© backpackerindonesia.com
Dan kita pun memutuskan untuk memulai tracking setelah diantar ama elf ke satu point, Cuma 10 menit dari alfa mart barusan. (sebelumnya, gue di-shock therapy ama beberapa rekan yang iseng, yang bilang kalo we're gonna have 2more hours ampe titik awal tracking) WHAT ?! gua udah gakuat dengan rasa mual yang lama-lama demo buat keluar (jackpot) di elf ini. zzzz) OK. Tracking Movements is on. Kita briefing, dan berdoa dulu sebelum akhirnya memulai tracking. Dengan diiringi bismillah, gua pun mulai tracking. Entah karena cuaca di Baduy, apa ada senyawa-senyawa aktif di udara yang gua hirup disini yah, gua berasa.. mendadak pinter ! Guess what ? gue udah bisa ngebedain mana yang sila, dan mana yang tika !!! it’s a great damn progress for me. Yipeaaaaaayyyy !!!! gua loncat-loncat disana, seriously gua gak mengada-ngada saat loncat-loncat, meski bukan untuk alasan yang sama gua ngelakuinnya. Gua loncat kaena ngeliat ada kaki seribu segede pergelangan tangan gue sendiri (which is 5-7cm dimaetres). It’s so.. i’m speechless to see a bugs in that big portion. Gua berasa nonton film 4dimensi. Dan yang ada di otak gue saat itu adalah, klimaks dari cerita-cerita film yang mengkisahkan adanya serangga predator di hutan yang terdeteksi yang menyerang tracker kaya kita, sampe di ujung cerita Cuma ada satu cewek doang yang selamat, dan pas dia di ujung hutan mau ke peradaban, dia malah mati secara tragis karena adanya serangga yang menyerang dia. THE END. What the ?!?
Check point pertama kita adalah jembatan akar. The most popular bridge which is very beautiful bridge. Lots of us takin pictures in that place. (ada satu hal ganjil kalo liat model dari foto diatas.. Guess what.. Mbak Mer ini, adalah salah seorang cewek gunung yang salah kostum dalam trip ini, konon beliau ikut trip runaway ke baduy ini asal ikut, dan tidak mengetahui, baduy itu wisata seperti apa, yang ada di pemikiran mbak mer *katanya* baduy itu sum sort of BEACH !!! Beach, man !! gue ngakak setengah nangis deh kalo inget, makanya beliau menggunakan outfit seperti di foto :nohope:) Setelah kita melewati ini, kita tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar apapun. FYI, Kaum Baduy Dalam is so very sticky ama adat dan budayanya yang melarang kaumnya menggunakan barang-barang elektronik, bahkan mereka dilarang untuk sekedar menggunakan alat yang dibuat dari masyarakat luar, seperti sendal, teko, termos, piring, bahkan sendok pun mereka tidak boleh menggunakannya. Saat salah satu warga mereka melanggar aturan tersebut, maka dia harus membayar ganjaran dari pelanggaran yang dia buat. Dan saat mereka melakukan pelanggaran secara diam-diam dan tak ada yang mengetahui pelanggaran tersebut, kecuali sang pelanggar. Mereka percaya bahwa Karma really does exists.Dan hukum karma jauh lebih menyeramkan daripada hukuman yang akan diberikan Duku (kepala suku) terhadap pelanggar yang tergantung atas berat atau tidaknya pelanggaran yang dibuat pelanggar tersebut Biasanya sang pelanggar akan dikeluarkan dari Baduy Dalam selama 40hari dan bekerja diluar sana selama waktu yang sama. Dan mereka sangat menolak orang luar yang menggunakan perlatan elektronik. So, we’re in the line of using technology. Semua handphone, kamera, dan alat elektronik sementara has to turned off.
