© backpackerindonesia.com
Jujur saja sebenarnya tidak pernah terbersit sekalipun dalam benak saya sampai berumur 35 tahun untuk mendaki gunung, pikir saya buat apa bersusah payah untuk mendaki gunung. Belum lagi risiko tersesat di hutan/gunung selalu ada, belum lagi cuaca di alam yang terkadang sulit untuk ditebak seperti kabut yang pekat, angin yang kencang, hujan lebat, suhu dingin yang ekstrim, dan karena banyaknya berita tentang pendaki yang hilang tersesat dan tewas pada saat pendakian mau tidak mau mengubur dalam-dalam keinginan saya dari remaja untuk mencobanya...hingga pada suatu saat, secara tidak sengaja saat sedang mengobrol dengan teman dekat (Uda Arwin), dia sering mendaki gunung di Sumatera Barat (Gn Merapi dan Gn Singgalang) saat masih aktif tercatat sebagai salah satu mahasiswa di perguruan tinggi informatika di Padang, tertarik dengan petualangannya, saya pun mengajak Uda Arwin mendaki gunung Ciremai.
Arwin Gindho- Teman Penulis
"Ayoook...Siapa takut!!! Begitu pertama kali jawabnya saat saya mengajaknya mendaki Gn Ciremai, alhasil rencana pun kami buat, sampai terkumpul 9 orang yang akan ikut dalam ekspedisi pertama kami (Sylvester Hery -penulis red., Arwin Gindho 42thn, Bambang Herawan 43thn, Arifin alias Englim/Eces 35thn, Otong 35thn, Ipul Ose 38thn, Sersan 32thn, Yana alias Bolod 33thn dan Mang Iye 56thn sebagai pemandu gunung setempat).
Jam 9 pagi kami berangkat dari kec. Terisi kab Indramayu menuju tempat Mang Iye yg berlokasi di Desa Linggarjati Kuningan, saat kami datang Mang Iye menyambut dengan hangat, membuat kami yang baru pertama kali bertemu beliau pun menjadi tak canggung untuk bersenda gurau dan suasana pun hangat jadinya...rencananya Yana alias Bolod akan janjian bertemu kami di rumah Mang Iye karena dia berangkat dari Cirebon, tunggu ditunggu Yana baru nongol jam 14.30 sore, saat itu cuaca agak gerimis... sedikit was-was juga dalam hati kecil saya, di bawah saja sudah turun bagaimana nanti di atas? Tapi Mang Iye cukup yakin dapat mengantar kami sampai ke atas, dan akan memberi komando balik kanan seandainya di tengah perjalanan cuaca menjadi tidak bersahabat, kami pun agak sedikit tenang jadinya....
Kami ber-8 mulai berjalan dari rumah Mang Iye sampai ke posko Cibunar (pos pertama) jalan plesteran semen dan agak sedikit menajak, lumayan jauh kurang lebih antara 20-25 menit buat pemanasan, loh koq hanya ber-8???!!! Iya... karena si Bolod belom apa2 sudah nyolong start dengan menumpang ojek dari rumah Mang Iye sampai posko Cibunar(700mtr dpl) sementara kami ber-8 berjalan kaki, istirahat sebentar di posko Cibunar kami pun lanjut ke shelter Leuweng Datar(1.225 mtr dpl) dengan melewati lebatnya hutan sub-montana yang dipenuhi dengan pohon Pinus yang mencapai tinggi 30 meteran,sesekali kami harus merayap maupun menaiki pohon pinus yang tumbang di depan jalan setapak yang akan kami lintasi, keringat bercucuran...salah kostum nih pikir saya, karena pada saat berangkat saya sudah memakai celana lapangan panjang dirangkap dengan celana anti air, dan memakai kaos oblong rangkap dengan baju lengan panjang kotak-kotak (sudah mirip dengan pendukung Jokowi), sampai posko Condang Amis (1.350 mtr dpl) sudah tidak tahan lagi karena berkeringat, langsung buka kaos alias telanjang dada aja dah mirip tarzan...hehehehe....acara bikin kopi dan masak mie instan pun kami gelar di posko ini, agak santai sih emang...padahal seperempat jalan pun belom kami tempuh...
Penulis sedang narsis di Kuburan Kuda
Hari sudah menjelang sore saat kami memasuki shelter Kuburan Kuda(1.450 mtr dpl) suasana agak seram sih di shelter ini, karena namanya juga sore2 ada di kuburan, tapi ya sutra-lah kami hanya numpang lewat koq embah buyut..., ama numpang pipis juga sih...ga ada maksud mo ganggu apalagi mo demo disini... jadi jangan coba ganggu kami plisss deeeh....
Berjalan terseok-seok, dan memilih jalan yg dinaiki, berpegangan pada akar pohon yg merambat di kegelapan malam dengan senter di kepala, tidak terasa kami sampai di shelter Pangalap(1.650 mtr dpl), kami kembali istirahat dan acara ngopi pun kembali digelar...
