Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

Backpacking 5 Negara : Mengelilingi Ayutthaya Sendirian

Vera 1211
Vera 1211, pada 20 Mei 2014, 13.34
di Blog

http://travelermusiman.blogspot.com/2014/04/backpacking-5-negara-mengelilingi.html

Pagi pagi saya cabut dari hostel, dengan berbekal informasi seadanya hasil dari browsing + ransel saya menyeberang ke stasiun Hua Lumphong dengan tujuan menuju Ayutthaya, sebuah kota kecil yang berada diluar kota Bangkok. Kali ini saya memutuskan berjalan sendiri memanfaatkan waktu lebih banyak untuk mengeksplor Thailand ketimbang menghabiskan uang di Chatuchak Market. Saya tidak menghindari Chatuchak Market tapi rasanya sayang aja jika seharian ini saya menghabiskan waktu hanya untuk berbelanja disana.

Ransel kemudian saya titipkan di tempat penitipan barang disudut dalam Stasiun Hua Lumphong dengan biaya 30 Bath (saya tawar lagi, seharusnya sih 40 Bath, penjaganya hanya senyum senyum melihat ukuran ransel saya. Fyi : Biaya penitipan ransel tergantung ukurannya). Rencananya saya akan mengambil kereta jam 05.45 – 06.58 tapi karena harga tiketnya terlalu mahal (368 Bath/Special Express) maka saya mengalihkan ke jadwal kereta selanjutnya yaitu jam 06.40 – 08.25 am (20 Bath/Rapid). Tiket kereta menuju Ayutthaya ini bisa langsung dibeli di jajaran loketnya tanpa harus memesan terlebih dulu. Ada 4 jenis kereta menuju Ayutthaya yaitu : Special Express, Express, Rapid dan Ordinary, masing-masing dibedakan berdasarkan harga, fasilitas dan kecepatannya.

Karena belum menyentuh nasi sejak beberapa hari yang lalu saya mencari sarapan dulu didekat stasiun, infonya ada stall yg jual makanan muslim didalam stasiun tapi karena mungkin masih pagi banyak stall yg blm buka sama sekali, info dari information center ada stall didepan stasiun, dlm gang kecil. Cari mencari, ada 2 stall makanan halal disudut gang tapi keduanya masih tutup. Awalnya susah banget mencari stall ini, Untungnya ada ibu ibu yg habis jogging yang mengantar saya ketempat tersebut. Si Bapak penjual juga ternyata baru siap siap mau memanaskan kompor dan baru akan buka jam 7.00 pagi dan tidak bisa memaksakan diri untuk membuatkan saya makanan. Serius, saat itu saya memang kelaparan sekali dan hanya bisa memegangi perut sambil mengucap sabar.
Finally, saya ke Sevel untuk mencari roti dan coklat top buat mengganjal perut.

Jam 06.30 saya sudah berdiri di Platform 7 sesuai instruksi si petugas counter. Kereta berangkat tepat jam 06.45am meninggalkan Bangkok. Sepanjang perjalanan saya kembali menyaksikan bagaiamana kehidupan orang Thailand lebih dalam, sama halnya ketika saya menggunakan Kereta Api kelas 3 ke Aranyaprathet kemarin, Pedagang asongan juga masih sibuk berjalan dari ujung ke ujung sambil sesekali meneriakkan barang dagangannya, Di luar kereta pemandangan gedung-gedung tinggi Bangkok perlahan digantikan pemandang sawah dan ladang. 1 Jam terakhir didalam kereta saya terkantuk kantuk parah, kalau bukan diingatkan oleh ibu ibu yang duduk didepan saya bahwa saya sudah sampai di stasiun Ayutthaya mungkin saya akan kebablasan. Distasiun Ayutthaya ini saya mendekati petugas untuk mengetahui jadwal kereta menuju Bangkok tapi ternyata kita tidak bisa memesan langsung tiket balik melainkan harus berada distasiun 20 menit sebelum keberangkatan. Si Petugas ini tidak lupa membekali saya Jadwal Kereta Api dan Peta Ayutthaya kalau kalau saya tersesat. Inilah Hebatnya Thailand.

Beberapa orang menawarkan tuk tuk ketika saya keluar dari stasiun kecil ini tapi saya memang sudah merencanakan menggunakan sepeda hari ini untuk berkeliling Ayutthaya. Diseberang stasiun saya langsung menemukan penyewaan sepeda kayuh seharga 40 Bath/sehari, Petugasnya hanya meminta fotokopi paspor sebagai jaminan dan kita bebas memilih sepeda yang dilengkapi dengan kunci + rantai pengaman plus peta petunjuk yang berisi spot spot menarik di Ayutthaya.