3Jam pertama kita masih diterangi cahaya matahari, dan tepat disaat rombongan kita (yang terpecah menjadi 3rombongan) berada di puncak satu gunung, and the sun is setting down.. Ughh.. Subhanallah, i never felt like this greatful before.. Badan gua basah dengan keringet, outfit gua basah dengan air hujan, termasuk rambut dan carrier yang dibiarin keujanan. Kondisi badan sangat wrecked off karena tracking puncak satu ini almost bersudut 60derajat men !! i dunno how i can get in here. Tapi, coba bayangin dengan keadaan seperti itu, melihat sunset seindah ini. It’s a WOW SUBHANALLAH.. So freakin' worthed ! (sayangnya, kita gabisa take the pictures of it)
Segera setelah gua turun dari pemandangan super indah nan mengagumkan yang bikin bulukumuut #eh bulukuduk berdiri, Gua pun turun melanjutkan tracking movements dengan penerangan seadanya dari senter yang gua sewa yang ternyata, out off batery. SUCKS ! (korban php dari si penyewa camp tools yang bilang, "itu battery nya baru kok, de. jadi masih terang banget" gue percaya ! :( :( :() sampai pada akhirnya gua meminta barter senter dengan suhe. Karena suhe dan ranti has a head lamp yang cukup terang, terlalu terang malah, dan mereka memimpin rombongan dengan kang emen, while me dibelakang mereka, dan guide the group that has no lamp, untuk bisa tracking saat ini. Dengan keadaan hujan, jalanan jadi licin, lucky me i use a catalyst. And a shocks, it’s kinda helping much.kaki gue jadi anti lecet. While everyone is complaining ab lecet di kaki. Kita sempet nunggu rombongan dibelakang, consider kalo pram dan yang lainnya (mereka tertinggal tepat setelah kita liat sunset yang SUPER itu, gua jalan, sedangkan mereka berisitirahat sejenak) mereka engga bawa senter dan jauh dari guide. So, we’re waiting. Setelah hampir 1jam menunggu, akhirnya datang juga. And, we’re taking a half an hour break, dan melanjutkan tracking movements for 1,5-2 jam dengan kegelapan. Setelah melewati jembatan kayu, sampailah kitaa di Desa Baduy Dalam. AAAAHHHHHHH... it’s so releasing, after all the tragedies. Jatoh, kepeleset, sampe ngeliat sunset. It’s kinda life. Pheewwww..
Kita langsung merebahkan badan. Dan meluruskan kaki yang dieksploitasi abis-abisan. Yang lain memeriksa apakah kaki mereka terpotong-potong ataukah utuh, gua yang mengerti perasaan kaki dengan melakukan perlindungan menggunakan kaos kaki merasa aman karena at least telapak kaki gua bisa aman dari lecet.
Segera setelah otot dan urat-urat melemas, kita pun melakukan bersih-bersih badan. dengan kondisi yang apa adanya. well, if i have to tell, gua bersih-bersih di paritan (selokan) dengan pencahayaan senter yang udah redup.. but, it feels like.. SO BADUY ! i love it. seriously. Kita pun menunggu rombongan terakhir yang belum datang. Kang Herman dengan nada khawatir teriak "MANA BIKANG-NYA MANA ?!!?" (FYI, Bikang adalah bahasa sunda dari betina-biasa digunakan untuk ayam, dan hewan) maksudnya adalah menanyakan rombongan 3 yang mayoritas cewek. Gua ngakak-secapek-capeknya. Comeon, dude ! You gotta be kidding me !!
