Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

Mutiara dari Surga

indrawan
indrawan, pada 17 Okt. 2011, 12.14
di Blog

Trip kali ini sangat menarik sejak awal , pasalnya aku belum pernah mencicipi suguhan Allah swt berupa mahluk yang bernama “gunung”. Apalagi gunung bromo. Sejak bergabung ke situs kumpulan backpacker Indonesia atau yang disingkat BPI saya jadi ketagihan untuk aktif diacara-acara ciptaan member lain, namun harus selektif, menyesuaikan jadwal dan budget tentunya. Bromoooooo I’m coming!!!. Yah, tak terasa jeritan hati itu sampai ke ubun-ubun dan tak terasa dari jadwal yang ditentukan akhirnya berangkat juga. Tepat tanggal 15 oktober 2011, kami (rombongan Surabaya) yang terdiri dari : bang Nurdin, bang Rusdi dan bang Qomar . Sepakat untuk meeting point di stasiun gubeng , berangkat dengan penataran jam 4.45 subuh. Berhubung aku dari gresik, maka aku berangkat jam 3 pagi untuk ke Gubeng. Menyempatkan mampir ke masjid , setelah itu kita bertemu di Gubeng 2 menit sebelum kereta tancap gas. Ditengah perjalanan (aku lupa tepatnya di stasiun mana) ada mbak-mbak yang ngomel-ngomel begini :” dasar ibu-ibu rumah tangga, ndeso. Gak tau ndelok bencong yo? “( Baca dengan nada bencong: Dasar ibu-ibu rumah tangga, desa. Tidak pernah lihat bencong ya?. Tepat 1 meteran dihadapku dia terjatuh karena terlalu nafsu mengata-ngatai hingga dia tidak lihat kedepan. Untung, saja semua peralatan tonjolan dada tidak jatuh. Hihihihi…
Setengah perjalanan, tepatnya di daerah pasuruan. Mulai rame orang menjajakan mangga. Karena daerah itu memang banyak perkebunan mangga berserakan. Ibuk-ibuk itu sampai menyodorkan 5 kali didepan wajahku, padahal mukaku tidak menampakkan tanda-tanda mupeng. Lha, gimana mau mupeng lihat ibuknya saja ga menarik, coba kalau yang jualan Aura kasih pasti tak beli *efek jomblo 21 tahun (suram). Setengah delapan kita sampai di stasiun malang kota baru, tepat 3 jam perjalanan sesuai perkiraan petugas karcis waktu itu. Dan kita telah ditunggu oleh masyarakat seluruh Indonesia .
“dari Surabaya ya?”
“iya”
Sambil bersalaman dan memperkenalkan nama: ” silfi”
“Rusdi”
“akbar”
“qomar”
“indrawan”
“Oh, ini yang namanya Indrawan” Ucap silfi . Aku cengar-cengir sendiri karena tiap kali bertemu dengan orang yang judulnya “ngetrip” pasti kalau udah ketemu bilangnya seperti itu. Entah kenapa, mungkin penasaran dengan aura kegantenganku kali ya?
Akhirnya kita mampir photo-photo di seberang stasiun, menghilangkan sejenak dahaga narsisme kita. Wow..!!! 56 orang sudah makan dan duduk di trotoar pinggir. Sedangkan kita? Masih cengar-cengir melihat banyaknya orang yang ngtrip kali ini. Kita juga ikutan makan, dan tidak sempat mengabadikan diri. Namun, ada mas-mas yang moto kita sedang makan , baru kuketahui namanya : Rezha. BPI dari Solo. Kalau moto, bilang-bilang donk. Pencurian popularitas ini namanya . *hash sok ngartis. Heheheh . (ntar jangan lupa tag ya?).
