© backpackerindonesia.com
Hari Pertama di Bangkok.
Pagi sekitar jam 7 kami keluar penginapan, sebelumnya aku membayar 700 Bath lagi untuk melanjutkan bayar penginapan sampai dengan besok. Rencananya hari ini aku mau ke pasar Chatuchak *baca : Jatujak* Pasar ini buka nya hanya week end alias sabtu dan minggu saja. Lokasinya di Khampaeng Phet Road, agak jauh dari tempat aku menginap. Aku disarankan untuk naik taxi oleh pemilik penginapan. Tapi aku lebih tertarik mencoba transpotasi rakyat Bangkok, bis, kereta api atau naik Tuk Tuk sedangkan Taxi adalah pilihan terakhirku.
Baru saja keluar dari Sawasdee House aku di hampiri oleh seorang laki-laki yang ramah dan berbasa-basi dengan menanyakan aku dari mana? Selamat datang di Bangkok, apa jadwal anda hari ini? Mau kemana? Aku menjelaskan aku mau ke pasar Chatuchak, dia bilang pasar itu buka sampai dengan malam hari, dan terlalu pagi kalau berangkat saat ini. Apakah mau kami antarkan berkeliling naik Tuk-Tuk * Bentor made in Bangkok*. Mengunjungi 3 kuil Budha yaitu Wat Intrawihan , Wat Saket (Golden Mount) dan Wat Benchamabhopit. lelaki itu menunjukkan 3 kuil tersebut di petaku, letak kuil-kuil tersebut cukup berdekatan. Aku mencoba menolak karena aku pernah membaca di tulisan sesorang yang mengatakan jangan pernah mau kalau ditawarkan untuk mengunjungi lokasi tertentu yang diluar jadwal kita karena dia pernah diantarkan ketempat lain dan merasa hanya membuang waktu saja. Aku memang menjadwalkan mengunjungi beberapa kuil budha hanya saja bukan hari ini, jadwalku besok. Aku menolak tawaran itu dan berdalih aku sudah mempunyai jadwal itu untuk besok saja. Tetapi lelaki itu terus berusaha meyakinkan. Oke lah kalau kamu mau ke pasar itu akan diantarkan tetapi setelah kunjungan ke 3 kuil itu. Aku Tanya berapa ongkosnya, hanya 20 bath. Terserah kamu nanti lama perjalanannya mau 1 jam, 2 jam atau 3 jam. Tetapi nanti sebelum kepasar akan singgah di pabrik perhiasan semacam tour gitu. Kamu bisa beli perhiasan disana atau kalau tidak membeli juga tidak apa-apa hanya melihat-lihat saja. Aku tertarik dengan tawarannya akan diantarkan ke pasar Chatuchak setelah tour 3 kuil selesai, karena sampai saat ini aku belum ada ide naik apa menuju pasar. Aku kira ongkos 20 Bath itu adalah setiap kami berhenti disetiap kuil. Jadi aku tawar menjadi 10 Bath. Aku bilang 10 Bath kalau mau oke. Awalnya dia terlihat berpikir keras tetapi akhirnya dia setuju dengan harga tersebut.
Aku dibawa ke salah satu Tuk-tuk yang parkir didepan penginapan, dan dikenalkan dengan supir Tuk Tuk namanya Jojo. Sekali lagi lelaki itu menjelaskan jadwal kami, 3 kuil trus ke pabrik perhiasan dan terakhir ke pasar Chatuchak dengan ongkos 10 Bath. Aku baru faham ternyata seluruh perjalanan itu hanya 10 bath alias 3,000 rupiah. Aku langsung berseru “I can not believe in you..it’s to achive for me” trus dia menjelaskan kalau mereka sudah ada kerjasama dengan pabrik perhiasan tersebut kalau aku membeli perhiasan Jojo akan dapat 50 point kalau tidak membeli hanya dapat 1 point dan kalau kamu anggap harga 10 bath terlalu murah silahkan untuk memberi tip kepada Jojo semaumu.
