Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

Lumpur Baduy

arjulio
arjulio, pada 4 Mei 2012, 4.37
di Blog

First, gua nyerita dulu awal mula gua terlibat dalam persekongkolan kebiadaban eksploitasi kaki kali ini.
TRIP BADUY 21-22 April 2012
I don't even knew how Baduy looks like. and i don't even knew where it loc, and why do we get there. Until, somehow in our (GENG) routine, kopdar. Ranti nyerita kalo dia mau ke baduy, dan most of our geng pada pengen ikut ke baduy, unfortunately sheet is fullbooked dan waiting list udah ampe 20orang. Oke, just done with it. gua gak akan ke baduy anw.
Tapi, suatu malam disaat asik nge-tweet bareng geng, terbukalah pintu hati sang koor untuk menyingkirkan makhluk-makhluk yang tidak jelas ikut-atau-enggak trip ke baduy ini. Total ada 7sheets kosong. Dan sistem yang diberikan sang koor, DANY LENGKONG (LENGKONG loh yah, bukan LEKONG, apalagi SEKONG #EH-he got mad when he called like that aheww..) adalah "siapa cepat, dia dapat" and not take a long time from that, kita langsung cek thread baduy nya, dan ngepost lalu text the koor kalo gua mau ikut. actually, i feel like not going, pertama karena my bobf about to move the house (i mean moving to other house), so i think i'm just going to help her in my advance. dan kedua, I HAVE NO SUCH A CREDIT ON MY BANK ACCOUNT ! damn. tapi, Thanks God untuk memberikan teman-teman geng yang penuh racun di kehidupan saya. Karena tanpa mereka, saya yakin saya gak akan mengalami these kind of ethnic runaway to Baduy. Mereka dengan polosnya ngeracunin gua untuk ikut, yang akhirnya gua mengemis memohon untuk meminjamkan saldo bank Anjar, ya ! Anjar. dia harus bertanggung jawab atas semua ini. Ranti juga ! karena merekalah racun dunia yang sebenarnya. Racun yang buat gua jadi join this ethnic runaway. Racun yang buat gua jadi mengenal beberapa pribadi lain dari kehidupan di sisi lain belahan bumi ini.
Singkat cerita, seminggu sebelum pemberangkatan kita (gua, anjar, ranti, dan suhe) udah fix untuk ikut. beberapa jam setelah fix nya kita untuk berngkat terjadi lah satu dilemma. WE'RE RUNNIN OUT OF MONEY !! dan dilemma itu terjadi pada setiap insan yang akan mengikuti trip ethnic runaway ini. termasuk gua. how come i could do the trip if i have no cash on my wallet, and no credit on my bank account ?!
But miracle happens for the plenty times i ever done whenever i was about having a trip. YEA ! Do you remember that the last time i wrote about the trip to Sempu, i think i noticed about this similiar financial problem. And miracle happens too in there. So, do this time. entah dari mana dana itu mengucur. Setelah seminggu sebelumnya kita (semua) pada dilemma dengan ongkos yang bakal kita spent untuk trip ini, gua di hari H pemberangkatan mendapatkan bingkisan terindah dalam bentuk miracle. Ya, it's money! And i'm so save with the finance things since that. fiuuuuuhhhhhhhh ~~ and the rest of others are too. idk how, but they had a miracle happens to them. dan kita pun semangat melakukan trip ini.
Dengan sehari sebelumnya kita melakukan kopdar untuk membicarakan trayek yang bakal kita gunakan untuk reaching stasiun jakarta kota. Kita memiliki beberapa options.
1. We offered to have a night in Homestay owned Anggar - BPI member yang menawarkan kebaikannya (malah sangat baik) untuk menetap di homestay nya, dengan rute bandung-lebak bulus (pake bis) dan di lebak nulus, kita dijemput Anggar. (berangkat bandung jam 4. balik kerja)
2. Using economy class train. berangkat jam 12 malem. nyampe langsung di kota jam 4. dan itu pasti HUPIRPIS. (baca: RIPUH PISAN)
3. Use Arimbi bus. Bandung-Serpong. and we have the night in Mafril's (he's going to the trip too, while anggar doesn't)
So, kita sempet bimbang di last minutes pemberangkatan. Gua yang notabene the cutest kiddo di kantor pun melancarkan aksi serupa kembali terhadap oknum-oknum yang selalu jadi victim gua. Dengan berbagai tiou muslihat akhirnya gua bisa memotong jam kerja selama 45 menit (it's cheating actually) but i don't have any choice and i don't do it daily. it just a day of my life *crossfinger* dan gua sampai di rumah ranti at 5pm. Dan, sebelumnya kita pun dikabarin kalo ada rombongan bandung (pram dan firman) juga yang ikut ngetrip, dan meminta, memohon, dan mengemis untuk bisa berangkat bareng dengan kita (padahal bohong) yeah, better when we're together kan ? tapi, unfortunately, mereka bubar kantor jam 8 and we have to go before it's dark. Kita pun diantar dengan private jet ke terminal leuwi panjang, tanpa mereka berdua dengan supir bertaraf ISO (bagi cendolnya dong, gan :hammer: ) dan kita menggalau di Leuwi Panjang, karena firstable, tiket arimbi is more expensive that what it cost wrote in google. Dan, kedua tiket bandung-lebak bulus is much more expensive that arimbi is. So, we have to decide what is the cheapest way to get there.
WE'RE TOTALLY GALAU at the moment. Kita bulak-balik ke shelter pemberangkatan, informasi, jet pribadi, balik lagi ke informasi, ke jet pribadi, ke tukang nasi goreng, tukang rokok, tukang nasi goreng lagi, ke informasi, terus ke jet pribadi, shelter lagi, dan akhirnya kita pusing sendiri :(
sampai pada akhirnya kita merencanakan untuk mengambil bis ke lebak bulus, dari CILEUNYI. which is ujung ke ujung kalo dari leuwi panjang. Terima Kasih Peradaban, engkau telah memberikan kami kesempatan untuk menikmati indahnya tidur dalam jet pribadi dengan supir yang super kece. lebih ganteng daripada orang-orang yang dibawa nya malah (nahloh, jet pake supir). But hey ! based on the face, kayanya temen ranti ini lebih cocok jadi pemilik mobil dan kita gembel yang nebeng demi mendapatkan penyelamatan budget. His name is OBI (sorry for typo) he's a very kind friend of suhe and ranti, dia bersedia mengantarkan kami berputar-putar bandung demi menyelamatkan budget 24ribu kami dengan mengorbankan bensin dari mobil dan biaya masuk-keluar tol (andaikan Pak Dahlan Iskan ada di Cileunyi saat itu :(( )
Kita akhirnya mendapatkan bis ke lebak bulus dengan harga 26rb per orang. And we're sleeping beauty di bis ampe akhirnya, Nisa Syahida (anggota ex-geng sempu dari depok) offering us to stay the night in her house. Karena kita mempertimbangkan bahwa nisa pun berangkat ke baduy, so we can actually together, dan kalo mampir ke anggar (which is he don't come to baduy) yang nantinya malah bikin repot doang, so we're take NISA ! Turun dari bis, kita mengangkot yang ternyata supirnya bisa menggunakan bahasa sunda (orang sukabumi) hey ! kamarana wae atuuuuhhh ?? setelah turun dr angkot, kita dijemput ojek.. #eh sorry nis, abis udah malem jadi semua keliatannya sama :p
Singkat cerita, kita sampe di rumah nisa jam 10.30 pm. and we craving for a food. Terima Kasih Nisa, karena melayani kami dengan baik, cuma lain kali kalo kita mau kesana tolong dipersiapkan lebih mateng lagi, bi. buat apa kamu digaji kalo pelayanan tidak bisa ditingkatkan.. hmm *tampol pake duit* haha, thanks for the bread, dan air anget untuk menyeduh mie gelas (bener-bener dibuat dalam gelas) dan untuk menyampah di rumahmu. hmm..