Elf sudah berjejer siap membelah jalanan menuju air terjun madakaripura. Semua orang sudah masuk dan mesin sudah dinyalakan. Tanda petualangan segera dimulai. Bismillah… 3 jam perjalanan membuat kita kelelahan karena dengan formasi 4-3-3-3 kita berabagi tempat. Itulah seninya backpacker. Sebelahku ada bang Sulis (baru tau namanya setelah perjalan pulang, hendak ke bromo ) dan sebelah lagi gak tau namanya dan sebelahnya lagi gak tau juga namanya. *efek autis sejenak. Berhenti di tanjakan karena menunggu elf yang belakang lagi mogok, kita putuskan untuk cari musholla terdekat. Yang sampai sekarang tidak bisa diterima oleh otakku adalah, mushollanya. Karena kalau dilihat secara makro, nih masjid mengarah ke Timur. Nah loh…Bisa berabe nih.. Tapi sebenarnya kalau dilihat secara mikro memang benar menghadap ke barat (dapat pencerahan dari bang Rusdi).
Setelah sampai di pelataran air terjun madakaripura, kita disambut dengan arca gajah mada. Karena konon napak tilas sejarah dulu, kawasan ini menjadi tempat akhir hayat atau orang jawa bilang muksa sang patih dari kerajaan majapahit. Lokasi wisata ini terletak pada ketinggian 620 M diatas permukaan laut . Perjalanan menuju kawasan ait terjun sangat menantang adrenalin kami , suara lengkingan 8 oktaf para kumbang dan suara cipratan air yang menyembur dari pipa kecil disekeliling seakan ingin berkenalan dengan rombongan kami, menyambut hangat dengan keramahan suasana yang cerah waktu itu. Ditengah perjalanan, air terjun ini ingin menampakkan surga tropisnya, karena kemunculan pelangi kecil dari bias cahaya dan air yang menyembur menyapa mata kami dengan atraksi yang indah. Sampai 5 meter sebelum masuk ke air terjun, lagi-lagi kami dimanjakan dengan kerasnya tepukan air yang jatuh dari ketinggian 200 meter hingga membuat kami rela berbasah-basah sejenak. Air terjun utamanya masih terhalang oleh tonjolan bukit yang membuat wisatawan penasaran ingin mengintip keindahannya. Hingga aku dan teman-teman BPI sampai di Air terjun Utama. Yah, Berdiri di dalam ruangan alam ini kita akan merasa seolah berada di dasar sebuah tabung, dimana terdapat air terjun dengan ketinggian sekitar 200 meter, dengan limpahan air yang jatuh dengan derasnya dari atas dan berubah menjadi selembut kapas ke kolam berwarna kehijauan. Air yang jatuh di kolam ini menimbulkan bunyi yang berirama, terkadang bunyi yang ditimbulkannya lebih keras dikarenakan air yang jatuh lebih deras. Keunikan dan kesejukan air terjun ini membuat tuntutan kamera ingin dipenuhi haknya. Ratusan jepretan tak terhitung banyaknya, karena sanagt disayangkan jika tidak mengabadikan air terjun yang aku juluki dengan : “ Mutiara dari surga”.
Setengah tiga kami pun segera menghentikan aktivitas kami di air terjun itu, meski belum ikhlas namun pesona air terjun itu sudah terukir di otakku. Batu-batu khas sungai yang besar dan berawarna seakan menghalangi kami untuk pergi meninggalkannya, karena beberapa kali aku terpleset hingga terjatuh di batu yang menggunakan balutan warna coklat kemerahan itu. Sampai ¼ perjalanan, kami mengistirahatkan sejenak tubuh yang rapuh , sekedar mengembalikan tenaga untuk menyusuri jalan keluar. Segelas teh hangat cukup untuk menaikkan gula darah sehingga tenaga terisi kembali. Pertanyaan menggelitik dari hatiku: air buat minum teh itu apa ya dari hilir air terjun ya?Ah, sudahlah tih sudah kuminum juga…Sambil menunggu teman-teman yang ingin membersihkan diri di kamar mandi, kami duduk-duduk di taman yang ada air pancurannya. Pemandangan sedikit mengganggu mataku, karena para guide disitu sedikit “memalak” meminta tambahan uang untuk jasa mereka. Gile, sampek bawa batu dan botol madu segala lagi…Untuk memastikan penglihatanku, aku menanyakan ke mas-mas yang dipalak itu. Dan ternyata benar.