Ada dua pilihan menuju Ayutthaya jika menggunakan sepeda kayuh. Pilihan pertama adalah menyeberang menggunakan boat dengan harga 4 Bath. Pilihan kedua adalah mengitari sungai melewati jembatan yang artinya mengayuh lebih jauh. Karena saya sedang menghemat tenaga maka saya memilih menyeberangi sungai dengan boat saja, yang agak menyulitkan dari pilihan ini hanya mengangkat sepeda dan menurunkan sepeda keboat tapi untungnya mungkin karena saya perempuan + sendiri, saya dibantu bapak bapak yang kebetulan berbarengan menuju boat itu.
Bila dilihat dari peta, Ayutthaya ini memang tampak seperti pulau tersendiri yang dikelilingi sungai.

Kota kecil ini ternyata Indah, tidak salah saya memilihnya sebagai tempat alternative selain Pattaya. Kota dengan reruntuhan candi ada dimana mana dan telah ditahbiskan menjadi World Heritage oleh UNESCO sejak tahun 2000

Mungkin memang tidak semenarik Bangkok atau Pattaya yang ramai tapi justru disinilah daya tarik Ayutthaya, sebuah kota kecil dengan reruntuhan istana kerajaan + reruntuhan candi.

Wat pertama yang saya kunjungi adalah Wat Mahathat, Harga Tiket Masuk setiap pengunjung sebesar 50 Bath sekali masuk. Salah satu peninggalan sejarah yang paling terkenal dari lokasi ini adalah patung kepala Budha yang terlilit akar pohon Bodhi. Kita tidak diperkenankan berdiri lebih tinggi dari kepala Buddha tersebut jika akan berfoto sehingga pilihannya cuma jongkok atau tengkurap? Terserahlah… Hehe.

Di Wat Mahathat ini juga saya bertemu dengan rombongan Indonesia sekitar 10 orang, Dari hasil ngobrol sih mereka lagi ada tugas kantor disini. Oiya karena saya jalan sendiri maka saya kerap suka suka meminta orang untuk mengambil gambar saya di wat wat ini, Selain orang Indonesia tadi, saya sempat meminta tolong ke Pasangan China, Jepang, Inggris dan terakhir Biksu Lokal. *tepok jidat* Iya, khusus yang terakhir saya sadar itu gak sopan.

Wat selanjutnya adalah Wat Ratchaburana, lokasinya hanya bersisian dgn Wat Mahathat. Harga tiket masuk 50 Bath. Dari sini saya melewati taman taman indah dari Ayutthaya. Saya mau mengaku sebelum bercerita jauh disini, saya hanya sekali membayar tiket masuk wat dan itu pun hanya di Wat Mahathat saja, sisanya gratis dengan mengandalkan muka bego saya. Hehehehe…

Selanjutnya adalah Wat Phra Ram, Khun Phaens Residence, Viharn Phra Mongkol Bopit dan Wat Phra Si Sanphet. Saya sempat ngadem sebentar di Mongkol Bopit, Vihara ini aktif digunakan olah orang lokal untuk sembahyang. Dalam kompleks ini juga saya menemukan pertunjukan sandiwara lokal yang bikin saya ketawa ketawa, ketawa saya bukan karena mengerti isi dialog mereka melainkan ketawa mendengar logat dan mimik mereka dalam berperan.

Menyusuri Ayutthaya dengan kondisi panas terobati dengan aktraksi gajah yang gratis tapi diperbolehkan menyumbang. Saya melempar uang bath ala kadarnya kedalam topi petugas yang diedarkan keseluruh pengunjung diakhir pertunjukan. Aktraksinya menghibur, rasanya memang sayang kalau ke Thailand tidak menyaksikan pertunjukan satu ini. Disini juga ditawarkan penyewaan gajah untuk mengelilingi kompleks Grand Palace yang cukup luas. Jangan menanyakan harganya kepada saya, saya tidak tahu dan memang tidak mau tahu. Hehehe..

Puas menonton aktraksi gajah, saya memutuskan untuk pulang dengan menggunakan kereta lagi seharga 15 Bath/Ordinary. Saya akan ke Chatuchak Market. See? saya tetap ke Chatuchak kan?


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

© backpackerindonesia.com