© backpackerindonesia.com
Hari ini saya akan berbagi cerita tentang
Jayapura, lebih tepatnya daerah Sentani dan ini
adalah trip saya di bulan November 2011.
Pesawat yang membawa saya menuju Papua tiba
sekitar pukul 7 pagi, embun masih bergelayut
manja di udara. Mata saya yang tadinya masih
mengantuk dimanjakan dengan pemandangan bukit
hijau saat saya turun dari pesawat.
Jangan berharap banyak seperti bandara udara
makassar atau daerah lainnya, bandara ini cukup
memadai tapi tidak juga bisa di katakan bagus.
Masih butuh pembangunan yang lebih baik lagi
kalau menurut saya saat itu. Mungkin saja
sekarang sudah lebih baik ya. Oke kita lanjut lagi.
Setelah mendapatkan bagasi, saya dan seorang
teman saya memilih untuk menunggu di cafe yang
ada di area lobby bandara tersebut. Saya
memesan susu cokelat, maaf saya lupa harganya
berapa saat itu. Menunggu beberapa saat
akhirnya kami di jemput juga untuk menuju hotel,
tempat dimana kami akan menginap. Hotel ini
terbilang cukup baru. Karyawannya ramah dan
yang menyenangkan adalah adanya fasilitas wifi di
hotel tersebut. Kami menempati kamar executive
room dengan harga Rp. 350.000/malam sudah
termasuk dengan sarapan pagi. Hotel tersebut
berjarak kurang lebih 15 menit dari bandara.
Cukup dekat bukan? Sehingga jika di share
costnya, kami akan mendapatkan Rp. 175.000/
orang. Jarak dari hotel menuju jalan utama
berkisar 50 meter, banyak penjual makanan di
malam hari sepanjang jalan tersebut, di siang hari
ada sebuah cafe yang berada di seberang jalan
dan beberapa warung yang membutuhkan kita
berjalan sedikit jauh untuk mencapainya. Kisaran
harga makanan disana adalah berkisar dari harga
15.000-50.000 untuk sekali mkan lengkap
dengan minuman. Jika ingin makanan yang berupa
junkfood atau makanan lain seperti mie jakarta
maka bisa menggunakan angkot menuju Mall
Sentani City, akan banyak pilihan makanan disana
yang sangat familiar buat kita para pendatang.
Saat saya keluar dari hotel menuju jalan utama,
pemandangan bukit hijau kembali disuguhkan di
depan mata saya. Sangat hijau, segar, dan indah
menurut saya.
Sentani sangat terkenal dengan beberapa
wisatanya, yaitu :
1. Danau Sentani
Danau sentani berada di bawah kaki bukit yang
menjadi jalan utama saat kita akan menuju kota
Jayapura. Danau yang di tengah-tengahnya
terdiri beberapa pulau-pulau kecil dan tempat
melihat sunset sore hari yang menarik. Kita dapat
menyewa perahu jika ingin berkeliling mengitari
danau atau sekedar berkunjung menuju pulau-
pulau yang ada di tengah danau.
Sayangnya saat saya berkunjung kesana hari
sudah sore, sehingga saya hanya menanti sunset
sambil duduk di pinggir jembatan dan tentunya
berfoto narsis bersama seorang teman saya.
2. Tugu Mc. Arthur
Selanjutnya ada Tugu Mc. Arthur. Berada di
kawasan perbukitan kompi tentara yang di kelilingi
dengan pepohonan di kiri dan kanan jalannya.
Pengunjung diwajibkan untuk meninggalkan KTP
sebagai jaminan di pos jaga, dan akan ditanya
kepentingannya untuk masuk ke kompi tersebut.
Beruntung saya dan teman-teman lolos masuk
karena niat kami memang untuk melihat Tugu
tersebut. Di pikiran saya saat itu adalah sebuah
tugu layaknya tugu pahlawan yang ada di
Surabaya. Saat kami menginjakkan kaki di area
Tugu tersebut berada, kami disambut dengan
pepohonan jati dan cemara. Tugunya tidak seperti
yang saya bayangkan, dan pemandangan yang di
sajikan pun luar biasa.