Setengah jam duduk dan pemandangan hanya sliweran turis lokal, namun ada beberapa berpapasan dengan turis mancanegara. Benar-benar, air terjun ini telah berhasil “memelet”(memikat) dengan pesonanya. Namun, yang disayangkan dari tempat ini, sejauh pengamatanku , banyak pungutan liar yang terjadi. Contohnya : jasa cuci sepeda motor yang seakan dipaksakan, padahal si empunya sepeda itu tidak menyuruh mencuci, namun dicuci saja oleh Remaja tanggung penduduk sekitar. Dan Guide-guide yang sebagian besar bapak-bapak itu juga, membuat tidak nyaman para pengunjung. Jika dilihat dari segi ilmu pemasaran .Segmentasi itu telah tercipta, si Abg labil itu mencuci sepeda motor, dan si Orang tua pengangguran itu menjadi Guide. Seakan tutup mata dengan kejadian ini, para petugas pun tidak ada yang tidak melegalkan tindakan ini..
Oke, semua ready to Bromoooo…!!! Masih dengan elf yang tadi. Namun dibelakang tempat dudukku, ada perubahan fromasi. Disebelah kiriku ada bang Sulis, Reza,disebelah kanan ku ada mas-mas yang sampai sekarang belum tau namanya . Perjalanan menuju bromo kami ngobrol-ngobrol. Dan kami menemukan sesuatu yang bikin kami “nyambung” . obrolan ringan seputar travelling ke luar negeri. Suhu kami yaitu bang Sulis, sudah mendapatkan ilmu duluan karena dia telah keliling hampir disebagian besar Negara Asia tenggara. Kami pun (Aku dan Reza) tak menyiakan kesempatan ilmu gratis itu, kami pun menanyakan cara berburu tiket Rp.0 rupiah, lalu tempat wisata yang menarik di Negara –negara tetangga, kebetulan aku dan teman-teman kampus yang maret besok ke Malaysia-singapura tak luput aku mengintrogasi bang Sulis ini sebagi bekalku besok. Si Reza juga sepertinya juga berencana trip 3 negara, dari Thailand, Malaysia, dan Singapore. Obrolan kami serasa lengkap, komplit pake telur dan sambal. Karena tidak semua yang diceritakan baik-baiknya. Ada pengalaman pahitnya juga. Tak terasa asyik mengobrol, kami sampai di bromo. Kami belum terlambat untuk dapat sunset, Setelah parkir, kamipun segera turun. Ada bule dari jerman yang juga menikmati suasana sunset, namanya Nadine dan cowok satunya aku lupa. Diajak ngobrol dengan bang Sulis duluan, baru deh aku juga ikutan masuk. Dia sedang menikmati masa liburan di Indonesia, setelah bekerja selama 1 tahun. Dan mengapa bromo menjadi tujuannya? Karena di Germany tidak ada gunung volcano. Dari bromo dia lanjut lagi ke kawah ijen, bener-bener dah tuh bule….Menikmati idup bangett!!!
Suasana sunset waktu itu sangat mempesona, guratann cahaya keorange-an menyerbak mata kami , gunung batok segede itu juga membelalakkan mata kami untuk tidak berkedip. Hembusan angin menggelitik di telinga dan sekitar leher, hingga aku tak kuat untuk mengikuti tarian angin khas sambutan selamat datang di bromo waktu itu. Kukenakan peralatan tamengku, mulai kupluk,masker, sarung tangan , dan masker. Tak mengiraukan ajakan angin-angin nakal itu, akupun tetap berdiri menatap langit yang seakan pesonanya tak mau “dimadu “ oleh mataku. Setelah dirasa cukup, kami segera ke ground camp, namun aku putuskan untuk mencari musholla dulu. Setelah istirahat dan sholat, kita kembali ke ground. Melihat ke atas,mata ini seakan masih lapar dengan keindahan permadani bintang yang bertaburan , jutaan cayaha kecil-kecil itu membuat takjub akan kebesaran Allah swt…(Subhanllah, sesuatu yah!). Acara api unggun kecil-kecilan pun kami buat, dan perkenalan satu per-satu menambah kedekatan kami para BPI waktu itu.Yang teringat di kepalaku ada risma, dian, anggun, silfi, barus, susilowati, bang sulis, heru, reza, rudi, irvan, rud-rud, fajar, yang lainnya maaf ya tak teringat dengan kapasiitas otak yang tinggal 1 GB. Candaan, celaan, dan cerita-cerita kecil mengakrabka kami. Kecuali yang autis sendiri…hahaha 
