© backpackerindonesia.com
Hmmmm....kasihan juga blog ini, sudah lama gak ditulis. Maklumlah yang empunya lagi sibuk ( sok sibuk sih tepatnya..hehehehe). Tapi bingung juga mau menulis tentang apa. Mau tulis curcol-an , bosen juga. Kayaknya hidup itu gak pernah indah. Mau tulis tentang nasehat atau kata-kata bijak, hhmmmmm bingung juga gak ada bahan (maklumlah kondisi hati lagi kurang bagus). Setelah mikir-mikir beberapa menit, kepikiran untuk menulis sebagian perjalanan hidup saja. Perjalanan menuju puncak.
Ini adalah perjalan pertama yang pernah aku lakukan. Mengasah mental dan uji tekad. Sebuah perjalanan yang ditempuh dengan ribuan langkah, ditemani cucuran keringat, suara alam, dan semangadh temen seperjuangan. "Naik Gunung" itu lah kata-kata yang aku pakai untuk perjalanan ini, karena memang menjelajahi setapak demi setapak menuju puncak sebuah gunung.
Entah kenapa tiba-tiba ada keinginan dalam diri untuk menempuh perjalanan ini. Padahal dulu sewaktu kuliah aku satu kamar dengan anak MAKAPALA ( mahasiswa pencinta alam AKA). Aku pernah bertanya “apa enak nya sih naik gunung” dia hanya menjawab “susah diungkapkan dengan kata-kata” Cuma itu jawaban yang aku dapat. Dibilang penasaran bisa juga. Karena banyak sebuh gunung.sekali acara telivisi yang menyajikan acara tentang perjalanan dan prestasi anak manusia menaklukan tingginya
Asal muasal keingin itu tiba saat untuk pertama kali melihat iklan rokok di televisi. Iklan itu menghadirkan pesona indahnya Indonesia. Wah beda banget nih iklan dari iklan yang lainnya( bukan maksud merendahkan atau semcamanya) . Tapi ini iklan bener-bener patut di acungin jempol. Dari Barat Indonesia sampai Timur. Keren banget. Dengan backsound yang menyentuh hati, iklan ini mampu mencuri hati (lebay.com). Ditambah lagi bintang iklannya yang “WOW COWOK BANGET” hehheheh.. #naluri seorang wanita#
Nah selain Iklan diatas, ada satu lagi yang memotivasi aku untuk naik gunung. Gak jauh –jauh dari televise. Tapi ini bukan iklan yang notabene adalah jualan produk, Kalo yang ini adalah seruan kepada kebaikan. Yupzzzz seruan azan magrib di RCTI Yang menampilkan perjalanan sepasang suami istri yang menjelajahi Indonesia bagian Timur. Sumpah, itu sangat romantis sekali. Apalagi pas mereka menjelajahi Gunung Cantik yang ada di Pulau Lombok. Rinjani. Dari segi namanya saja sudah cantik, so pastinya pesona alam yang disuguhi pun sangat mempesona. Pokok nya Seruan Azan Magrib ini favorit aku. ( Jujur pengen juga kesana bersama pasangan yang halal..hehehhehe. so sweetttt)
Jadi itulah alasan mengapa aku mencoba hobi baru ini, Ingin merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Kembali ke judul. 2958 dpl. Bersama teman-teman lain yang masih dibilang ABG , aku memutuskan untuk mencoba menaklukan gunung ini. Berbekal tekad dan rasa ingin tau, Tanggal 21 april 2012 jam 6.30 pagi WIB sebuah langkah pertama menuju puncak sudah dimulai. Naik Dari Cibodas Kabupaten Cianjur. Dari pintu gerbang menuju pos-pos pemberhentian. Diawal perjalanan semangadh masih menggebu-gebu, keringat yang bercucuran pun tak mampu mengalahkan keinginan yang ada. “2958 dpl , tunggu kedatangan ku”. Sepanjang perjalanan aku banyak diam. Mencoba untuk mentafakuri alam yang ada. Subhanallah , Gak satu pun tangan manusia yang mampu mendisain jagad raya sperti ini. Gunung menjulang tinggi, pohon-pohon tumbuh dengan percaya diri dan suara binatang bermain menhilangkan kesunyian alam. Semua terasa bertasbih. Disini aku benar-benar merasakan betapa manusia itu sombong sekali, merasa paling hebat, padahal hanya sedikit golongan yang mampu berinovasi. Astaghfirulloh..