Sempet khawatir pada tingkat maksimum, saat tracking mate gue, Anjar yang beberapa kali tracking barengan gw now he's late and gone from my side. Gue tau, dia hobby banget jatoh, kepeleset, dan nempelin pantat nya ke lumpur tanah gunung nan eksotis ini. Gua, ranti, suhe, dan ebebrapa orang yang mengenal anjar pun mulai menanyakan keberadaan dia, apalagi rombongan 3 ini mostly there are womans who stay the group. Kita uring-uringan takut kalo keadaan malem bikin nambah susah tracking jalan yang super licin ini, belum lagi they has no guide ! setelah, sedikit me-lobby akang-akang guide di baduy dalem, akhirnya kang herman entah kang idung (sorry for typo) mau menjemput rombongan terbelakang ini #eh.. an hour has gone, kita masih nunggu, dan kelaperan.. mau makan pun gak tega, karena inget kalo banyak rombongan yang tertinggal dan mereka pun sama kelaparannya dengan kita, mereka blm makan :( setengah jam kemudian, mereka datang.. alhamdulillah.. gua yang langsung asking one by one, bertanya ada apa dan gimana, facebook-mu apa, nomermu berapa.. :nohope: gua ambil beberapa carier dari pundak mereka yang keliatan lemes banget *inget muka sila* keadaan mereka cukup mengenaskan, sama mengenaskannya dengan keadaan kita saat pertama datang. ada yang menggunakan sendal gunung super besar pinjaman rekan lain yang baik hati, ada yang bertelanjang kaki, dan ada juga yang menggunakan sendal kece crocs, bahkan ada juga yang menggunakan sendal kondangan. haizzzzz :(( mengenaskan sekali bukan ? :(
Singkat, setelah mereka bebersih, kita makan bersama, satu hal, karena lapar rasanya nikmaaat sekali. cuma, nasi yang dimasak terlalu keras, hingga gua pun menderita syndrom cegukan (makan rusuh, dan nasi susah ditelen) sambelnya jawara banget, kange emeeeeen !! *ngomong ama kang emen* setelah makan, gua dan mafril yang kebelet mencoba untuk mengeluarkan what suppossed to out. setelah bertanya-tanya kepada orang baduy nya, tentang dimana kita kencing, dan harus menghadap kemana, menggunakan air apa untuk membersihkannya, serta posisi apa yang harus kita pakai (contoh: kayang, kaki kanan keatas sedangkan kaki kiri berlutut, atau posisi jungkir balik dan salto) kita pun meminjam headlamp dari satu rombongan, dan mengambil botol kosong untuk menampung air untuk bersih-bersih. well, segera setelah semua keluar, gua langsung masuk pondok rumah adat (rumah panggung) dan memasang sleeping bag. hyooohhh.. enaknyaa.. sebelah gua, pram, dia tidur nyenyak sekali, saking nyenyaknya ampe ngambil jatah kenyenyakan tidur gue dengan suara merdu yang dikeluarin.. hmmm :(( dia tidur menggunakan boxer pendek dan tidak membawa selimut, sehingga dia menggunakan jaket untuk menutupi kakinya. gue sih, mau nawarin pake sleeping bag ini bedua, cuma apa kata mba-mba kece nan cantik yang ngecengin gue dan ngepoin, dan yang sekarang lagi mantengin layar blog gue ini :(( turun pasaran kaan, disangka cemacem, padahal akoh kan limited person gitu :(( salahnya, gua sewa sleeping bag yang straight resleting, bukan yang bentuk L (konon katanya kalo yang L, sleeping bag nya bisa disulap jadi selimut, who knows ?) kita tidur dempet-dempetan more like ikan pindang yang dijual dipasar2 gitu, so close.. gua gabisa tidur ala merdeka disini :(
Bangun pagi, ditawarin kopi, hmm.. it's a great serve (meski ditawarin ama rekan-rekan disini) gua keluar pondokan, dan duduk di balkon (teras rumah panggung. kece kan gw sebut balkon ?!) dan melihat aktifitas warga baduy dalem di pagi hari.
Kebetulan, disebelah pondok yang para lelaki singgahi terdapat sebuah warung sederhana, tempat mereka membeli makanan (mie, jajanan, chiki, permen, dll) gua sempet kaget. ini baduy dalam yang gua baca di google kan jauh dr peradaban zaman, tp mereka telah memiliki warung, dan mereka melakukan jual-beli dengan mata urang rupiah. mereka ngerti duit berarti ?? pasti mereka bisa baca dong ? sang penjual aja teriak, mie sed*p dua rebu, dan sang wanita baduy mengambil mie dengan merk sama dan membayarnya seharga 2rb. gua pun langsung meminta penjelasan dan konfirmasi kang emen. gimana ini bisa terjadi ?!