Jam 10 malam. Tak kuat mata ini menyangga hingga kuputusak untuk tidur…Di tenda yang setengah besar itu diisi dengan 10 orang, dengan sleeping bag masing-masing. Ada 3 dengkuran yang saling berlomba. Satu dibelahku pas, dua lagi pojok kanan dan pojok kiri. Suara petasan mengusik telinga , hingga membuat aku tersadar dari tidurku. Jam setengah 4 aku bangun dan berbenah . Hingga pukul 4 aku melakukan tayamum, karena tak kuat dengan dinginnya air waktu itu. Setelah itu, naik ke atas untuk menikmati sunrise, begitu indah lukisan alam itu. Matahari seakan masih malu-malu memnculkan batang hidungnya, padahal sudah ditunggu oleh jutaan umat .Hanya aura sinarnya yang memancar sehingga mewarnai langit menjadi keorange-an. Lama tak muncul , kali ini matahari masih bersembunyi di bukit dan lengkap ditutup oleh awan yang berwarna hitam ke abu-an. Ah, sial…!!!
Semua mata tertuju padanya…!!! Yah, gunung batok dan kawah yang mengepulkan asap itu sedikit menggoda mata kami, hingga aku mengalihkan mataku sejenak. Berhubung kameraku cuman kamare pocket, jadi ya minta tolong bang Sulis untuk menjpretkan wajahku.(Trimaksih, ya bang…Kapan di tag nih?)
Perjalanan dilanjut ke lautan pasir tempat syuting 2 film : pasir berbisik dan tendangan dari langit, pura dan puncak kawah. Tujuan utamaku adalah menaklukkan puncak itu. Tanpa menghiraukan siapapun, aku segara berjalan sendiri menuju atas. Ditengah perjalanan, akupun ditawari oleh penjaga kuda, mulai dari harga 20ribu, agak naik keatas turun menjadi 10 ribu, masih dengan orang yang sama. Cuman beberapa meter lagi, tanggung. Akhirnya sampailah ke atas . Perjuangan belum selesai, diatas masih ada ratusan anak tangga yang siap menggendong kami menuju atas kawah. Melihat keatas, rasanya ingin menyerah karena terlihat masih jauh. Semakin melihat rasanya semakin ingin rasanya menghentikan perjuanganku. Namun, aku putuskan untuk tidak melihat ke atas, terus berjalan tanpa henti. Semangkaaa…!!!! Dari situ aku peroleh filosofi orang jawa animisme : bahwa untuk menuju sebuah kesempurnaan, diperlukan perjuangan yang keras, hal ini tercermin banyaknya ritual yang secara kasad mata itu berat, namun akan ada puncak dari perjuangan itu. (salam super).Hal ini tercermin dari ritual kasada yang dilakukan oleh mayarakat suku tengger, dimana puncak acaranya adalah melarungkan sesajen di kawah, bayangkan dengan membawa sesajen menaiki ratusan anak tangga yang jalannya tidak datar, napi naik curam . Kalau tidak karena bukti taatnya mana mungkin bisa. *ngelantur sejenak*