Langkah demi langkah terus berjalan. Kandang Badak itu lah sasaran awal kami untuk beristirahat agak lama. Makan Siang, Sholat, dan persiapan lainnya untuk mencapai puncak. Tapi sebelum sampai ke Kandang Badak kami harus melewati sungai kecil yang airnya panas. Benar-benar panas. Berasap dan bikin kacamata berkabut ( untungnya sih aku nggak pake kacamata). Disini sebagian teman-teman mencoba untuk berelaksasi dengan berendam di air panas. Tapi gak ada yang sampai mandi tentunya. Cuma celup-celupin kaki saja. Lumayan menghilangkan penat dikaki.
Perjalanan pun dilanjutkan. Disini aku berbarengan dengan beberapa mahasiswa, yang kebetulan juga menuju puncak. Jadilah perjalanan ditemani dengan brondong yang suka mengeluarkan celetukan lucu. Sampai di Kandang Badak sekitar jam 11.30 WIB. Disini kami istirhata cukup lama, ada yang makan siang, sholat dzhur + ashar, tidur, dan ada juga yang ngobrol dengan para pendaki lainnya.
Sekitar jam 13.30 perjalanan menuju puncak dilanjutkan. Medan semakin berat. Dari kabar teman-teman yang sudah pernah muncak, ada semacam tanjakan yang disebut dengan tanjakan setan. Aku juga tidak tahu asal muasal kenapa disebut dengan tanjakan setan Mungkin karena begitu ekstrim. Kemiringan hampir 100 derjat. Naik dengan bantuan tambang yang lumayan kuat. Disinlah sarungtangan yang dibawa berfungsi dengan baik, biar tangan gak lecet.
Habis tanjakan setan, perjalanan masih dilanjutkan. Pohon-pohon sekitar sudah mulai pendek-pendek. Itu menandakan puncak hampir didepan mata. Semangah mengalahkan rasa capek, kucuran keringat, rasa penat di kaki dan semuanya. Benar-benar perjalanan melawan diri sendiri. Sempat terpikirkan “ngapain ya capek-capek seperti gini, mending tiduran dirumah” tapi dengan cepat pula pertanyaan tersebut terhapuskan dengan jawaban “ ketika kamu memulai sesuatu , maka selesaikanlah sekuat tenaga. Jangan menyerah”
Dengan semangadh 45 aku berjuang menyelesaikan setiap langkah yang tersisa menuju 2958 dpl. Aku yakin bisa mencapai titik tersebut.
Subhanallah, Alhamdulillah, Allauakbar……… Akhirnya 2958 itu pun sudah kelihatan, Jejeran tebing berbatuan. Butiran pasir, Awan, angin, tanaman, langit, kabut dan sekelompok manusia. Itulah yang yang terlihat disana. Subhanallah, Begitu indah ciptaan Mu ya Allah. Rasa letih, capek, putus asa, semua hilang begitu melihat indahnya pesona alam yang di suguhkan. Susah payah perjalanan terbayarkan. Yang ada dalam fikiran saat itu adalah Tafakur alam, memuji diri sendiri, dan ingin mengabadikannya dalam sebuat jepretan amatir.
Sekitar 30 menit di puncak, aku turun lagi menuju perkemahan Surya Kencana.
Sebuah padang rumput yang dikelilingi oleh perbukitan yang dihiasi oleh bunga abadi. Udara sangat dingin, di tambah gerimis di sore hari, Ingin segera beristirahat. Dengan tenda seadanya dan dalam balutan sliping bag, aku mencoba untukmengistirahatkan badan. Menjelang tertidur bayangan keindahan puncak gunung gede masih terlihat dengan jelas.
Ada rencana untuk summit attact, tapi suhu yang sangat dingin membuat aku mengurungkan niat untuk kembali kepuncak 2958 dpl.
Ya sebuah perjalanan yang membutuhkan kesabaran, keyakinan. Aku teringat sebuah filosofi seorang birokrat “ jangan pernah mengukur tinggi sebuah gunung, sebelum kamu menaiki gunung tersebut. Karena jika kamu sudah sampai dipuncak kamu akan tahu, betapa rendahnya gunung tersebut” Ya sebuah kata-kata motivasi, yang membakar semangad. Dan Alhamdulillah aku sudah membukatikannya.
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com
pd. 23 Juli 2012, 12.12
AMAZING.........
Balas Suka 0