Dengan masih terheran-heran didalam hati..Aku, Jojo dan Tuk Tuk pun berangkat ke kuil pertama Wat Intrawihan. Kuil ini terletak di jalan besar Samsen Road. Karena masih terlalu pagi hanya aku dan Jojo pengunjung kuil ini. Masuk kuil ini tidak bayar alias gratis aja. Didalam area kuil terlihat beberapa orang sedang melakukan persiapan untuk suatu upacara. Terlihat dari kejauhan patung Budha yang sangat tinggi dan besar, aku perkirakan tingginya sekitar 45 meter. Ada beberapa prasasti yang isinya mungkin menceritakan sejarah kuil ini *tidak tahu pasti karena tulisannya menggunakan huruf Thailand semacam tulisan wonocoroko jawa.* Di Thailand lah aku merasakan gimana rasanya menjadi orang yang buta huruf jadi aku tidak bisa menuliskan informasi apa pun tentang kuil-kuil budha yang aku kunjungi. Di kuil ini aku melihat ada 12 patung binatang sebagai symbol tahun kelahiran alias shio, dan dari tahun kelahiran aku mempunyai shio Naga..keren kan hahahaa.
Sebelum lanjut ke kuil berikutnya aku meminta Jojo mengantarkan ku ketempat makan karena aku belum sarapan. Jojo membawaku kesebuah kedai yang ramai. Jojo tidak mau ketika aku ajak makan bersama, teryata dia sudah membawa sekantong kue buat sarapannya. Kedai ini menjual masakan lokal Thailand. Aku tidak mencium aroma harum masakan yang mengundang selera seperti biasanya kalau kita berada didekat masakan yang banyak. Aku lihat masakan yang disediakan sangat asing dan tidak kelihatan bentuknya. Semua lauk dan sayur di potong kecil-kecil bahkan nyaris dicincang, yang kulihat hanya ikan goreng yang jelas bentuk aslinya. Lama juga aku berdiam saja tanpa tahu harus bicara apa kepada penjualnya yang terlihat masih sibuk melayani pembeli yang banyak sekali. Datanglah seorang perempuan menghampiriku, aku meminta nasi dan masakan dari bahan ayam.
Setelah apa yang kupesan tiba dan kulihat di piring hanya ada nasi dan ayam yang dicincang seperti orak arik telur. Tidak ada sayur tidak ada lainnya, hanya nasi dan ayam cincang dan minuman air es. Rasa masakannya sangat kuat terasa aroma rempah-rempah seperti ada rasa kapulaga dan cengkeh. Makanan ini aku hanya menbayar seharga 25 Bath atau Rp. 7,500,-.Murah bukan?
Selesai sarapan kamipun melanjutkan perjalanan ke kuil ke 2 Wat Saket. Sepanjang perjalanan aku bercanda dengan Jojo dia terlihat begitu polos dan lugu, dengan bahasa inggris seadanya Jojo menjelaskan aku tempat-tempat wisata lain di Bangkok.
Kuil ke-2 adalah kuil Wat Saket terletak diatas bukit. Untuk sampai disana kita harus melewati tangga yang meliuk-liuk menaiki bukit. Setiap ada dataran tergantung beberapa lonceng besar, yang kalau kita bunyikan suaranya akan memantul kembali. Dari ketinggian bukit ini kita bisa melihat pemandangan kota Bangkok. Kalau di bandingkan dengan kota Jakarta, kota Bangkok kalah megahnya. Gedung-gedung di kota Bangkok terkesan biasa saja tidak ada nilai seninya dan sangat jarang dijumpai gedung tinggi pencakar langit.
Kuil ini dibangun oleh King Rama III dan dilanjutkan oleh King Rama IV dan King Rama V sehingga berbentuk kuil Wat Saket seperti sekarang ini dan merupakan peninggalan sejarah yang sangat berharga bagi masyarakat Thailand. Ditengah kuil ini terdapat stupa yang terbuat dari emas. Oh iya pengunjung tidak dikenakan biaya masuk ke kuil. Free..
Perjalanan kami lanjutkan..Jojo membawaku ke suatu travel agen karena aku cerita akan ke Phuket tetapi belum ada gambaran tentang phuket. Jojo menyarankan agar aku ke travel agen biar bisa membantu untuk booking hotel dan kalau tertarik untuk ikut paket tour.
