© backpackerindonesia.com
Sejarah singkat Arung Jeram
Apa yang mengilhami orang untuk berarung jeram?, Sebagian mengatakan dapat memberikan pengalaman baru, sebagian lagi mengatakan dapat mengobati kejenuhan beraktivitas sehari-hari dan beberapa orang beranggapan bahwa arung jeram merupakan unjuk keberanian diri dalam menghadapi tantangan. Dengan mengarungi sungai kita akan menikmati sudut pandang yang lain dari keindahan alam. Sungai Alas yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser dengan berbagai flora dan fauna khas aceh, Sungai Citarik yang merupakan aliran sungai dari Taman Nasional Gunung Halimun, Sungai Elo, Serayu dan Progo yang kaya akan kebudayaan dan adat istiadat masyarakat setempat, yang sulit utuk kita nikmati di jalur lain.
Arung Jeram di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak dahulu. Masyarakat tradisional Kalimantan dengan alamnya yang menantang disertai sungainya yang lebar dan sebagian berjeram telah menjadikan arung jeram bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Transportasi yang tersedia hanya melalui sungai yang notabene berjeram, memaksa masyarakat dayak untuk mengarungi jeram demi jalannya aktivitas mereka.
Di akhir abad ke-XIX, seorang ilmuwan Belanda memimpin sebuah ekspedisi penyusuran sungai Kapuas dan Mahakam di Kalimantan yang sebagian berjeram, dengan menggunakan perahu suku dayak kuno yang terbuat dari kayu dan dengan perlengkapan seadanya. Perjalanan ini memakan waktu hampir satu tahun. Tahun 1994 rute ini dinapak tilasi kembali dengan menggunakan perahu bermotor tradisional Kalimantan (long boat), dan diperlukan waktu 44 hari untuk mengarungi jalur ini.
Di Negeri Paman Sam arung jeram sebagai olahraga dipelopori oleh Mayor Jhon Wisley, seorang ilmuwan yang memimpin sebuah ekspedisi di sepanjang sungai Colorado, pada tahun 1860. Perahu yang digunakan masih terbuat dari kayu.
Penggunaan perahu karet sebagi sarana berarung jeram dimulai sesudah PD I, dengan menggunakan perahu karet yang sebenarnya diperuntukan untuk militer. Perkembangan selanjutnya membawa kita ke perahu karet Self Bailer yang muncul di tahun 1983. Teknologi ini cukup fenomenal, karena menghapus mimpi buruk para pengarung jeram yang sebelumnya harus menguras perahu setelah memasuki jeram besar, serta mengurangi resiko tenggelam.
Perkembangan arung jeram di Indonesia
Setelah masyarakat dayak kuno, petualangan sungai di Indonesia dilanjutkan diawal 1970-an. Dengan istilah ORAD ( olahraga arus deras ) WANADRI Bandung dan MAPALA UI Jakarta mulai merambah sungai-sungai di Indonesia. Tahun 1975 WANADRI mengadakan lomba arung jeram yang pertama yang dikenal dengan Citarum Rally I, namun sayang pada saat itu masyarakat dikejutkan dengan meninggalnya 5 ( lima ) orang peserta, yang sebelumnya juga diawali dengan meninggalnya 2 ( dua ) orang pada saat latihan.
Di tahun 1975 juga, MAPALA UI mengadakan ekspedisi pengarungan Sungai Mahakam dan Barito di Kalimantan. Bersama dengan Frank Morgan, seorang petualang dan juga pengacara professional. MAPALA UI juga melaksanakan ekspedisi ke sungai Alas, yang kemudian juga mnimbulkan korban jiwa.
