan kita di mata air satu masak indomie goreng untuk mengisi tenaga. Setelah selesai istirahat, kami berdebat antar tiap orang untuk menentukan tempat camp. Ada yang berpendapat, yaudah kita ngecamp di mata air 2 alasannya disana kan ada sumber mata air, ada yang di alun – alun kecil aja alasannya sayang waktunya, dan ada yang berpendapat tetap pada target awal yaitu cikasur. Saya ditunjuk sebagai pengambil keputusan karena disini saya bertindak sebagai guide lokal dan penunjuk arah, dan keputusannya kita jalan terus sampai kondisi matahari terbenam.

Perjalanan menuju mata air 2 dimulai pukul 15.30 WIB dan jalur mulai curam dan tim mulai agak frustasi dengan terus menerus menanyakan berapa jam lagi niy nyampek mata air 2? Berapa jam lagi niy nyampek cikasur? Saya yang ditanya sebenarnya bingung juga, karena sudah hampir 3 tahun yang lalu q mendaki kesana. Saya kadang berspekulasi bentar lagi nyampek kok, isya paling udah nyampek cikasur. Hampir sekitar satu jam jalan akhirnya kita sampai di mata air 2, dan ini membuat tim agak lega.

Mata air 2 ke Alun – alun kecil

Tim akhirnya sepakat untuk melanjutkan perjalanan menuju alun – alun kecil, kondisi tim mulai agak terganggu dengan kramnya kaki si sapot. Dengan kondisi yang kram, tim masih dapat melanjutkan perjalanan walaupun kadang kita harus jatuh bangun menggendong carier serta melawan kemalasan pada diri kita sendiri. Perjalanan menuju alun – alun cukup landai dan relatif tidak ada tanjakan. Matahari mulai terbenam dan tim akhirnya sampai di alun – alun pukul 17.50, dan kami istirahat terlebih dahulu karena waktunya magrib. Setelah lewat waktu magrib, tim memutuskan untuk lanjut dengan pertimbangan waktu menuju cikasur adalah 1 jam.

Alun – alun kecil ke Padang Savana Cikasur

Pukul 18.15 kami berangkat dari alun – alun kecil menuju cikasur, dan posisi jalan di atur karena ada yang tidak membawa senter. Posisi paling depan adalah aku, ancol, adit, kak yudi, suki, dan sapot. Perjalanan kali ini lumayan memeras otak, mental dan fisik. Kita jalan melewati savana masuk hutan pinus sampai berulang – ulang kali. Aku yang jalan paling depan coba jalan agak cepat supaya mengetahui mana batas akhir hutan pinus. Tapi yang terjadi kami cukup lama melewati hutan pinus, keluar padang savana lagi, masuk hutan pinus lagi. Aku sebagai penunjuk arah cukup bingung, seingat aku dari alun – alun kecil menuju cikasur tidaklah terlalu lama. Kita hampir mutar – mutar padang savana masuk hutan pinus sekitar 4 jam’an. Aku ma ancol yang jalan di depan dan akhirnya menemukan sinar cahaya dari kejauhan, ternyata itu merupakan cikasur. Aku dan ancol akhirnya berhenti dahulu dan menunggu rombongan yang belakang. Aku dan ancol mengerjai tim yang belakang dengan mengatakan cikasur masih jauh niy, kita lebih baik ngecamp disini. Si adit yang dateng kedua agak bengong, ketika kita katakan bahwa cikasur masih jauh. Adit cenderung diam dan agak pasrah, tapi kemudian kita kasih tau bahwa cikasur sudah deket kok, tu sinar senter keliatan. Si adit langsung lega, dan kemudian kak yudi datang dengan wajah yang sumringah juga. Si suki dan sapot cukup lama untuk menyusul kita, ternyata kaki sapot mengalami masalah kram lagi. Hampir mau sampai di tempat kita istirahat, giliran suki yang jatuh kepleset. Suara yang ditimbulkan cukup keras, ini sesuai dengan badan suki yang cukup besar. Dari tempat istirahat menuju cikasur ternyata masih lumayan jauh, kita harus menyebrangi sungai terlebih dahulu. Ancol yang pertama kali mencoba melewati sungai, terpleset dan jatuh ke air, dan ketika giliran aku menyebrang si ancol mulai curang dengan tidak menyoroti lampu senter ke arah sungai. Aku menyebrangi sungai dengan rasa gengsi dan tidak mau jatuh seperti si ancol. Dan ketika aku berhasil tidak jatuh, si ancol kesel dan berharap yang lain ikut jatuh. Sapot, suki, kak yudi ternyata dapat menyebarang sungai dengan selamat, dan si ancol tambah kesel aja dia. Haha

Jam 23.00 baru kita mendirikan tenda, kondisi cikasur pada saat itu tidaklah terlalu dingin. 3 tahun lalu aku kesana cukuplah dingin dan shelter disana juga masih layak pakai. Kondisi shelter disana sekarang cukup mengenaskan dan di bagian samping – sampingnya udah terlepas semua.

Setelah mendirikan tenda, kami memasak. Menu kali ini adalah cumi rebus. Wah mantap dah, sebanding dengan perjalanan hari ini yaitu sekitar 12 jam.

“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan

berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari

biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”

“Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja….”

“Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya….”