Jojo menghentikan Tuk tuk di depan sebuah ruko yang ternyata adalah sebuah agen travel yang bernama “Backpacker”. Seorang pria separuh baya yang ramah dengan sabar melayaniku. Beberapa paket tour ditawarkan untuk ku didaerah Bangkok dan sekitarnya. Aku mengambil paket tour ke floating market (Pasar Terapung) seharga 500 Bath, lokasinya 1.5 jam dari kota Bangkok. Selain itu aku memesan hotel di phuket untuk 3 malam seharga 500 Bath / malam. Selesai urusan dengan travel agen kami pun melanjutkan perjalanan ke Kuil ke -3 Wat Banchamabhopit.
Masuk ke dalam lokasi kuil ini harus membayar 20 Bath / orang. Yang menarik di kuil ini adalah tamannya yang sangat teduh karena begitu banyaknya pohon pelindung jadi kalau untuk duduk bersantai disini sambil menikmati es krim dan membaca buku pasti sangat menyenangkan sekali. Selain itu pada halaman samping kuil terdapat kolam tempat hidup ikan lele. Wuiih..ikan lele nya sangat besar, ada sepasang kekasih yang memberi makan ikan lele dengan berbagai snack dan roti yang mereka bawa. Ternyata ikan lele adalah pemakan segala, apa saja yang diberikan langsung habis dimakan.
Tujuan kami berikutnya adalah pabrik perhiasan “ Chin Jewerly” dari cerita Jojo mereka saat ini sedang promosi dan terbuka terhadap public tentang proses pembuatan perhiasan. Suatu kerjasama yang bagus antara transportasi dan industri, system marketing yang murah tanpa harus mengeluarkan biaya iklan yang biasanya berbiaya besar.
Saat memasuki rumah produksi saya di damping oleh seorang perempuan yang menyuguhkan aku minuman selamat datang. Selanjutnya si ibu menjelaskan proses awal pembuatan batu perhiasan dari batu alam yang di poles oleh beberapa pekerja sehingga menjadi batuan yang gemerlap dan mahal harganya. Ternyata ada batuan yang dicocokan berdasarkan bulan kelahiran, misalkan aku lahir di bulan November maka batu yang cocok buat aku adalah batu Citrine * warnanya kuning gelap* padahal aku tidak suka warna kuning hehehe. Tidak seperti berlian yang di nilai berdasarkan satuan karat, kalau batu perhiasan dinilai berdasarkan kekerasannya (Hardness). Setelah selesai melihat-lihat rumah produksi aku dibawa ke ruangan display, tempat memamerkan batu yang sudah dibentuk menjadi cincing, gelang, kalung, anting dll. Wow..perhisaannya cantik-cantik bikin ngiler tapi harganya juga wow. Beli 1 cincin aja aku langsung bangkrut dan tidak bisa balik ke Indonesia hehehe. Disini aku dilarang mengambil gambar..sayang sekali. Ternyata lama kelamaan si ibu mengetahui aku dari Indonesia dan ternyata lagi si ibu sangat fasih berbahasa Indonesia..katanya dia diharuskan belajar bahasa Indonesia karena banyak sekali wisatawan dari Indonesia. Si ibu menjelaskan pada bagian keluar nanti ada ruang pameran souvenir khas Thailand, dan aku diberikan kupon discount 10 % apabila aku berbelanja souvenir. Aku hanya berbelanja beberapa gantungan kunci buat teman-teman dan tas kecil buat ibuku. Sorry teman-teman budgetku sangat terbatas hehehe…
Jojo kembali membawaku pergi, Jojo menawarkan 1 lagi tempat tujuan sebelum kami ke pasar Chatuchak. Jojo bilang pabrik baju, dalam bayanganku seperti pabrik garment. Ternyata aku dibawa ke toko kain dan tukang jahit, aku meminta maaf kepada pelayannya dan bilang kalau aku salah faham dengan Jojo. Aku langsung protes ke Jojo dan aku bilang tidak ada lagi pemberhentian selanjutnya aku hanya mau ke pasar Chatuchak saja. Aku menawarkan Jojo 200 Bath kalau dia mau menunggu aku selesai berkeliling pasar Chatuchak dan pulang kembali ke penginapan. Jojo menolak dengan alasan tidak boleh parkir Tuk Tuk di tempat ini. Jojo menyarankan aku pulang kepenginapan dengan taxi, ongkosnya sekitar 80-90 Bath. Akhirnya aku bayar Jojo 100 bath karena aku ngga tega membayar sesuai kesepakatan 10 Bath. Bayangkan aku di antar dan ditungguin dari pukul 7.30 – 12.00 masa aku hanya membayar Rp. 3,000 saja.
