Perjalanan ke Sawarna

Mau berbagi cerita sedikit nih. Sebenernya udah lama sih saya pergi ke tempat ini. Kira-kira setahun yang lalu. Yap, tempat yang udah ga asing lagi bagi kebanyakan petualang. Yang hobi jalan-jalan. Sawarna. Sawarna sebenarnya adalah sebuah Desa di daerah Banten. Mungkin kebanyakan orang mengetahui Sawarna karena pantainya. Tapi di Sawarna ga cuma pantai yang wajib dijelajahi. Tapi juga Guanya.
Pertama kali ke Sawarna, saya berangkat bersama teman-teman satu kampus. Anak-anak Dept.Arsitektur UI 2012. Perjalanan kedua saya bukan lagi menjelajah pantai di Desa ini tapi menjelajah Gua. Gua Lalay dan Gua Khadir. Kali ini saya bersama KAPA FTUI, pecinta alam FTUI.
Tujuan pertama saya dan teman-teman adalah Gua Lalay. Gua Lalay sudah dijadikan Gua Wisata oleh penduduk. Sudah banyak wisatawan yang masuk ke Gua ini walau tidak menjelajahinya. Wisatawan bisa membayar seorang guide untuk menemani mereka. Saya ga tau biaya guide berapa, tapi biaya menjelajahi Gua Khadir dan Gua Lalay kalau ga salah 3ribu/orang.
Gua Lalay adalah gua basah atau gua yang digenangi air. Jadi jangan lupa bawa dry bag kalau mau menjelajahi gua ini. Nama Lalay dari kata Kelelawar. Gua ini memang di huni banyak kelelawar. Makanya air nya juga bau kotoran kelelawar. Air di dalam gua ini paling tinggi kurang lebih 120 cm. Ada beberapa celah kecil yang mengharuskan kita untuk merayap di genangan air agar bisa melewati celah itu. Jangan lupa pakai pelindung kepala kalau ingin menjelajahi gua ini.
Selain Gua Lalay ada Gua Khadir. Gua Khadir adalah Gua Kering. Untuk masuk ke gua ini kita harus naik lewat tebing yang curam tapi masih ada tempat berpijak. Kita juga harus masuk lewat lubang jarum, yaitu lubang yang hanya muat untuk satu badan orang. Setelah itu kita harus merangkak hingga sampai di dome pertama. Ornamen di gua ini lebih bagus dan menarik. Titik finish penjelajahan kami adalah hingga sampai jeruji. Yaitu ornamen stalaktit dan stalakmit yang bersatu di tengah-tengah dan berjejer membentuk seperti jeruji di penjara. Sebelum menuju ke sini kami harus memanjat bebatuan yang rawan terjatuh hingga menuju lubang jarum yang panjang. Ada sebuah mitos bahwa tidak ada yang boleh melanjutkan dari jeruji itu karena bisa tidak akan bisa kembali lagi. Karena Khadir, salah satu penduduk desa ini hilang di gua ini. Oleh itulah gua ini dinamakan dengan namanya. Di gua ini saya tidak memfoto banyak karena kamera rusak mendadak karena kena air sebelumnya.
Untuk bermalam, kami menumpang di rumah salah satu penduduk. Kalau ingin info selanjutnya bisa hubungi saya :)
regards,
N.A
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar