Berau – The Northern Star Of East Borneo

October 12th, 2004
Setelah kemarin sempat ketinggalan penerbangan dari Jakarta-Balikpapan (can you imagine that I stuck on the toll at 5am?? Shit...), hari ini jadi juga berangkat. Penerbangan dari Jakarta ke Balikpapan memakan waktu tempuh selama kurang lebih sekitar 2 jam, dan akhirnya pesawat mendarat juga di Bandara Sepinggan-Balikpapan.

Bandara Sepinggan
Sepinggan airport such a nice place with amazing view from aircraft, this airport has a sea view as a background. But enough, the trip has to be continue! (I’ll write about Balikpapan later).

Sayangnya di Sepinggan cuma 30 menitan, setelah ketemu P’Yono untuk ambil tiket terus harus langsung masuk lagi ke ruang tunggu. Penerbangan selanjutnya ke Berau segera berangkat, kali ini penerbangan akan memakan waktu sekitar 1 jam dengan pesawat baling-baling, jumlah seat maksimum cuma 22 orang, yah lumayanlah dari pada harus lewat darat... :p

Bandara Kalimarau
Tepat jam 11 Wita pesawat take off, jam 12an sudah landing di Kalimarau-Berau. Jangan bandingkan Sepinggan dengan Kalimarau, jauh banget, Kalimarau hanya bisa didarati oleh pesawat baling-baling. Mau ambil bagasi juga harus rebutan dengan penumpang lain disamping bagasi pesawat, taxi bandara juga belum ada, yang ada cuma angkot. Untung ada P’Petrus yang memang sudah menunggu di Kalimarau (thanks to my previous company for that, very helpful...).

Tanjung Redeb
Kabupaten Berau, berada dibagian utara dari Propinsi Kalimantan Timur, dengan ibu kotanya di Tanjung Redeb. Kota ini kecil, but honestly better than I thought before... Setidaknya hal ini mampu menghapus keraguan yang tersembul saat pertama mendarat di Kalimarau.

Penduduk asli Kabupaten Berau adalah Suku Berau, dan beberapa sub suku dayak yang mendiami daerah hulu sungai. Akan tetapi di Tanjung Redeb, justru kita akan lebih banyak menjumpai orang Banjar, Bugis, Makassar, Toraja, dan Jawa...

Keraton Gunung Tabur & Sambaliung
Di Tanjung Redeb terdapat 2 buah peninggalan kerajaan berupa keraton, yaitu Keraton Gunung Tabur yang terletak dipinggir Sungai Segah dan Keraton Sambaliung yang terletak dipinggir Sungai Kelay.

Kedua keraton ini masih lumayan terawat, bahkan Keraton Gunung Tabur dijadikan sebagai museum, sekarang keduanya dalam tahap renovasi. Sayang renovasi hanya berlaku dibangunan keratonnya saja, bagian luar termasuk tiang pagar (gapura) yang bermotifkan tulisan aksara bugis (?) tidak mendapat perhatian...

Baitul Hikmah
Mesjid Agung Berau ini sangat indah, kalau tidak salah mesjid ini merupakan mesjid yang terbesar di Kalimantan Timur untuk saat ini. Mesjid ini benar-benar menjadi kebanggaan bagi masyarakat Berau, bahkan salah satu menara mesjid ini mempunyai tinggi 70 meter dan dilengkapi dengan lift untuk pengunjung yang ingin melihat landscape Kota Tanjung Redeb dari atas menara. Beautiful view indeed guys...

Tepian Sungai Segah
But... my favorite place in Berau still Tepian!!! just beside of Segah River, near from three junction of Segah-Kelay-Berau River. Right place to relax, release your strees or just for window shopping.

Tanjung Redeb tak ubahnya seperti kota mati di pagi dan siang hari, but it suddenly changes at night. Semua aktifitas hiburan berpusat disini, dimulai sekitar jam 4an, banyak rombong-rombong mulai berkumpul, bersiap menunggu pembeli. Setiap rombong (gerobak) menawarkan makanan dan minuman yang bervariasi.

Tapi keindahan sesungguhnya baru dimulai saat malam mulai larut, dengan background Sungai Segah, lampu-lampu disekitar tepian sungai ini memantulkan cahaya yang sangat indah. Dari sini kita juga dapat melihat Keraton Gunung Tabur diseberang Sungai Segah.

Tanjung Redeb, dengan julukannya sebagai Kota Sanggam (kota yang indah) ternyata hanyalah awal dari perjalananku di Berau. My next destination is Derawan Island, hopefully Maratua, Sangalaki, Kakaban...

See you at next stories…