Penjelasannya, kurang lebih, seperti ini: "mereka bisa membaca, meski memang tidak ada pendidikan formal. rata-rata anak disini bisa membaca dari umur 15taun, meski tidak menutup kemungkinan bahwa mereka bisa lebih muda lagi untuk dapat membaca. teori pembelajarannya pun tidak ada, mereka hanya mengobrol (dengan menggunakan bahasa khas tanah padjajaran) dan mengerti apa yang dikatakan temannya, sehingga pada akhirnya ilmu mereka tertular, dan mereka bisa membaca. orang tua mereka, sama sekali belum bisa membaca, berarti kemahiran membaca baru terjadi akhir-akhir ini saja. Mereka mengerti mata uang. pembelian bahan, dan yang berhubungan dengan dunia luar hanya beberapa waktu saja untuk membeli pangan dan kebutuhan lain yang tidak bisa mereka dapatkan di kampung ini. sehingga mereka pun bekerja mencari uang, meski bukan uang yang jadi prioritas mereka" *note: kang emen menceritakan ini dengan bahasa sunda yah, reader..* "adat disini sangat ketat sekali, dan orang-orang baduy dalem sangat mematuhinya karena takut hukum karma yang menanti bila mereka melanggar adatnya sendiri. saya pernah mengurus kebernagkatan orang baduy, untuk menemui presiden di istana negara. dan itu membutuhkan waktu 15hari dari sini untuk sampai ke istana. orang baduy tidak boleh menaiki kendaraan, bahkan alas kaki pun dilarang. jadi, mereka berjalan dari baduy dalam ke istana negara dengan beralaskan kaki saya (tanpa sendal/sepatu) selama 15hari." MAAAANNNN... !!! gue shock. how come ?? kuat banget mereka, jalan di aspal jakarta yang seriusan panasnya tanpa alas kaki ?! dan tanpa kendaraan !? pheew !
Beres ngobrol dengan kang emen, gua pun ke kali (sungai) dengan temen lainnya. beberapa ada yang memang mandi, terhitung berenang malah, sampe kecebek-kecebek di sungai dangkal yang sejuk itu, tapi gua engga. gua cm cuci muka setelah tau akhir yang dari hulu emang aman. gua beres, gak lama gua liat aliran sungai ke hulu, ada lelaki fully naked mandi di hulu. dan temen-temen disini mandi dari air bekas si lelaki baduy itu mandi. yeps ! merekaga liat, tp gue liat. orang mandi pasti kencing kan ? hmm.. yah, you guess..
Kita pun merapat untuk packing, dan sarapan pagi. Menu yang disediakan sama dengan menu semalem. Dengan Judul "Sarapan (ber)sama Ayam" menu tersedia: Ayam goreng, dengan sambel dan nasi yang sedikit keras. gua makan di ujung pelataran rumah panggung, dengan kaki menjulur ke bawah, begitu juga beberapa kawanan disitu. dan dibawah kita ada banyak ayam kampung yang berkeliaran. dan, karena mereka looks so hungry (besides, para wanita susah menghabiskan makanan sebanyak itu) akhirnya ranti ngebalakin buat lempar nasi ala lempar jumrah ke arah kaki gua. ayam yang segitu banyak, langsung ngeroyokin kaki gua kaya pemain softball yang niat banget buat dapetin bola. kaki gua sempat dipatok, dan diinjak oleh ayam-ayam kampret ini. Temen-temen lain kesenengan liat kaki gua dipatok, mereka pun menambah umpan ke arah kaki gua :( gua marah, gua sebel. bukan karena wanita2 iseng itu, bukan. bukan juga, gara2 kaki gue yang dipatokin ama ayam. bukan. tapi, gue sebel kaki gue udah bersih, diinjek2 ama ayam itu yang mengakibatkan kaki gue kaya hall of fame, dengan tapak sejuta kaki ayam :(( tinggal cap jempol ama tanda tangan aja nih :(( gua pun berniat balas dendam, dengan nada bengis gua ngomong menantang. "ini temen lo, men.. gue MAKAN !! HAHAHAHAHAAHHA" #seolahsejutahahatidakcukupmengungkaprasaini gua pun melahap daging ayam itu didepan ayam2 lainnya. Sejenak, mereka melihat gue, gue takut mereka mau bales dendam, tanpa disangka, mereka lanjut melahap nasi yang berserakan di bawah. Sampe ada yang mau berantem demi rebutan nasi.Gue yang gendok, gua fikir mereka bakalan marah, taunya malah nonsense gitu. haizzz gue suwir daging yang belum gua makan, dan gue lempar ke gerombolan ayam itu. dan, mereka malah memakan daging itu, daging teman mereka sendiri, daging species mereka sendiri, bisa jadi daging ayah atau paman mereka sendiri :(( DUNIA EMANG KEJI, MAN :( i'm telling you.
