Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

Bangkok-Kereta Malam Busuk-Nongkhai-Vientiane

Vera 1211
Vera 1211, pada 20 Mei 2014, 13.30
di Blog

http://travelermusiman.blogspot.com/2014/05/bangkoknongkhaikereta-malam.html

Laos adalah Negara ke - 4 tujuan kami, Dari Bangkok, Thailand kami menggunakan kereta malam menuju ke arah utara perbatasan Nongkhai. Kereta malam dari Hua Lumphong ini beragam pilihan, hanya saja kami lagi lagi memilih kelas termurah seharga 253 Bath pada jam 18.35 pm. Jujur sebenarnya saya ingin kelas kereta yang nyaman saat itu hanya saja teman yang lain terlanjur mengiyakan harga ini, dalam budget itin saya juga pun sudah menghitung lebih untuk pilihan kelas kereta yang lebih baik karena khawatir fisik drop sesudah melanglang ke Kamboja dan Vietnam bolak balik.

Menaiki kereta seharga 253 Bath ini saya jera setengah mati.

Karena pengalaman berkereta sebelumnya ke Aranyaprathet dan Ayutthaya yang bebas memilih gerbong dan tempat duduk sesuka hati maka kami pun seenaknya mengambil tempat tanpa memperhatikan tiket kami yang sudah tercantum nomor gerbong dan kursi. Alhasil, kami kelimpungan ketika gerbong tersebut kosong melompong dan petugas menyuruh kami turun dan berpindah gerbong. Ternyata gerbong kami hanya sampai di stasiun Ayutthaya saja. Aneh, seharusnya saat pemeriksaan tiket kami sudah diberi tahu bahwa kami salah gerbong.

Seperti ayam yg diusir usir kami pun menaiki gerbong yang lain, kereta saat itu sudah berjalan sehingga dengan masih terengah engah kami mencari kursi kosong dalam gerbong, ternyata kami pun masih salah gerbong. Saya dan Elni sudah dapat posisi pewe di gerbong ber AC, tiba tiba petugas datang lagi menyuruh pindah. Sebenarnya memang sdh tau itu bukan gerbong tujuan kami cuma kami lagi coba coba siapa tau dapat. Hehe..Lumayan kan? Dengan diusir usir seperti itu dengan barang bawaan yang banyak bikin mangkel setengah mati. Saya masih mendingan karena hanya 1 ransel saja dipunggung, bayangkan kondisi Mbak Julian, Elni dan Tri yang naik turun keluar masuk gerbong yang masing masing membawa tambahan tas dan ransel.

Setelah digerbong yang benar, kursi saya rupanya sudah ditempati oleh seorang bapak bapak yang nomor tiketnya ternyata sama dengan milik saya. Loh kok bisa? Petugas yang memeriksa juga bingung dan akhirnya meminta ke bapak itu mengalah dan mencari tempat duduk yang lain. Entah kemana bapak itu duduk, saya sudah tidak memperhatikannya lagi.

Kondisi gerbong panas, penuh, kotor dan rata rata isinya adalah warga lokal. Saya dan Elni duduk berhadap hadapan dengan kaki saling menjulur kekursi masing masing. Posisi duduk kami sangat sangat tidak nyaman. Beberapa saat kami menertawakan nasib kami.

Saking tidak tahannya, Mbak Julian sampai ngelosor kelantai kereta diantara kursi kami untuk mencari posisi yang pas untuk tidur. Saya sempat ikut ikutan lalu kemudian tidak tahan karena posisinya lebih jauh tidak nyaman, badan saya berdempetan antara dinding kereta dan mbak Julian. Sepanjang perjalanan itu saya cuma tidur tidur ayam, antara ingin tidur dan ingin cepat sampai.

Tepat jam 05. 00 pagi pagi buta kami tiba distasiun akhir yaitu Nongkhai dengan badan rasanya sudah patah patah. Rencananya saya ingin mengambil kereta lagi dari Nongkhai – Thanaleng (Vientiane, Laos) namun ternyata setelah mempertimbangkan waktu yang terbuang cukup lama karena kereta tersebut baru ada Jam 09.00 am maka kami memutuskan untuk berjalan kaki saja dari stasiun ke Imigrasi Perbatasan. Gratis. Hemat ongkos tuk tuk + Olahraga pagi setelah pegal berkepanjangan dikereta. Ternyata tidak jauh, tidak sampai 15 menit kami sudah berada di Imigrasi Thailand.

Setelah keluar dari Imigrasi Thailand, Ada semacam shuttle bus yang memang sudah menunggu didepan imigrasi seharga 20 Bath menuju imigrasi Laos. Melewati Friendship Bridge kami tiba Dimigrasi laos, Cap Imigrasi lalu keluar. Oiya disini saya lagi lagi bebas hambatan tanpa perlu membeli tiket pass yang harus ditapp kepintu keluarnya. Awalnya memang saya tidak tahu harus beli tiket itu dan kebetulan karena saya duluan yang selesai proses diimigrasi akhirnya saya cuek melewati pintu tersebut, sempat dicegat sama petugas dengan menanyakan visa dan passport saya tapi saya hanya menunjukkan passport Indonesia, sesudah itu dia membukakan pintu kecil disamping pintu magnetik. Ketiga teman yang lain malah dicegat dan disuruh balik untuk membeli tiket pass seharga 58 Bath. Saya aja yang untung, bukan peraturannya yang aneh. Hehe…

Dari Imigrasi ini, jalan sebentar keluar dari Area Imigrasi sekitar 5 menit, ambil bus No. 14 menuju Pusat Kota Vientiane. Jangan tergoda dengan tuk tuk yang harganya gak turun turun (kami sempat menawar sih). Dengan bus hanya bayar 25 Bath saja (supir masih terima uang Bath Thailand).

Jadi urutan simplenya jika memutuskan perjalanan darat dari Bangkok ke Vientiane adalah :


1. Bangkok – Kereta. Ambil jenis kereta yang layak, 12 Jam itu waktu yang lama. Bisa juga bus dari Stasiun Bus Mo Chit Bangkok, soal harga tiket bus saya tidak tahu. Bule bule biasanya mengambil alternative bus ini.

2. Keluar dari Stasiun Nongkhai, jalan kaki aja sekalian olahraga pagi. Free.
3. Imigrasi Nongkhai, Thailand – Imigrasi Friendship Bridge, Laos pakai Bus, 20 Bath
4. Imigrasi Laos – Terminal Bus Vientiane dengan Bus No. 14. Harga 25 Bath/20 menitan

Selamat menikmati Laos. Selamat berpetualang.

*Tulisan ini saya buat secara rinci karena pada saat saya browsing tentang perjalanan darat ke Vientiane agak kesusahan detailnya.


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

Vera 1211
Vera 1211
Vera 1211 Pro.
pd. 21 Mei 2014, 21.54

Iya, vientiane biasa aja. Luang prabang lumayan

Suka 0
danielsibarani
danielsibarani
danielsibarani Sr.
pd. 21 Mei 2014, 12.25

saya jd inget perjalanan thn 2009 lalu di laos.Tapi saya Vientiene dari Vietnam,naik bis malam selama 16 jam kurang lebih.Vientiene kota yang sepi,sangat santai kehidupan dsana,pemandangan sehari-hari adalah biksu2 di jalanan,jalan kaki maupun naik tuk-tuk

Suka 0

© backpackerindonesia.com