© backpackerindonesia.com
Tulisan saya tentang buruknya jalan ke obyek wisata Ujungkulon ini pernah di tayangkan beberapa tahun lalu di website Blogger Bekasi.
Tapi meskipun telah bertahun-tahun waktu berlalu, kondisi jalan dari kota kecamatan Sumur menuju desa Tamanjaya hingga hari ini masih belum banyak berubah.
Bagaimana pendapat anda tentang buruknya kondisi jalan ke Ujungkulon?
Jangan jawab dulu sebelum anda selesai membaca tulisan ini..
Ada pepatah mengatakan “banyak jalan menuju Roma”. Sepertinya pepatah lama itu tidak berlaku bila kata “jalan” dalam pepatah itu ditafsirkan sebagai “jalan darat” dan nama kota Roma diganti dengan “Ujungkulon”.
Kenyataannya memang tak ada pilihan untuk mencapai kawasan TN. Ujungkulon melalui jalan darat selain jalur Sumur – Tamanjaya dan Padali – Ranca Pinang yang kondisi keduanya sangat buruk.
Tak pelak, siapapun yang bepergian dari atau menuju Ujungkulon lewat jalan darat mau tak mau bersemboyan:“biar lambat, asal selamat” dan “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.”
Coba saja bayangkan, baru beberapa ratus meter saja dari perempatan Sumur, jalanan aspal sudah mulai berlobang-lobang. Semakin jauh, semakin parah apalagi di musim hujan, kadang badan jalan nampak seperti kubangan kerbau atau bahkan mirip dengan sungai.
Tak heran bila perjalanan dari Sumur menuju desa Tamanjaya yang hanya berjarak sekitar 18 Km bisa memakan waktu hingga 1 jam atau lebih dengan kendaraan roda empat sejenis Kijang Innova, Phanter Touring, Avanza atau Suzuki APV.
Jangan kaget pula bila ongkos ojek dari Sumur ke Tamanjaya berkisar antara Rp. 30.000 sampai Rp. 50.000 / orang dan ongkos mobil angkutan umum (Elf) dari Labuan – Tamanjaya mencapai Rp. 30.000/orang.
Relatif mahal bila dibanding dengan ongkos bis jurusan Jakarta – Labuan yang jaraknya sangat lebih jauh.
Akibatnya harga BBM dan sembako di desa-desa sekitar TN. Ujungkulon menjadi lebih mahal, sangat kontradiktif dengan daya beli penduduknya yang rata-rata masih rendah bahkan masih sangat rendah.
Di lain pihak, harga hasil tani dan hasil laut dari desa-desa di sekitar Ujungkulon justru melorot karena mahalnya biaya transportasi.
Buruknya kondisi jalan ke Tamanjaya juga berimbas negative terhadap pertumbuhan usaha kepariwisataan di Ujungkulon.
Tidak sedikit wisatawan yang mengeluh karena ketidak nyamanan berkendara dari Sumur ke Tamanjaya dan sebaliknya.
Banyak pula tourist yang bahkan jera untuk berkunjung ke TN. Ujungkulon melalui jalan darat karena tersiksa di perjalanan antara Sumur dan Tamanjaya.
Tingginya biaya BBM di Tamanjaya dan Ujungjaya menyebabkan harga sewa kapal menjadi mahal sehingga banyak wisatawan lebih memilih kapal sewaan dari Sumur atau Labuan yang lebih besar dan lebih cepat walaupun dengan harga yang juga tidak lebih murah.
Hal ini menurut hemat saya jelas kurang sejalan dengan misi ekowisata berbasis kemasyarakatan di mana kegiatan wisata di Ujungkulon seharusnya dapat memberi manfaat dan keuntungan bagi warga masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
Sampai kapankah warga desa di sekitar TN. Ujungkulon menunggu dibangunnya jalan aspal yang mulus menuju kampong halaman mereka?
Mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang… du-du-du-du… oooh~oh ….
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com
pd. 9 Maret 2014, 16.04
jujur aja sih gue kecewa banget dengan pemerintah yg tidak bisa melihat potensi dari tempat ini.
padahal ini salah satu surga di ujung barat jawa.
dari dermaga yg menyedihkan sampai akses yg.... (ampun deh sama Ratu Atut, dibeliin rumah semua duit buat aspalnya kali).
dan juga, gue liat disana udah ada beberapa sampah. :cry:
pertama sampe di peucang, ada tulisan New Zeland bla bla kayanya sih dibiayain mereka. Makin :cry:
Balas Suka 0pd. 21 Feb. 2014, 21.38
Perbaikn sarana prasarana wisata di TNUK adlh tg jwb Pem Kab Serang,Banten.
Balas Suka 0Trmsk melindungi keanekaragaman hayati,mncakup ekosistem perairan laut, ekosistem rawa dan ekosistem drtn yg mrp bgian dr ekosistem hutan hjn tropis pd dtrn rendah trluas di Jabar. Di Taman Nasional Ujung Kulon trdpt ratusan satwa dan tumbuhan yg dilindungi khssx utk mnjg klangsungan hdp badak jawa dan banteng yg tlh dnytkn hewan yg hmpr punah krn populasinya yg trs smkn sdkt.
Slain badak dan banteng msh bnyk jgk satwa lain yg habitat alaminya di Taman Nas. ini diantarax rusa timor yg trsbr di semenanjung Ujung Kulon, Pulau Peucang, Pulau Panaitan dan kepulauan Handeuleum.