Segera setelah beres makan, kita pun packing, gua siapin jeans dan kaos gua buat pulang diposisi paling atas carrier dan jas hujan paling bawah. Karena, kita terburu-buru mengejar jadwal kereta (supaya gak ketinggalan) kita pun berangkat pukul 9pagi.
Gua jalan, di barisan belakang, karena kali ini gua berniat untuk menemani anjar yang mengaku backpacker tapi carrier backpack nya dikasihin ke porter muda belia nan ganteng dan gagah perkasa. Kang Apri.
Kang Apri (paling kanan) membawa 2 carrier besar ilik anjar dan satu backpacker cewe rombongan kita. Hmm.. sangat gagah bukan ? gue bawa satu backpack aja udah ripuh sekali cemans :(
Kita sempat foto-foto dulu di satu spot, karena keenakan foto-foto, gua-pram-firman-dan-ridwan (actually, kita semua rombongan dari bandung, cuma ridwan berangkat dari bogor.. sukabumi.. cianjur.. entahlah.. seenggaknya itu nama-nama kota yang gua inget disebutin ama dia :p) Kita tertinggal oleh rombongan dan guide yang didepan. ah, maaann :( kita berencana menyusul, tapi di tengah2 kita bertemu mbak mer sedang duduk di tengah ilalang menunggu sang bitcar yang sedang (gua gaboleh nyebut boker di blog kan ya?) hmm.. melakukan setoran. karena alasan kemanusiaan (baca: kecapean) kita mengikuti jejak mba mer untuk duduk bergaya di ilalang. Segera setelah bitcar beres, kita pun berjalan mengikuti jalur setapak menuju ciboleger (desa dimana sang elf menunggu kita). Belum nyampe 5menit jalan, kita menemukan satu gadis kota sedang berjalan di jalanan setapak ini, dia memegang kayu untuk membantu menopang berat badan, menggunakan sendal kondangan yang sangat licin (gak gue cobain juga), terlihat sangat kelelahan, tapi mencoba tegar dan memperlihatkan bahwa dia senang dan tegar. Kakinya sudah sangat empot-empotan untuk berjalan, bahkan saat kakinya diangkat dan mau melangkahkan ke tanah, pergelangan lututnya terlihat shacking, sangat bergoyang. berulang kali dia menyuruh kita untuk jalan duluan, meninggalkan dia jalan sendiri. oh, gosh.. i wish i could help her. i wish i was a superman so i can carrying her home safe, tanpa harus melihat dia sangat berusaha untuk melangkah tapi sebenernya tubuhnya sudah menolak untuk berusaha. Tika. Kita mendampingi dia, karena kita tahu di belakang sudah tidak ada orang kecuali beberapa orang seperti pur, mba mey, dan irwan (seingat kita) kita kadang berjalan duluan, untuk menunggu dia di penghujung jalan.. Tika sangat tegar, gua liat dia sangat berusaha untuk tidak terlihat lelah dan mengeluh, meski gua sangat tau, badannya udah gak sanggup buat ngelanjutin tracking ini. :( kita semua (firman, pram, ridwan, mba mer, dan bitcar *pertanyaan pembaca: kenapa cuma mba mer yang disebut mba ? gatau :(() sangat ingin menggendong tika kalo memang kita sanggup, agar tracking kita bisa cepet beres dan tika gak usah susah lagi, but.. it seems impossible that time. Kita sampai di perkampungan baduy luar, ada wanita sedang menenun (umurnya sekitar 20-25an, dia hanya menggunakan bra, dan kulitnya sangat mulus khas orang baduy :wowgenit:) gua tanya "teh, ningal rombongan ngaliwat kadieu teu ?" (ngeliat ada rombongan ngelewat kesini gak?) tanpa melihat dia mengangguk. "tos lama can" (udah lama belom ?" dia jawab "tos" (udah). "ka palih mana teh ?" (lewat sebelah mana ?) tanpa kontak mata lagi, dia menunjuk ke arah rombongan. Gua mulai berfikir, apakah memang orang sini, tidak memperbolehkan wanita berbicara pada orang asing ? sampai kontak mata pun tidak ada saat kita berbicara, sungguh sangat merasa tidak