Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

First Backpacking ASEAN: Thailand ( Negeri Murah Meriah )

deni DC
deni DC, pada 23 Sep. 2013, 20.12
di Blog

Sudah lama sekali saya mau jadi backpacker, bayangan backpacker yg bisa keliling dunia dgn biaya terbatas selalu jadi angan2 saya. Bingung? pasti. Pertama mau backpacker-an saya bingung setengah mati mau share atau cari info kemana, ditambah lagi saya yg masih berstatus sebagai karyawan swasta sekaligus mahasiswa belum memiliki hitung2an ekonomi yg pas untuk membuat sebuah rancangan perjalanan panjang di dalam negeri apalagi ke luar negeri.

Singkat kata, akhirnya tekad saya sangat kuat untuk memulai backpacking ke luar negeri, tujuan pertama saya adalah negara tetangga "Thailand". Banyak info yang mengatakan kalau suasana disana gak terlalu beda jauh sama di indonesia, mulai dari keramahan penduduknya, bentang alamnya, sampai harga2 yg murah meriah. Itulah alasan utama yg akhirnya saya putuskan untuk berkunjung ke thailand sebagai negara pertama target backpacking saya. Dan biar lebih hits lagi, saya pun jadi ketagihan sama film2 thailand dan bergabung dalam beberapa komunitas pecinta thailand. Disanalah saya belajar lebih dalam seputar thailand mulai dari culture, history, dan yang paling seru adalah film dan musiknya, sampe2 saya hapal cukup banyak lagu2 pop thailand dan juga jadi hafal sama banyak artis thailand dan bertekat untuk bertemu dengan beberapa diantaranya.

6bulan lebih sejak saya niatkan untuk ke thailand, akhirnya waktu yg ditunggu datang juga. 18 april 2013 jam 7.30 pagi pesawat saya take off dari Soetta International Airport Jakarta. Rasa penasaran pun memuncak, berbekal hanya beberapa pakaian, obat2 darurat, passport (WAJIB!!!), buku saku "Backpacking Thailand" karya mas Hairun Fahrudin dan uang tunai sebesar 12ribu baht. Yg buat saya sedikit tampak nekad ialah karena saya sama skali belum booking penginapan, dan berniat untuk mencari langsung saat sudah mendarat di kawasan Road backpacker terbesar se Bangkok yaitu Khao San Road.

Sore harinya setelah mendarat dan pesan 2 ticket kereta malam menuju chiang mai, sayapun akhirnya dapat penginapan di sebuah guesthouse yg sedikit jaug dari keramaian tapi tenang dengan pemiliknya yg ramah hanya merogoh kocek 150 baht/50ribuan rupiah dalam kurs april per malam untuk single room dan share bathroom. Itupun saya dapat suggestion setelah keliling dan bertanya pada seorang backpacker wanita asal denmark. Tak lama2 istirahat karna sudah menjelang maghrib sayapun langsung bergegas menuju Siam Center menggunakan transportasi Saen Saeb Canal Boat dgn ticket 20 baht dari Pan Fa Lelard Pier dan turun di Hua Chang Pier. Di Siam Center saya gak sabar untuk melihat seorang aktor muda idola saya Peach Pachara yg kebetulan sedang ada launching sebuah product multivitamin. Dan saya kembali ke guesthouse sekitar jam 10 malam setelah salah arah naik bus kota hingga entah dimana saya berada dan alhamdulillah bisa balik, hehehe....

Hari kedua saya adalah hari jum'at, pagi2 sekali saya sudah keluar buat mengksplor sekitar guesthouse, dan mampirlah di Phra Athit Pier/Sanchipani Park yg berada di tepi sungai chao phraya sambil melihat sunrise. Dilanjut dengan mengunjungi jembatan terkenal di Bangkok yaitu Rama VIII Bridge. Siangnya saya sholat jum'at di Haroon Mosque sekitar pecinan dengan naik Chao Phraya EXpress boat dari Phra Athit Pier turun di Mandarin Pier. Setelah jum'atan saatnya makan siang dan berjalan menelusuri Silom Road untuk naik BTS dari Chong Nongsi BTS Station turun di Siam BTS Station. Berhubung janjian dengan kawan yg akan datang dari jakarta malam itu, maka sayapun memutuskan untuk mengeksplore area Siam dan Phratunam yg dipenuhi dengan pusat2 perbelanjaan terkenal di Thailand. Ada MBK Center, Siam Dicovery, Siam Square, Siam Paragon, Siam Center, Cental Park, Erawan Shrine, Platinum Mall, Phratunam Market, IT Mall Paintip, DeeLeL. Setelah keliling2 dan makan, maka ketemuanlah dgn teman saya yg juga baru kali pertama ke luar negeri dan barulah kita kembali ke guesthouse dgn kamar yg telah saya upgrade ke kelas double room with private shower seharga 350 baht.

