© backpackerindonesia.com
Hari ini, pegunungan di Kleinwalsertal Austria kembali di hujani salju. Padahal sungai-sungai, danau-danau dan pelabuhan di kota ini sudah membeku sejak tiga minggu yang lalu. Jumat yang lalu saya sempat bermain di atas hamparan es yang tertutup salju di atas danau Alster. Ramai orang bermain ski, atau sekedar berjalan-jalan menikmati keindahan winter yang datang hanya setahun sekali. Beberapa photograper memanfaatkan moment ini untuk membuat hasil foto terbaiknya. Buat saya, pengalaman berharga kali ini bisa menikmati salju baik di pegunungan Alpen atau di Hamburg adalah pengalaman yang luar biasa sejauh ini.
Entah kata-kata seperti apa yang bisa melukiskan keindahan musim dingin berbalut salju karena saya bukanlah seorang novelis atau pujangga. Sejauh mata memandang yang terlihat adalah hamparan putih yang lembut tapi dingin. Akhirnya saya bisa merasakan istilah kata "Sedingin Salju" yang sering menggambarkan kata sepi, sunyi dan sejenisnya. Saya benar-benar menikmati setiap tegukan teh hangat yang menemani saya di setiap sore dengan apel cake atau blueberry cake. Hati saya tetap terkagum-kagum bisa merasakan winter pertama dalam sejarah panjang hidup saya sebagai anak desa yang di ponis tidak mungkin bisa ke luar negeri. Tapi hati saya terus menyimpan rapih impian-impian saya tentang keindahan alam di luar negeri sendiri. Hingga akhirnya perjalanan ini adalah yang ke empat kalinya saya bisa berlibur ke eropa dan menikmati musim dingin bertabur salju. syukron
Cerobong-cerobong asap di setiap rumah hampir selalu mengeluarkan asapnya menandakan ada kehidupan di dalam rumah tersebut. Saya seperti sedang berada dalam sebuah adegan film Hollywood yang sering saya jumpai melalui layar kaca. Beberapa anjing berlarian menikmati keramaian bersama orang-orang yang bermain ski. Kecerian anak-anak dalam balutan pakaian tebal bersama orang tuanya adalah pemandangan baru buat saya. Muda mudi yang berpasangan tentu saja memanfaatkan moment ini untuk menikmati waktu berdua. Dingin juga bukan menjadi halangan untuk siapapun yang ingin tetap fit. Banyak dari mereka yang tetap melakukan olehraga di luar ruangan walaupun hanya sekedar berjalan-jalan di sepanjang sungai yang beku. Lebih baik melakukan aktifitas di luar ruangan yang dinginnya minus derajat dari pada tetap bertahan di dalam ruangan tanpa menghirup udara yang segar.
Saya merasakan betul manfaat dari menikmati udara yang segar, paru-paru saya terasa lebih ringan dan sepertinya di rongga paru-paru saya kosong dan bersih setelah menghirup udara segar. Winter kali ini adalah yang pertama buat saya, sejujurnya kalau mengingat rasa dingin yang benar-benar menusuk tulang rasanya enggan untuk kembali ke eropa atau negara yang memiliki musim dingin. Saya tidak bisa menikmati aktifitas musim dingin dengan baik seperti bermain ski dari ketinggian punggung bukit atau sekedar berseluncur di atas es di danau-danau atau sungai. Saya lebih memilih kegiatan berjalan-jalan menikmati hutan yang di tutupi salju bermeter-meter. Meliuk di punggung bukit pegunungan yang bersalju tebal, menyusuri lembah dan sungai-sungai yang mengalir air jernih di bawahnya.
Sayapun hari ini menikmati kembali rutinitas meminum secangkir teh hijau dan apel cake di sebuah cafe yang bertengger di atas bukit yang tertutup salju tebal. Dengan interior cafe yang di dominasi warna kayu khas Austria dengan dekorasi tanduk rusa, lonceng kuningan yang biasa tergantung di leher-leher sapi. Gelas-gelas bir yang berukuran jumbo menjadikan ruangan itu sangat kental khas eropanya. Tungku perapian menjadi sebuah sudut yang paling menarik perhatian karena mampu menghangatkan tubuh pengunjung dari rasa dingin.
Salju turun kembali ketika teh hijau di cangkir saya yang terakhir. Saya akan melanjutkan kembali berjalan kaki menyusuri hutan cemara yang memutih. Jaket tebal telah membungkus tubuh kecil saya. Udara segar kembali saya nikmati dan saya benar-benar menikmatinya. Dingin sudah pasti, tapi saya masih sangat menikmati winter pertama saya di Eropa. Saya akan berpikir kembali jika harus kembali berlibur di musim dingin. Mungkin akan lebih baik berlibur di musim gugur yang kini saya impikan. Menikmati daun-daun berganti warna ke-emasan dan berjatuhan luruh ke bumi mengikuti kehendak alam.
Semoga saya bisa kembali menikmati keindahan eropa yang sudah memabukkan saya setiap berkunjung. Tidak ada kata cukup, karena masih banyak cara lain untuk menikmati keindahan alamnya. Semoga saya bisa kembali.
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com