Pagi, jam 3.40am gua udah bangun, dan jadi orang pertama di bumi ini yang udah mandi di jam segitu. gua langsung beres-beres adn just do the guy thing after shower. NGOPI. Kita berangkat ke stasiun UI untuk ngejar kereta (sakti banget kan, kita bisa ngejar kereta) dan naiklah kita ke kereta kaleng kerupuk. Sempet salah masuk gerbong, gara-gara suhe yang kebelet. Dan dilirik sinis ama ibu-ibu keji nan bengis memandang kami dengan ujung mata, dan berbicara sambil mencibir. "INI GERBBONG WANITA, MAS !!!" WHAT ?! MMAAAAASSSSSSS ?!?!?!?! ARE YA TRY TO KIDDING ME, SIST ?! WTF !!! Firstable, gua bukan mas-mas. And secondably, gua punya bad tragedy dengan panggilan tersebut. so, never try to kidding me with that kind of joke. Only take less than an hour, we finally depart in Jakarta Kota. Kita pun bagi-bagi tugas, gua dan Tika (a friend of nisa) take the part of tickets buyer. dan ini adalah my very first time gua beli tiket secara full price dari dompet gw. Berasa, ngasihin duit lg ke perusahaan yang ngegaji gw. So, meanless. Anjar, as usual takin' pictures, nisa ke toilet. Ini yang gak gua ngerti, tugas macem apa yang nisa lakuin di toilet ?! Only God knows..
Kita pun bertemu dengan rombongan lainnya, setelah bingung dan sok-sok gak ngenalin, tapi pada akhirnya kita nanya2 jugs "rombongan baduy dany lekong (#eh lengkong) kan ?" dan akhirnya kita pun saling berkenalan. and as usual, gua gabisa mengingat nama mereka satu pun (bukan satu per satu) tapi satu pun gua gak bisa mengingatnya. Separah itukah ? it even worse, if you have to know, i don't even know who's tika and tika (firends of nisa, who actually come in train from UI with us) which is.. we taLking in train, and do alots. But, yaaaahhhh.. gua beberapa kali nanya ranti siapa tika dan yang mana sila, dan gua masih gak yakin ama jawaban ranti -__-" how pathetic.
Dan yang paling mengagetkan adalah seorang kakek-kakek paruh baya yang mengajak gua kenalan dan menanyakan "ini rombongan Dany Lekong (#eh salah lagi)" (kesalahan bukan pada percakapan tapi pada tangan penulis yang bandel pengen nulis gitu :p) "panggil aja saya abah, saya juga ikut rombongan" lanjutnya. gua yang shocking to the max position banget. Even gua belum tau gimana medan tracking kali ini, tapi, untuk seusia beliau gua salut banget bisa menyanggupi untuk join this trip.