Hari ketiga, tujuan pertama adalah ke Taling Chan Floating Market di distrik Thonburi di seberang sungai Chao Phraya tepatnya sebelah barat pusat kota Bangkok. Panas matahari Bangkok saat itu sangat menyengat hampir 40 derajat celcius membuat kita gak lama2 disana. Jam 12nya kita check out untuk keliling kota Bangkok sebentar seperti ke Shukumvit Road dan singgah di Terminal 21 Mall lalu ke Lumphini Park sebelum akhirnya naik kereta malam pukul 19.20 dari stasiun Hua Lampong menuju Chiang Mai yg ditempuh sekitar 14 jam.

Hari keempat, sampai di stasiun kereta api Chiang Mai sekitar jam 10.30 pagi dan matahari sudah tinggi namu tidak terlalu menyengat seperti di Bangkok. Perjalanan lanjut menuju guesthouse di tengah kota yg sudah kita booking sehari sebelumnya. Kurang dari sejam kemudian kita langsung menjelajah kota dengan mengunjungi beberapa objek di pusat kota seperti Wat Chedi Luang, Wat Chiang Man, 3 King Statue. Setelah sholat dzuhur di masjid An-Nur dekat Cha Puak Gate, kita naik songthaew menuju Pegunungan Doi Suthep sekitar 30 menit. Disinilah legenda gajah putih berasal, dimana dikisahkan zaman dahulu di temukan relik atau potongan tulang sang Buddha lalu di letakkan di punggung gajah putih yg dilepas dihutan hingga ia mati dan di tempat itulah dibangun kuil yg indah di atas pegunungan dengan view langsung menghadap kota Chiang Mai. Sayanganya cuaca edang sedikit berkabut jadi gak keliatan utuh kotanya. Sepanjang malam hari saatnya menikmati objek yg menjadi daya tarik utama di kota ini. Yup, Chiang Mai Sunday Walking Market yg cuma diadain setiap malam senin. Jalan yg di pakai bazar pun sangat panjang dan segala macam dagangan tumpah ruah disini. Shopping Time.... jujur, harga2 dagangan di Chiang Mai jauh lebih murah dari pada di Bangkok, klo gak inget kota ini jauh dan saya masih harus ke kota lain mungkin saya udah kalap belanja.