dihargai :(( Setelah mengikuti petunjuk wanita baduy itu, kita pun melanjutkan perjalanan tracking, di tengah kita kehujanan, sangat besar. Gua khawatir kalo tika bakal pingsan di tengah jalan (gua udah di depan menunggu tika) seingat gua ada ridwan yang mendampingi tika disana. Gua pun memutuskan untuk sampai di tempat anak-anak lebih dulu (menyusul) untuk minta guide menggendong tika. Akhirnya, gua, pram, dan firman jalan duluan demi misi seperti itu. Taunya didepan teman-teman sudah menunggu di s=beberapa pondokan rumah baduy luar, gua pun disambut setelah melewati jembatan kayu. Gua langsung menghadap kang herman dan meminta dia menjemput tika. Gua berisitirahat, tracking dengan jarak segitu yang menurut gua bisa ditempuh dengan waktu 30-45menit saja, harus gua tempuh selama 1jam 45menit. Tak apa, yang penting tika bisa selamat. Tak lama tika datang dengan didampingi kang herman. Seenggaknya, gua berlari dengan cuaca hujan dan mengorbankan carrier serta isinya kebasahan tak berbalas percuma. Tika datang dengan senyum, meski sangat terlihat kelelahan. Kita siapin minuman hangat dan pelukan hangat, serta ciuman hangat *muka ngareup* untuk tika.
Setengah jam kita berisitirahat, kita pun memutuskan untuk lanjut perjalanan dengan perjalanan romantis diiringi hujan byurr.. gua udah pasrah ama barang bawaan gua, jeans, kaos, dan sweater yang disimpen di tumpukan paling atas carrier udah gua ikhlaskan untuk basah, sampe kang didung manggil2 buat suruh beli plastik gede (segede terpal untuk dipakai sebagai jas ujan) LANGSUNG BORONG !!
Kita pun melanjutkan perjalanan, dengan diiringi hujan yang masih lebat aja, kita mengarungi sungai yang sumpah itu deres banget.. sangat deres sampe gua teringat adegan live time report berita banjir bandang dan tsunami. banyak orang berdiri di tengah sungai dengan kuda-kuda athletis menahan beban, dan menolong orang-orang yang dievakuasi dari lokasi bencana. Kita sebagai orang yang dievakuasi saling memegang tangan erat, agar tidak terawa arus. air sungai itu meluap sampe 10cm diatas paha, dan sangat deras sehingga dapate membuat beberapa orang dari rombongan terseret jatuh karena derasnya air. Tapi, untunglah kita bisa menangkap teman kita yang jatuh itu. sehingga kita semua selamat melewati rintangan satu itu. Segera setelah kita melewati rintangan itu, kita dihadapkan dengan tanjakan 75 derajat tanpa ujung didepan mata :( Tanjakan ini sungguh sangat php (pemberi harapan palsu) kenapa ? karena tanjakan super curam ini berbelok2, dan di tiap belokan kita fikir itu udah dataran, tapi ternyata yang kita temuin YA TANJAKAN LAGI.. :( :(
Kita menemukan serangga kembaran (kaki seribu) dengan seranga yng kita temuin waktu berangkat tracking. tapi, kali ini ukurannya lebih kecil. Kita juga menemukan kalajengking. ini pertama kalinya di idupo gua gua melihat kalajengking dengan mata kepala sendiri, soalnya kalajengking yang tersimpan di memory otak gua adalah manusia bertopeng warna kuning dan suka berantem di mortal kombat, atau atau atau bentuk kalajengking dengan badan dan muka dari THE ROCK - WWF Smack Down :(( it's so amazing, karena akhirnya gua sadar gua selalu ditipu dnegan cerita-cerita fiktif film box office ! sama sekali gak ada mirip2nya scorpion/kalajengking yang mereka ceritakan dengan apa yang gua liaty saat ini. dan mulai saat ini, gua janji kalo gua hanya akan menonton acara realis ! YA, SINETRON AJALAH :((( *crossfinger*
Kita pun sampai setelah 3jam ujan2an di tengah utan dan melewati beberapa rintangan.