Perahu dan peralatan yang dipakai juga mulai meningkat kualitasnya. Mulai dari ban dalam kendaraan, perahu LCR militer hingga ke perahu karet khusus sungai ( River raft ) yang didesain khusus untuk jeram. Hal ini mendorong Arung Jeram tumbuh dan berkembang serta menarik minat banyak orang. Pengarungan mulai merambah sungai-sungai yang belum pernah di arungi ( first descent ) .Sungai Mahakam, Barito, Alas, Mamberamo dan Van Der Wall. Sungai Citarik, Cimandiri, Citatih, dan Cimanuk di Jawa Barat. Jawa Tengah memiliki Sungai Progo, Serayu, Elo dan Bogowonto serta tak lupa Jawa timur dengan sungai Pekalen dan Ireng-ireng di lereng Semeru yang cukup menantang. Banyak lagi sungai-sungai di Indonseia yang sangat layak dan menantang untuk diarungi. Seperti sungai Asahan di Sumatera Utara dan sungai Sadang di Sulawesi serta tidak menutup kemungkinan untuk dibukanya sungai-sungai baru untuk diarungi di Indonesia.
Arung jeram di Indonesia terus berkembang dengan cukup pesat. Namun dalam perkembangannya banyak korban-korban yang berjatuhan. Berikut daftar korban yang berhasil didata sampai saat ini :
1975 7 ( tujuh ) orang Citarum Rally I WANADRI, Bandung
1984 2 ( dua ) orang Kali Progo Palapsi , Yogya
1986 2 ( dua ) orang Sungai Alas MAPALA UI, Jakarta
1990 1 ( satu) orang Sungai Cisadane Makopala,Jakarta
1991 2 ( dua ) orang Kali Progo Wanadri, Bandung
1991 7 ( tujuh) orang Sungai Van Der Wall WANADRI,Bandung
1993 3 ( tiga ) orang Sungai Sadang Imapala, Malang
1994 1 ( satu) orang Sungai Citarum ITB, Bandung
1996 3 ( tiga ) orang Sungai Unda Wisatawan Hongkong
1 ( satu ) orang Sungai Cimanuk Mahasiswa Garut
1 ( satu ) orang Kali Progo Palapsi, Yogya
2001 1 ( satu ) orang Kali Serayu Wisatawan Yogya
1 ( satu ) orang Kali Elo Mahasiswa UPN Yogya
2003 1 ( satu ) orang Kali Serayu Mahasiswa malang
2011 2 ( dua ) orang Kali Progo Wisatawan Semarang
1 ( satu ) orang Kali Elo Mahasiswa UGM Yogya
2012 1 ( satu ) orang Sunagi Cikandang Mahasiswa ITB
Telah beberapa kali diadakan kejuaraan arung jeram setelah Citarum Rally , tetapi belum terdapat standard baku baik tentang penyelenggaraan, peralatan maupun penilaiannya. Pada tahun 1994 diadakan Kejuaraan Nasional Arung Jeram yang agak resmi di Sungai Ayung Bali. Di kejuaraan ini mulai di terapkan standard penyelenggaraan internasional, baik perlengkapan, materi lomba maupun penjurian. Kemudian kejuaraan arung jeram juga diadakan di Kali Serayu Jawa Tengah pada tahun 1997, dan yang terakhir adalah Kejuaraan Arung Jeram Citarum II pada tahun 2001.
Aranyacala Trisakti pada tahun 1992 mempelopori ekspedisi arung jeram ke luar negeri. Diawali dengan ekspedisi ke sungai-sungai di Amerika, dan pada tahun 1994 dilanjutkan dengan pengarungan Sungai Zambesi Afrika.
Secara komersial wisata arung jeram diperkenalkan oleh SOBEX Expedition yang membuka wisata arung jeram di Sungai Alas Sumatera, Ayung di Bali dan Sungai Sadang D Toraja. Saat ini telah banyak operator wisata arung jeram di Indonesia. Dengan berkembangya wisata arung jeram, maka saat ini Arung Jeram telah menjadi olahraga petualangan sekaligus rekreasi dan wisata keluarga, siap menantang siapa saja yang ingin menikmati pengalaman baru dan bukan lagi kegemaran para petualang.
semoga bisa menambah wawasan kita dalam dunia arung jeram.....
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com
pd. 12 Feb. 2012, 13.53
iyo mas bro... infonya seh gitu...
Balas Suka 0pd. 12 Feb. 2012, 8.01
Mantab infonya bro....gini toh sejarahnya di indonesia. Baru tau ane....
Balas Suka 0Sekali lagi, ternyata diawali oleh wanadri & mapala UI ya, emang hebat 2 organisasi itu.