Kita udah di kereta, gerbong ekonomi dengan bangku memangjang sepanjang gerbong khas kereta diesel ekonomi. a lil bit in a rush juga saat naeknya karena, berburu tempat duduk. Gua, anjar, ranti, dan suhe pun dapet duduk sebaris dengan didepanin ama nisa, tika, dan sila (i still have no idea about who's the person in name) :nohope ga nyampe beberapa stasiun, datanglah cewe seksi dengan paras sangat rupawan tinggi semampai dan tubuh aduhai bagai taiiii #eh muup !
Dia datang tanpa diundang, dia duduk tanpa diminta (lebih ke mengusir sebenernya) suhe jadi korban :( si wanita ini mengusir suhe untuk duduk di kursi nya dia. Dia berbicara tanpa ada yang menanya, semua yang dilakukannya atas kemauan sendiri. So free i see. Somehow, filosofi hidup yang dia terapkan sedikitnya menyentuh sanubari gua bahwa hidup adalah kehidupan. Harus dijalani sebebas mungkin (meski ga sebebas yang dia lakuin, karena terlalu ekstreme, adn everyone would think i'm crazy). She talks like there's a big crowd in the wagon, and sounds like she screaming in the jungle, so.. very.. exhausting to hear her. She talked about her traumatic drama in her life. I knew that, in the first sight. in the first she expel suhe from his sheet. dan dia mulai berbicara kemana-mana, traumatic keluarga adalah faktor dasar kenapa dia seperti ini. Period. I already knew this in several cases that i've been through in my lifetime. Dia membicarakan kematian, anaknya yang mati kemudian hidup lagi, kesusahan hidup, sampe suaminya yang entah kemana, belum lagi pelecehan dan cemoohan karena dianggap enci-enci stress. Ya ! from the shape of her face. She has an oriental looks. Tapi, tertutup karena usia yang sudah tua, jadi not that oriental (keriput). Dia sangat baik, sangat-sangat baik, dan memberi wejangan kepada ranti (yang notabene duduk di sebeelahnya selama 5jam full) dan gue juga yang terhalang 2orang sahabat gue. Filosofi hidup dari apa yang dia wejangkan terhadap kita pun ada benarnya, malah sangat benar di beberapa point. Tapi, seakan menghilang saat dia terjerat emosi khas orang terganggu. Saat digoda pengamen, dan lainnya dia sangat mudah untuk marah, dan saat marah, semua traumatic drama yang membuat dia seperti ini tumpah ruah dari mulutnya dengan suara yang menggelegar di seluruh gerbong. Dan automatically, geng bandung yang duduk di sebelahnya mendadak jadi pusat penglihatan semua orang di gerbong (karena si enci-enci ini teriak). Begitupun dia, dia masih sangat berperikemanusiaan. Memiliki uang 200rb di tangannya, dia jajan sepuasnya di kereta. Dia bilang, "gue ngebeli makanan disini bukan karena gue laper, tapi karena gue tau dia ngebutuhin duit gue, jadi ya gue beli sekalian bantu-bantu idup mereka yang susah" (kurang-lebih-seperti-itu) really deep philosophy.
And here she is..