Tugu tersebut berada di dataran bukit, dan di
depannya tersaji pemandangan Danau Sentani dan
kota Sentani. Saya harus menuruni bukit sedikit
untuk menuju ujung tanah landai dengan jalan
setapak agar dapat melihat pemandangan yang di
sajikan dengan lebih leluasa.
Sesampainya di ujung jalan setapak tersebut,
kembali saya di suguhkan pemandangan luar biasa
yang saya sebutkan tadi. Saya dapat melihat
Danau Sentani, Landasan Udara Sentani, dan
pemukiman penduduk Sentani dengan leluasa.
Indahnya, dan bersyukur dapat melihatnya.
3. Pantai Tanpa Nama Di Sebelah Harlem
Beach/Depapre
Terakhir adalah pantai tanpa nama, teman-teman
yang mengajak kesini menyebutnya demikian
karena tidak ada nama yang diberikan secara
khusus untuk pantai ini. Pantai ini berada di
Sentani Barat dengan melakukan perjalanan darat
untuk menuju pelabuhan Speed yang akan
mengantarkan kita menuju pantai ini. perjalanan
darat ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam
menggunakan mobil dengan melalui perbukitan
dengan pepohonan yang mengiringi di kiri dan
kanan jalan. Di Pelabuhan Speed, akan banyak
speed yang menawarkan untuk mengantarkan
kita menuju Harlem beach/Depapre karena pantai
tersebut yang cukup terkenal dan sering di
kunjungi turis mancanegara tetapi kami tidak akan
mengunjungi kedua pantai yang bersebelahan
tersebut. Kami mengunjungi pantai lain yang belum
disentuh oleh siapa pun yaitu pantai tanpa nama
tersebut. Butuh waktu sekitar 1 jam untuk sampai
di pantai tersebut dengan biaya Rp. 500.000/
sekali jalan. Sehingga total dibutuhkan Rp.
1,000,000/PP dan speed memuat hingga 10-15
orang, jadi jika pergi secara kelompok akan sangat
menghemat biaya bukan?
Saat sampai di pantai tersebut saya disuguhkan
pemandangan yang lagi-lagi buat saya mengucap
syukur pada yang mahakuasa.
Pantai tersebut tidak berpenghuni, membnetuk
selayaknya huruf U besar karena diapit oleh dua
bukit. Airnya yang berwarna hijau layaknya
jamrud membuat saya tidak sabar untuk bermain
air.
Pasir putih, suasananya yang tenang, airnya yang
bening membuat saya tak henti-hentinya
mengucap syukur akan ciptaan-Nya yang sangat
luar biasa. Alam dan keindahan Papua yang belum
terjamah oleh pariwisata daerah atau bahkan
nasional. Ikan-ikan yang menari-nari indah saat
saya snorkeling membuat saya kagum terhadap
keindahan bawah laut Pantai Tanpa Nama ini. Disini
pun tidak ada sinyal provider sehingga kita benar-
benar seperti berada di pulau pribadi dan sangat di
rekomendasikan bagi yang tidak ingin di usik
dengan pekerjaan atau rutinitas saat sedang
berlibur. Indah dan menyenangkan. Rombongan
saya pun sempat menghampiri pantai Harlem
Beach dan Depapre saat perjalanan pulang dari
pantai tanpa nama ini. Dan ombak di kedua pantai
tersebut memang sangat tinggi juga menantang
bagi yang ingin bermain-main dengan ombak.
Itulah secuil kisah saya saat mengunjungi Sentani-
Papua. Walaupun saya sempat berkunjung ke
Jayapura juga tetapi keindahan alam yang
disuguhkan Sentani membuat saya menuliskan
kisah ini. Semoga bermanfaat.
Regrads,
sasa
Lengkap Dengan Foto Silahkan Kunjungi http://greensasa.blogspot.com
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com