Hari kelima, jam 9 pagi kita udah harus check out dan menuju Arcade Bus terminal menggunakan tuk tuk untuk melanjutkan perjalanan ke kota berikutnya, Chiang Rai. Bus berangkat jam 11.30, berhubung belum sarapan kita pun mampir sejenak di Mc Donald dekat terminal. Tujuan utama kita di kota ini adalah White Temple atau dengan nama lainnya Wat Rong Khun. Bis Chiang Mai - Chiang Rai melewati objek tersohor ini dan kita bisa langsung meminta pada kondektur bis untuk turun disana dengan lama perjalanan sekitar 2,5 jam. Kuilnya menurut saya ini cantik sekali dengan ornamen full warna putih di beri mozaik potongan2 kaca dan cermin yg membuatnya semakin bersinar. Don't judge the book from the cover, yup kuil ini menipu. Bagian dalamnya ternyata tidak putih seperti tampak luar, tetapi lebih cantik karena dihiasi di setiap dindingnya dengan mural beraneka tema yg gak biasa sebagai kuil Budhha. Beberapa muralnya yaitu gambar hancurnya gedung WTC lengkap dengan wajah G.W Bush dan Osama Bin Laden. Ada pula gambar astro boy, doraemon dkk dan gambar lain yg agak tidak masuk akal. namun disitulah keistimewaan kuil ini dimana terdapa pula patung Buddha bersepuh emas sebagai center point. Ada yg lebih unik lagi di komplek kuil sekaligus biara ini, yaitu toilet umumnya yg gak kalah megahnya yg justru disepuh dengan cat emas. Ternyata ada filosofi dibalik pembangunan kuil yg tergolong bangunan baru ini, yaitu warna putih yg menampilkan kesahajaan dalam kehidupan sedangkan warna emas itu lambang keserakahan manusia. Puas berkeliling di komplek White Temple ini, kitapun beranjak menuju terminal di pusat kota Chiang Rai untuk memesan ticket malam menuju kembali ke Bangkok. Apes pun tak terelakkan, ticket keBangkok pun habis dan baru buka penjualan lagi jam 7 pagi esok harinya, semepet bengong berdua di terminal sampe akhirnya terpikir untuk balik ke Chiang Mai dgn perhitungan mungkin masih dapat bus ke Bangkok diatas jam 10 malam atau klo emang harus stay dadakan, jarak ke Bangkok besoknya gak terlalu jauh dan transport nya lebih lengkap dan gampang. Sambil nunggu bus ke Chiang Mai yg berangkat jam 7 malam, kita bergegas istirahat sejenak di sebuah masjid besar yg ada di pusat kota yg saya gak tau nama masjidnya karena nama dalam bahasa arab yg panjang banget. 1 jam sebelum berangkat, kita masih mampir ke icon Chiang Rai yaitu Clock Tower dan Night Market. Sampai lagi 3 jam kemudian di terminal bus Chiang Mai, badan pun kembali lemas mendapat kenyataan bahwa smua loket bus ke bangkok telah tutup, sempet kepikiran buat numpang tidur di masjid sampe subuh. Tapi keberuntungan datang di saat tak terduga, seorang pria Thailand berteriak dari kejauhan, "Bangkok... Bangkok...." udah reflek aja ini muka langsung nengok dan dia menunjuk loket bus yg tiba2 dibuka oleh seorang ibu2 penjaga. Tak lama2 ia pun menawarkan ticket bus ke Bangkok untuk berdua seharga 1.260 baht dan bus pun sudah siap berangkat karenan memang ticket sisa tersebut kita dapat karena sepertinya ada yg tiba2 cancel. Kalo saya tau siapa yg batalin ticket, saya ucapin terima kasih pake banget plus khayang di depan diapun saya rela. Buru2 lari masuk ke dalam bus yg akhirnya berangkat kurang dari 10 menit kemudian. Siapa sangka di tengah nafas yg ngos ngosan duduk di kelas VIP bus ini 10 menit lalu saya sempat panik dan pasrah itinerary berantakan. Saatnya kembali ke Bangkok, petualangan panjang masih menanti di kota besar itu.