Jantung berdegup kencang dan keringat dingin menngucur setelah aku duduk tepat di atas kawah, kuselonjorkan kakiku serta mengeguk air putih yang kubawa dari bawah. Beristirahat sekitar ½ jam, membuat energyku pulih. Tak sempat aku narsis, karena sudah pegel..Tak beberapa lama kemudian sapuan angin yang membawa butiran halus pasir atau debu itu datang secara tiba-tiba . Seakan tidak mau terusik akan kedatangan kami. Semakin kencang, akupun segara memutuskan untuk turun saja, namun angin itu tetap bisa masuk ke dalam mulut hingga berasa Crispy. Di perjalanan aku menuruni gurun itu, ada ibu-ibu bule yang agak tua. Yang berjalan sendiri dan semangat. Akupun menyapanya . “Oh, you are so strong, mom”. Dia hanya tertawa saja, dan saat aku menanyakan “why you not bring your sunglasses?, this sand is very naughty” dia hanya memberi jawaban isyarat kepadaku dengan tangan, dan tertawa. Dan kuketahui kalau tuh bule dari spanyol, kagak bisa inggrisan. Dari obrolannya sesama bule, aku tau itu bahasa spanyol karena bokap pernah ngobrol ama temennya pake bahasa spanyol *Menyembunyikan wajah dan menyobek-nyobek (malu awak ni: pinjam kamus Silfi).
Perjalanan ke area parkir, masih diikuti dengan angin-angin nakal itu. Sampai di pure luhur poten bromo, tempat sembhyang orang hindu bromo. Segera aku mengabadikan tempat suci itu. Tarikkk mang….
Di mobil aku mencari roti yang bisa dimakan, dan Alhamdulillah ada yang membawanya. Segera makan dengan sembunyi-sembunyi , karena debu-debu itu masih mengintaiku. Yang seharusnya empuk, roti itu berubah agak sedikit cruncy, karena debu-debu itu berhasil masuk ke mulutku.
Jam 9-an kita lanjutkan perjalanan pulang menuju malang, tracking ini benar-benar ruarrr binasa . Karena jalan yang terjal dan view bukit teletubbis yang indah lagi-lagi melambai dengan indahnya , seakan mengundang kami untuk berhenti sejenak. Kejadian mogok tak terhitung banyaknya. Hingga disuatu tanjakkan, mogok lagi. Yang ini 3 mobil sekaligus. Parah…
Yang lainnya menuju atas bukit , sedangkan kami semobil duduk-dudk sejanak di pinggir jalan sambil makan, minum dan ngobrol-ngobrol.Kata masnya, ke atas cuman bentar. Tapi stelah kita naik keatas dengan naik mobil jeep yang berhasil nyala, butuh waktu kira-kira ¼ jam lagi dangan kontor tanah yang naik curam nyaris 90 derajat. (untung tidak tertipu dengan janji manismu, mas).
Akupun segera naik ke atas jeep,bukan di belakang tapi ini diatas. Sekali lagi diatas!!
Ingin merasakan sensasi kenikmatan udara bromo tanpa terhalang apapun. Ada 3 orang yang menemaniku. Diatas kita bercerita, menggali informasi satu sama lainnya. Cuman 1 lagi lupa namanya. Ah, perjalanan 1 jam tak terasa, kali ini lanjut dengan moda transportasi yang lain. Angkutan. Yah, menemuh perjalanan 1 jam lagi menuju malang kota. Ternyata, jadwal pulang kami ke Surabaya jam 14.59 pas. Pas mau sholat, ngeliat si Reza, Rudi and the gank sikat gigi di pancuran, aku juga ikutan. Ngantrii kamar mandi saja udah kyak ngantri sembako…Ada pengumuman kalau kereta penataran terlambat sehingga kam setangah 4 baru nyampek. Akhirnya kita melepas kepergian teman-teman yang dari Solo, karena mereka naik bus karena kehabisan tiket. Lalu teman-teman Jakarta , bersalaman tanda akhir perjumpaan dan awal pertemanan. Tiba-tiba ada pengumuman lagi kalau kereta datang jam stengah 6 malam !!! WTF... Tau gitu naik bis aja dari tadi , barengan yang ama anak Solo. Kuputuskan untuk telpon teman di malang, untuk menampung sejenak diri ini. Sambil istirahat, ngenet dan mandi. Lumayan segerrrr… Finally, jam setengah 9 malam, sampai di gubeng. Namun butuh 45 menit lagi menuju Gresik.