Kita sampe di stasiun Kereta Api Rangkas setelah 5jam perjalanan :nohope:
Gua, ranti, anjar, suhe, firman, ridwan, pram, nisa, sila, dan tika (yes ! i remember that guts !) pergi keluar stasiun untuk mencari makan. (since i haven't ate for at least 24hours) Kita menemukan satu rumah makan di tengah-tengah pasar, while everyone order the foods, gua nisa dan i dstill confuse for the name (tika or sila) crave for the toilet. dan shalat dzuhur. sekalian memasang kaos kaki yang udah gue beli seharga 3rebu di kereta ekonomi barusan. Maksudnya, biar gua gak perlu merasakan perihnya kaki lecet karena menggunakan sendal gunung. Saat gua balik, the guys are almost finish the food, gua langsung mesen dan makan dengan cepet, tanpa dikunyah :nohope: dan gua bayar 12rb untuk 1piring nasi dan daging gepuk serta sambel yang sama sekali tak berasa dilidah. hhmm.. nisa dan ..... (gue masih lupa) datang ke tempat makan dan lansgung pergi karena kita udah di telfonin koordinator supaya gerak cepat karena kita udah sangat telat dari jadwal seharusnya. I admit, that the coordinator we have here such a hero. if you ask why, cerita lengkapnya mungkin kalian harus baca sampe akhir post gua ini. He calls us untuk buru-buru karena dia gamau satupun anggotanya ketinggalan, dan lost. Sangat berjiwa koordinator. Kita udah kumpul di stasiun, dan langsung naik ELF lagi. gue udah hopeless banget, sangat-sangat trauma dengan kendaraan satu ini, since i was get the most suffering moments in my lifetime is getting to this kinda car. Gua jadi punya trauma tersendiri gitu loh ama elf ini :( But at least, the el is much more cozy than the elf before (bromo-wr)
Ternyata, elf yang kita tumpangi doesn’t feel that bad, it’s good actually, but i still hate the elf things. All i remember is a lifetime suffering. I live for 20years and just have 5hours suffer as hell in that freakin car. Gua terlalu benci buat mengingatnya. But, i shud make it clear for my self, since i love to travelling. Cause, in every trip i will have in backpack, i would find the similiar car indeed. Kita berangkat, setelah sang koordinator menelfon untuk berkumpul, dan bersiap-siap di elf. Funny things happen. Elf pertama, dia memberangkatkan diri setelah 19orang rombongan masuk ke dalamnya, dan kita sisa 17orang + kang emen (the guide) sudah merasa lengkap, dan berangkat. FYI, all of us, are 38persons. (exclude, the guide). Sampai pada satu titik, kita berenti karena kang emen takes the call. It’s Dany. The coordinator. Dia tertinggal di stasiun Rangkas, setelah menjemput salah satu cewek yang sempet tertinggal. What a heroic moments. Pheeewwww.. So, we’re waiting di sisi jalan sampe akhirnya, Dany dan salah seorang cewe itu datang dengan diantar ojek. We’re laughing. I mean, how come we left our coordinator, the one that used to lead the group ?! Hahaha. And everythings going fine..
Perjalanan hanya memakan waktu sekitar 1-1,5jam. Dan, 0,5 Jam terakhir adalah penderitaan buat gue, i almost have a puke on Firman’s face (noted, that he sat beside me) dan kita duduk menyamping, not as usual sheet on the car who has 3 baris jok penumpang. It’s so suffering, more over when you haven’t a fresh air to breathe. Aagghhhhttttt !!! it’s a pfffffftttttt.. But, lucky me, i haven’t puke at all. I can hold it on. We finally arrived at the Ciboleger village, dimana kita membeli kelengkapan dan peralatan untuk dibawa ke tujuan. Most of us bought foods and drinks. Yacht ! Cause it’s just all we need. Kita sangat sadar, bahwa kita sudah sangat ngaret dari rencana awal. Dan semua ini gara-gara ENCI ! #nahloh tanya kenapa ? KENAPA ENCI DUDUK DISEBELAH KITA DAN NGOMONG GAK BERES2 SELAMA 5JAM PENUH DAN BIKIN KERETA MOGOK ?!?!?! (penggunaan majas kambing hitam) The sky getting dark. Semburan-semburan petir udah mulai kedenger. Sangat menyeramkan sebenernya. We, actually me, are freakin’ out hearing the thunder. Sebenernya nothing to lose juga sih, i bring nothing in this trip. I don’t bring my camera, i don’t bring any of electrical equipments, all i bring is my phone which is won’t working in there-signal problem. And i was slip my phone on the deep safe point of my carrier. So, it would just fine if i getting my self in rain. Hmm.. It’s a nice idea anyway, i haven’t get my self in rain since i was on high school ! Ah, men ! i forgot how fun the feeling i would have in rain. So, a part of me is hoping for the rain coming, and another part is just disobey them :(


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

© backpackerindonesia.com