“Serta mulut yang akan selalu berdoa….” (novel 5cm)

Tanggal 30 desember 2010 Cikasur ke Rawa Embik

Pagi hari, jam 7 pagi’an kami masak ikan asin di campur cumi – cumi. Di cikasur ini lah kami merasakan nikmatnya makan di padang savana. Selain itu kita juga merasakan tidur beralaskan rumput dan beratapkan langit. Disini aku merasakan udara yang sejuk, ketenangan, dan pemandangan yang eksostis. Dulu, konon cikasur merupakan tempat landasan kapal terbang belanda, dan disana terdapat sisa – sisa bangunan bekas vila Belanda. Di cikasur juga banyak terdapat burung merak, ayam hutan, landak dll.

Perjalanan menuju ke rawa embik dilalui dengan trek yang cukup curam dan landai dan kita berangkat jam 12an. Jalan yang dilalui berupa padang savana dan hutan pinus. Menuju cisentor kita harus naik turun kayu yang berjatuhan dan kadang – kadang harus merayap melewati kayu dan tetap membawa carier.

Pukul setengah 2 siang kami mencapai cisentor. Kami melakukan sholat dhuhur terlebih dahulu, dan memakan cemilan seadanya. Jam 2 siang baru kami melanjutkan perjalanan kembali ke rawa embik

Di tengah perjalanan menuju rawa embik, aku yang jalan paling depan sempat nyasar. Aku sempet bingung dan tidak mengambil jalan arus sungai yang sudah mati. Kami sampai di rawa embik pukul 16.00 wib.

Kita mendirikan tenda dan mulai masak. Menu kali ini adalah teri dicampur cumi tumis. Suasana rawa embik tidaklah jauh beda dengan cikasur, disini juga terdapat padang savana yang cukup luas, dan disamping tempat kita ngecamp terdapat aliran sungai. Suasana pada saat itu, cukup dingin dan terjadi hujan abu dari gunung bromo. Pada saat kami tertidur, flysheet yang kami pasang tiba – tiba lepas karena tertiup angin yang cukup kencang. Kejadian ini terjadi pada pukul 23.00 WIB dan hawa diluar cukuplah dingin. Pada saat pemasangan flysheet, yang bergerak hanya si ancol dan sapot. Mereka berdua menjadi hero dah.

Tanggal 31 Desember 2010 Summit Attack,

Pagi – pagi, jam 05.30 kita berencana melakukan summit attack ke puncak rengganis. Tetapi pada saat itu cuaca tidak mendukung, hujan angin disertai debu menyerang tenda kita. Kami pun akhirnya menunda sampai hujan agak redahan. Jam 07.00, cuaca agak membaik dan kami memutuskan untuk menuju puncak dengan hanya membawa raicoat, minuman, makanan, dan kompor. Selama perjalanan menuju puncak, kami ditemani dengan badai angin yang bercampur dengan hujan dan suara pohon pinus yang tertiup angin. Jarak pandang mata kita juga sangatlah pendek saat itu, sekitar 3 meter, dan jalan yang lumayan terjal. Pada saat melewati savana, seharusnya pertigaan anatara Argopuro dan Rengganis cukup lah jelas, akan tetapi hanya jalan menuju rengganis yang jelas. Mendekati puncak, jalanan mulai berbatuan dan vegetasi mulai sedikit. Selama berhari – hari dan berjam – jam kita jalan, akhirnya keliatan juga puncaknya. Kami merasa senang, walaupun pada saat itu cuaca cukup lah buruk. Di puncak, matahari tidak kelihatan, angin kencang, hujan, dan dingin. Untuk mengatasi rasa dingin, kami berlindung di sebuah tumpukan batu dan memasak air hangat serta indomie rebus. Setelah mengisi perut, kami langsung mengambil dokumentasi dan melihat samudera diatas langit.

Pukul 10 pagi kami kembali lagi di pos rawa embik dan melakukan persiapan menuju perjalanan pulang. Setelah barang sudah di packing, kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan lintas jalur turun di Bremi. Perjalanan di post rawa embik merupakan padang savanna, dan kami sempat menemukan bulu merak. Perjalanan menuju rawa embik ke cemoro limo cukup jauh, kami sampai di cemoro limo pukul 17.00. Sampai di cemoro limo, kami langsung mendirikan dua tenda sekaligus dan menyiapkan makan malam. Perjalanan kali ini kebanyakan dengan menu cumi – cumi asin. Makanan siap, hujan badai tiba – tiba turun. Cuaca saat itu sulit ditebak terkadang cerah, terkadang hujan. Kondisi ini yang membuat kita cepat – cepat istirahat dan tidur.

Tanggal 1 Januari 2011

Pukul 09.00 pagi tim melanjutkan perjalanan menuju danau Taman Hidup. Perjalanan kali ini relative menurun. Vegetasi menuju taman hidup cukuplah rapat, akan tetapi jalur pendakian masih cukup jelas. Perjalanan kurang lebih 3 jam, tim sampai danau taman hidup. Kondisi danau saat itu tertutup kabut, sehingga pemandangan danau kurang nampak. Tim istiraht di danau sekitar 1 jam untuk makan dan pengambilan dokumentasi. Perjalanan dari taman hidup menuju Bremi jalanannya cukup menurun, sehingga menuju bawah hanya membutuhkan waktu 3 jam. Sesampai di bawah kami menuju polsek dan meminta untuk diantar ke tempat bus berada.


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

Loading...

© backpackerindonesia.com