kita pun bertemu lagi dengan alfa mart, listrik, dan tipiiiiiiiiiii !!!!!!! *buru2setelsinetron*
Gua, dan beberapa temen langsung nyari wc umum untuk berganti outfit yang sudah kacau. Kita mandi, dan membeli pop mie untuk mengisi perut kosong. Ngobrol dengan beberapa teman, dan berkenalan (selama perjalanan kita mengobrol dan kita tidak tahu nama masing2) :nohope:
hingga pada saat tenang, ada yg bilang "TIKA PINGSAN !!" oh, man !! what i've been scare for is happening now. Gua cm bisa bantu ngasih pulsa gue buat nelfon kang emen memastikan keadaan tika. Sesaat, tika dan nisa gak akan pulang dan menunggu di rumah kang emen, tapi 15menit kemudian tika udah duduk di jok depan elf yang menunggu. sedangkan nisa, nangis tersedu sedan karena shock. Gua cuma bisa membantu menenangkan nisa, dengan wajah bingung. Sungguh it's the random feeling, saat lo ngeliat temen lo hectic dan pingsan, dan lo gabisa buat apa-apa cuma bisa memberi free pukpuk dan ngarepnya sih pelukan (but it's ain't happening) :( gua gamau itu terjadi lagi, next trip tika harus kuat yah ! tika gaboleh jatuh2 lagi ! #tikapastibisa #tikacewekuat #gengbandungsayangtika
Setelah semuanya clear, kita balik ke stasiun rangkas untuk naik Kereta Ekonomi. Sempet galau juga saat kita memilih option path of way home. Tapi, akhirnya kita mutusin buat naek kereta dulu di rangkas. Sempet kita pikir buat..
1. Naek bis dari rangkas ke bandung (tp ini sangat jarang)
2. Naek bis dari merak ke bandung (tapi, harus ke merak dulu, takut)
3. Naek bis arimbi dari serpong ke bandung (dianter umar dan mafril, tp akhirnya ga jadi)
4. Naek kereta dari lebak bulus (tapi harus naek kereta sampe kota dan lanjut bis, jauh)
...
Dan putusan 5 ini yang kita ambil, turun di stasiun palmerah, naek angkot sampe shelter busway, lanjut naek busway (horeee buat firman, naek busway pertama kalinya) makasih buat abah dan kang deri yang nganterin kita sampe titik ini :D turun di BKN, naek prima jasa di pull nya, dan enjoy the ride. Gua liat beberapa temen yang turun pertama di serpong, sangat berat untuk ninggalin temen-temen yang masih harus melanjutkan perjalanan kereta. YA ! Kedekatan ini yang sangat kita dapatkan setelah tracking dan kesusahan yang kita lakuin. Gua juga ngalamin perasaan yang sama. Sama persis ! Berat banget ninggalin kalian saat kita mulai merasa deket. kyaaaaaaaa #nangisdipojokan
Sempat sebelumnya gua, pram, dan firman nyari atm sampe harus nyebrang (padahal atm berada di sebrang yang betul) :nohope: Kita berngakat dari pull prima jasa dengan menggunakan bis ekonomi AC jakarta - garut (biaya lebih murah, hanya 26rb sedangkan jakarta-bandung Eksekutive AC 70rb). Kita menikmati perjalanan, sangat menikmatinya.. capeeee.. hooohhhhh...
Firman dan Pram turun di tengah tol kopo, karena kendaraan mereka disimpan di daerah leuwi panjang, dan sisanya gua, anjar, suhe dan ranti turun di cileunyi. dimana anjar berpisah, gua ranti dan suhe menuju rumah ranti, dan mengahiri perjalanan kali ini dengan nginjek tai si sweety lagi.. :nohope:
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com