Hari keenam, welcome back to Bangkok. Sepanjang perjalanan bus dari Ayyutaya sempat diguyur hujan besar, ternyata Bangkok pun demikian dan jadilah pagi hari yg sejuk saat kita yg sampai di Northern Bus Terminal / Chatuchak Terminal Bangkok sekitar pukul 9 pagi. Inilah kali pertama udara di bangkok sangat bersahabat dari biasanya yg sangat panas mentereng. Kita memutuskan untuk kembali ke guesthouse sebelumnya yg berlokasi di Soi Rambuthri. Dari terminal bus kita jalan sekitar 30 menit melewati Queen Sirikit Park, Chatuchak Weekend Market (lagi tutup pastinya karna hari selasa) lalu menuju Station MRT Mo Chit yg bersebelahan dengan Chatuchak Park. Turun di Siam Station lanjut bus no 47 dari MBK Center dan turun di Ratchadamnoen Klang Road. Setelah refresh sejenak, itinerary hari ini adalah menjelajah Bangkok Old Town "Rattanakosin" yg cuma jalan gak lebih dari 20 menit dari Khao San Road. Jalan membelah Sanam Luang yg hijau menuju Grand Palace, ticket masuk sebesar 500 baht (include Dusit Palace). Di area ini terdapat Wat Phra Kaew atau Emerald Buddha Temple tempat patung Buddha paling suci di Thailand disimpan. seperti pada kuil2 lainnya, penggunaan detail sebagai dekorasi dalam dan luar bangunan sangat detail dan rumit hingga membuat takjub siapa saja yg mengunjunginya. Yg menarik selanjutnya sudah pasti bangunan utama Grand Palace yg bergaya Eropa dengan atap Khas Thailand, lalu ada Wat Phra Kaew Museum yg berisi sejarah pembangunan kuil hingga asal muasal sang Emerald Buddha yg disucikan, terakhir adalah mengunjungi Queen Sirikit Museum of Textile. Selesai keliling Grand Palace, lanjut dengan berjalan kaki menuju Wat Pho yg terkenal dengan Thai Massage dan pastinta Reclining Buddha atau Budhha Tidur berlapis emas terbesar di dunia ( katanya!). Tiket masuk 100 baht, tp karena saya yakin klo wajah saya mirip sm orang Thai maka saya pun masuk memalui pintu khusus orang thai yg Gratis! Modal nekad dikit perlu banget sob, agak rugi juga sihh sebenernya cuma mau masuk kuil dan liat2 tp harus bayar cukup mahal. Nah, gak sampe 1 jam saya keluar dan menuju objek selanjutnya yg selalu ada di brosur2 Bangkok, yaitu War Arun atau Temple of Dawn yg berlokasi di District Thonburi dan harus nyebrang sungai Chao Phraya dengan boat seharga 3 baht aja.Inget belom sholat dzuhur, saya pun sholat dzuhur dahulu di Masjid Tonson yg letaknya tak jauh di belakang Wat Arun yg juga merupakan Masjid tertua di Bangkok, bahkan masjid ini telah berdiri di masa2 awal pembangunan ibu kota Siam setelah pindah drai Ayyuthaya ke Bangkok. Komplek Wat Arun tidak terlalu luas, kuil bergaya burma menjadi daya tarik utamanya yg dapat kita naiki menuju lantai paling atas dgn tangga yg cukup curam untuk didaki, tapi saat diatas terbayar dengan panorama kota Bangkok di sepanjang aliran sungai Chao Phraya yg unik dgn pencampuran perkampungan Bangkok lama dgn background gedung2 Bangkok modern. Sekitar jam 5 sore saya pun mengontak rekan saya yg kurang enak badan di guesthouse untuk ketemu malam ini di Siam Paragon dengan rencana akan nonton. Dan sayapun menuju Siam menggunakan Chao Praya Express Boat disambung MRT dari Saphan Taksin/Central Pier. Berhubung baru makan mangga dari pagi, maka saya putuskan untuk makan sejenak di The Fifth International Food Avenue MBK Center dengan pilihan masakan indonesia di resto Jimbaran. Selesai makan baru kita menuju Paragon Cineplex di Siam Paragon pesan 2 ticket deluxe class untuk nonton film Thailand terbaru "Greanfiction". Dapat tiketnya yg midnight jam 22.30 dan belinya jam 20.15, maka kita putuskan untuk menunggu sambil mengunjungi Erawan Shrine. Ada yg unik sebelum film ditayangkan, lagu kerajaan Thai diputar dan sekuruh penonton pun berdiri memberi penghormatan, gak mau dianggap aneh kitapun mendadak ikutan berdiri meski gak tau harus bersikap seperti apa. Sebenernya ini mau nonton apa mau apel senin? Lanjut, film nya seru tapi gak bakal saya cerita disini karena bakal panjang banget pastinya. Intinya kita keluar Siam Paragon sekitar jam 1.30 dini hari dan nunggu bus di depan MBK Center gak ada yg lewat hingga kita putuskan untuk naik taksi menuju Khao San Road dengan tarif aro hanya 59 baht. Berjalan sambil melalui hinggar bingar Khao San Road menuju guesthouse. Mata, kaki, badan sampai dompet semuanya sudah lelah dan menyentuh kasur dan bantal merupakan han yg sangat nikmat, mari tidur.....