Berawal dari ngetrip bareng, punya segudang pengalaman dan pertemanan. Sungguh, jutaan nilai-nilai kebersamaan tidak akan hilang, walau gunung bromo erupsi sampai habis dan ratusan canda yang menyeruak dari kalian tidak akan membuat sepi relung hatiku, walau air terjun madakaripura mengering sekalipun… Perpisahaan dan awal pertemanan ini akan memperpanjang umur kita, Jaga silaturahmi hingga suatu saat kita bisa berjumpa lagi dilain Trip.

Hal-hal yang samalah yang membuat suatu jalinan hubungan menyenangkan, tapi perbedaan kecil-kecillah yang membuat jalinan hubungan itu menarik.
-Todd Ruthman-

Salam Backpacker Indonesia …!!!!
Bromo-Madakaripura, 17 Oktober 2011


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

indrawan
indrawan
indrawan Jr.
pd. 21 Okt. 2011, 8.09

wuihhh... ramene...Hahaha. Ada 3 postingan tripku disni lek ga salah... Satu lagi di regional jogya...Itung2 mencemari otak pembaca dengan ceritaku . hihihih

Suka 0
RudRud
RudRud
RudRud Pro.
pd. 20 Okt. 2011, 18.59

ƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑƗƗɑ .. Ya aku kenal kalian lah .. Secara 1 trip bromo bareng .. ✗i ✗i ✗i ✗i ✗i ✗i ✗i ✗i..."̮ 8)

Suka 0
Enozzz
Enozzz
Enozzz Sr.
pd. 20 Okt. 2011, 16.40

[quote=akbar03][quote=RudRud]Sepertinya saya kenal dengan tulisan dan orang ini ?? :D[/quote]
kalo sma ane kenal gak gan?? 8)[/quote]

Dirimu termasuk makhluk langka, jadi kemungkinan gak dikenal he..he.. peace man :D

Suka 0
akbar03
akbar03
akbar03 Jr.
pd. 20 Okt. 2011, 14.12

[quote=RudRud]Sepertinya saya kenal dengan tulisan dan orang ini ?? :D[/quote]
kalo sma ane kenal gak gan?? 8)

Suka 0
RudRud
RudRud
RudRud Pro.
pd. 20 Okt. 2011, 14.07

Sepertinya saya kenal dengan tulisan dan orang ini ?? :D

Suka 0
Enozzz
Enozzz
Enozzz Sr.
pd. 20 Okt. 2011, 13.55

[quote=imaznech]sist n bro.. aku minta bocoran rute nya dong ke bromo rencana desember pengin kesana.. tapi masih belum tau rute yang lebih gampang mana .. aku berangkat drai jakarta ..juga akomodasi buat disana ... thanks[/quote]

Mungkin bisa coba naik kreta dr jakarta ke surabaya, terus naik bus dr surabaya ke probolinggo, terus naik angkot elf dr probolinggo ke bromo (klo elf biasanya nunggu penuh dulu, tarif normal 25rb)

Suka 0
akbar03
akbar03
akbar03 Jr.
pd. 20 Okt. 2011, 13.51

wahh ternyata d post jg d mari ya gan ..nais post :)

@imaznech: ada banyak pilihan rute bro/sis.. ada yg naik lwt
cemoro lawang,
penanjakan, ato
jalur tumpang-ngadas (jalur super extreeemm)
yg crita d ats itu kita naik lewat cemoro lawang, jd sebelum k bromo kita mampir dlu ke air terjun Madakaripura :)
oiya sbg referensi jg, kalo jd ksna km kontak ank BPI malang aja biar lebi enak

CMIIW

Suka 0
imaznech
imaznech
imaznech Pro.
pd. 20 Okt. 2011, 10.49

sist n bro.. aku minta bocoran rute nya dong ke bromo rencana desember pengin kesana.. tapi masih belum tau rute yang lebih gampang mana .. aku berangkat drai jakarta ..juga akomodasi buat disana ... thanks

Suka 0
indrawan
indrawan
indrawan Jr.
pd. 19 Okt. 2011, 15.22

hihihihih....Emang, berasa suasana ramenya kalau ngetrip bareng temen..Wihhh.. Asik tuh cewek2 semua. . Eh, tapi berangkat dari mana tuh?

Suka 0
ambaRaia
ambaRaia
ambaRaia Jr.
pd. 18 Okt. 2011, 14.43

emang kerenn banget gan..jadi inget dulu jelajah bromo satu rombongan yg isinya cewe smua,heee...

-luv u indonesia-

Suka 0

© backpackerindonesia.com