Pasar Chatuchak berada di kawasan Phahonyothin Road, adalah pasar week end yang hanya buka pada hari sabtu dan minggu. Pada bagian depan pasar ini pedagang menggelar dagangan mereka di atas trotoar. Kebanyakan yang dijual adalah souvenir dan batu akik.
Aku masuk kedalam pasar, sama saja dengan pasar tradisonal di Indonesia. Tetapi karena pasar ini sangat terkenal dan banyak dikunjungi turis maka kebanyakan yang dijual adalah souvenir, benda-benda seni, benda koleksi khas Thailand. Setelah melewati deretan pertama kios-kios, aku sampai pada bagian tengah pasar. Pemandangan yang berbeda karena barang yang dijual kebanyakan adalah makanan cemilan seperti berbagai macam gorengan, minuman, dan buah-buahan yang dikupas dan dikemas didalam plastic dilengkapi dengan sambal atau garam. Melihat makanan yang begitu banyak macamnya aku langsung ngiler dan merasa lapar. Aku mencoba beberapa gorengan yang ditusuk seperti sate dan diberi saos sambal bangkok, 1 tusuk harganya 10 Bath. Aku menghabiskan 5 tusuk sate gorengan dan 1 gelas es kelapa, cukup kenyang dan tidak perlu makan siang lagi.
Setelah kenyang aku melanjutkan berkeliling pasar. Aku membeli 1 tas kain khas Thailand, yang ditawarkan 500 Bath *Pesanan seorang sahabat baikku Dede Ndut hehehe* setelah proses tawar menawar tas tersebut aku dapatkan dengan harga 400 Bath. Ada kejadian mengesalkan takala aku membeli 1 kemeja flannel kotak-kotak seharga 100 Bath . Pada saat didisplay lengannya digulung sampai kepangkal lengan, tapi saat di penginapan aku mencoba kemeja tersebut…0 0..ternyata bagian lengan ada bolongnya, kaciwa degh. *Tips # 4 : Teliti dulu sebelum membeli barang di pasar Chatuchak karena harga murah kualitas barang tidak selalu bagus*.
Yang paling kusuka adalah makan buah mangga Thailand, pilih lah mangga yang tidak terlalu matang..rasanya manis dan kalau di gigit terasa keras kres..kres..Dipasar ini aku lebih banyak berbelanja makanan karena aku penggemar kuliner apalagi makanan yang belum pernah aku makan aku jadi tertarik untuk mencobanya. Terkadang aku mendapatkan makanan yang enak dan aku merasa tergila-gila..adakalanya aku dapat yang tidak cocok dilidah.
Sekitar jam 14.00 Wib aku sudah merasa capek dan memutuskan pulang naik taxi dengan ongkos 80 Bath ditambah bayar tol 45 bath.
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com
pd. 9 Nov. 2011, 10.55
Saya pernah naik MRT, itu hanya beli untuk sekali jalan. sesuai dengan statiun yang kita tuju.
Kalau kereta antar kota saya bisa tuh beli on the spot aja.
selamat bertualang..
Balas Suka 0pd. 8 Nov. 2011, 17.13
ada yg blg naix train di thai mesti bok 3hr sblmnya dan brupa e~ticket.
Balas Suka 0pdhl perjalananku semuanya pake train utk menjgkau ciang mai dan nongkai.
atau bs on the spot jg. haduh.
bener gax sh.
pd. 7 Nov. 2011, 7.59
Iya emang segitu harganya, aku aja sampe berulang2 menanyakan harganya saking ngga percayanya.
Kalau sudah ada niat untuk ke sana pasti akan dimudahkan. seperti aku juga disela kesibukan masih menyempatkan waktu untuk traveling. thailand boleh dicoba karena biaya murah cocok buat kita2. Jadi rencanakan lah mulai sekarang.
Have a nice day..
Balas Suka 0pd. 6 Nov. 2011, 11.56
nice share....
Balas Suka 0murah amat ya tarif tuktuk nya si jojo.... semoga suatu saat saya bisa ke sana.... :)