Hari ketujuh, hari terakhir rekan saya sebelum kembali kejakarta esok hari. Tujuan hari ini adalah Dusit, komplek kerajaan yg baru dan masih dipakai hingga kini. Berbekal tiket terusan Grand Palace kemarin, maka mengunjungi objek wisata kali ini serba gratis-tis. Dari Ratchadamnoen Klang Road naik bus no. 25 turun pas di depan Dusit Zoo dan telah nampak diseberangnya bangunan beraksitektur megah bergaya Eropa mahakarya Raja Chulalongkorn atau Rama V sbagai raja Thailand pertama yg menempuh pendidikan hingga ke Eropa dan membawa budayanya saat menjabat raja Siam kala itu. Bangunan di komplek Dusit ada 16 gedung, dan yg akan kita masuki hari ini hanya yg utama saja yaitu Masterpiece dari sang raja. Pertama kita mengunjungi Vinmanmek Mantion, yg dikenal sebagai bangunan dari kayu jati terbesar didunia. Bangunan ini dulunya sempat sebagai kediaman sang raja, makanya semua yg kita lihat disalam berisi memorabilia berupa barang2 maupun foto dan dokumentasi King Rama V beserta keluarga dan kegiatannya. Jika tanpa tiket terusan Grand Palace kita harus bayar sebesar 100 baht. Selanjutnya masih dikomplek yg sama kita mengunjungi bangunan yg paling indah dan megah yg kini berfungsi sebagai galery karya seni terbaik nasional buatan mahasiswa di Sirikit Institute yg di sponsori oleh Ratu Thailand Queen Sirikit. Harga tiket single disini 150 baht untuk umum dan 75 baht untuk pelajar. Tapi di gedung yg megah ini saya masuk sendiri karena rekan saya itu emang kurang interest sama yg namanya seni. Suasana diluar maupun didalam benar2 di design layaknya bangunan istana2 megah di Eropa, gak brasa klo msh di Bangkok. Ok, acara selanjutnya adalah shopping. Alasannya ini hari terakir si Yudha di Bangkok. Tujuannya tak lain dan tak bukan cuma di Siam area, muter2 mulai dari Siam Paragon, Siam Square, Siam Center, dan ujung2nya ya cuma blanja murah di MBK Center. Selesai belanja yg paling banyak dibeli adalah makanan. Jam 7 udah selesai, kitapun memutuskan pulang lebih awal. Sekitar jam 8 udh sampe pasar malam sanam luang, sejenak mau nyari Thai coffee tapi gak ada yg jualan. Sisa malam terakirnya Yudha di Bangkok kita abisin buat jalan di sekitar Khaosan road sampe ke Rama VIII bridge yang ternyata udah di tutup akses pejalan kakinya. dan sisa malampun dihabiskan ngobrol di guesthouse sambil packing lalu tidur lebih awal.

Hari kedelapan. Saatnya si Yudha balik ke Jakarta. Selesai beres2 trus kita keluar guesthouse jam 7 pagi, sekalian saya pesen ke yg punya guesthouse buat nyiapin kamar single buat sama move nanti siang. Mahal kalo saya sendirian di kamar double. Kita jalan ke Phra Athit Pier buat naik Chao Phraya Express Boat, sengaja saya pilih karena Yudha belom pernah naik itu. Turun di Saphan Thaksin Pier lanjut naik MRT Silom Line dan transit ke Shukumvite Line di Siam MRT Station. Inilah saatnya saya dan Yudha berpisah, saya harus turun duluan di Phaya Thai MRT Statition trus nyambung Airport Link menuju Suvharnabhumi International Airport Bangkok, sedangkan Yudha lanjut MRT sampai Mochit Station buat naik bus no. 29 sampe Don Mueang International Airport. Di Suvharnabhumi Airport saya cuma jalan2 karena penasaran mau liat kemegahan airport ini yang modern banget, karna kalo di Don Mueang itu airport tua dan beda bgt sama airport baru ini. Apalagi Soekarno Hatta Jakarta, jauh bgt ketinggalannya dibanding Suvharnabhumi. Kurang dari sejam disana saya kembali ke guesthouse buat pindahan kamar. Selesai pindahan kamar


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

deni DC
deni DC
deni DC Pro.
pd. 10 Okt. 2013, 21.39

thx sarannya, iya nih udah planning bgt mau ke philipine.... tp paling ya ke manila dan yg sekitarnya situ2 dulu....

Suka 0
ticha_choey
ticha_choey
ticha_choey Newbie
pd. 9 Okt. 2013, 6.37

Coba deh trip ke gilipin dan compare... D filipin lebih murah..

Suka 0

© backpackerindonesia.com