Perjalanan diteruskan menuju shelter Tanjakan Seruni (1.825mtr dpl) dan jalanan mulai menanjak ekstrim, dengusan suara manusia seperti kuda mulai terdengar, keringat segede-gede jagung mulai bercucuran di sekujur tubuh ke-8 pendekar yang sedang beradu ilmu kanuragan tingkat tinggi, mau tidak mau segala ajian dan mantra dikeluarkan, dari mulai ilmu safe'i angin, ilmu gin-kang shaolin, ilmu jaran ngacir betul2 tidak berdaya menghadapi tanjakan menuju shelter Bapa Tere (2.025 mtr dpl) sehingga saking ekstrimnya kami sampe lupa berfoto ria disini (yang kemudian hari bener2 disesali oleh penulis), bisa dibayangkan betapa dashyaaaaaat dan miringnya shelter ini...istirahat pun tidak dapat dilakukan disini mengingat posisinya yang tidak masuk akal...
Akhirnya sidang Luar Biasa dilakukan, mengingat usia pendaki yang rata-rata sudah uzur, menimbang tenaga luar dalam yang sudah terkuras habis di daerah Bapa Tere, dan akhirnya harus memutuskan bahwa pada pukul 22.30 team Balang (Bapak Petualang) harus segera membuka tenda di antara shelter Bapa Tere dan Batu Lingga.
Barang bukti kaos bekas yg menjadi sasaran api unggun
Tenda segera didirikan oleh Ipul, Otong, Englim, Sersan dan Mang Iye, sementara saya, Uda Win mencoba menyalakan api unggun di tengah kondisi yang serba basah....tak ayal beberapa kali api kembali padam karena ranting yang dipergunakan basah semua, kaos bekas pun tak ayal dibakar demi menghangatkan suasana yang dingin, malam ini kami mencoba untuk tidur, agak sulit sih..beberapa pendekar mengaku tidak bisa tidur walaupun dengan jelas-jelas teman yang di sebelahnya mendengar dengkuran halus....malam itu betul-betul terasa panjang, tidak sabar rasanya untuk segera mencapai puncak, tapi apa daya tenaga tua kami betul2 sudah tak mampu meneruskan perjalanan.
Pagi sekitar jam 05.30 kami bangun suhu lumayan dingin dan mulai memasak spagethy indonesia dan kopi "lagi'..., ada yg sibuk berkemas2, ada juga beberapa di antara kami yang tergopoh2 segera berpencar dan menyembunyikan diri di antara semak2 bukan lantaran ada musuh yang menyerang tapi lantaran isi perut yang sudah tidak bisa dikompromi lagi ingin segera dikeluarkan, panggilan alam.....
-penulis bersama Ipul
Selesai Sarapan kami pun melanjutkan perjalanan menuju Batu Lingga (2.200 mtr dpl), di perjalanan ini penulis menemukan banyak sekali sampah2 di sepanjang jalan, ada kaleng fanta yang pernah terbit di era thn 1980an, ada bungkus indomie, bungkus kopi betebaran dimana-mana....saya rasa sampe kiamat mungkin bungkus-bungkus itu tetap masih ada di gunung itu...mudah2an ke depannya para pendaki gunung dapat lebih menjaga kebersihan, termasuk saya...hehehehe......
Masuk Sangga Buana Bawah (2.500mtr dpl), kota cirebon, laut mulai terlihat dengan jelas....pemandangan dari sini betul2 menakjubkan...betah rasanya berlama-lama disini, lanjut ke Sangga Buana Atas sampai sini saya seperti berada di tempat asing...karena pohon yg ada rendah2 serta berlumut bentuknya pun unik...Berjalan lagi memasuki Pengasinan (2.800mtr dpl) terdapat sebuah lapangan yang cukup luas tanpa ditumbuhi rerumputan di tempat ini, hanya kerikil kecil...puncak Gn Ciremai hanya seperti bukit dari tempat ini, kelihatan sudah dekat sekali, menurut saya ini tempat yang paling indah selain puncak Gn Ciremai tentunya...dari Pengasinan ke Puncak Panglongokan melewati batu2 besar, suasana agak berkabut, hening sekali disini, batunya berlumut, tumbuhan cantigi tumbuh di sela2 batu dengan bunga warna merah begitu indah...disini telinga saya sempat terasa plong...sy sadar karena saat itu ketinggian sudah menjelang 3000mtr, dimana tubuh mulai beradaptasi dengan ketinggian seperti itu...
Entah sudah berapa lama saya mendaki, tidak saya rasakan, karena hati begitu gembira, walaupun lelah tapi tidak dirasakan...akhirnya perjalanan saya terhenti karena mentok, baru saya sadar bahwa saya sudah sampai puncak!!! Tidak bisa digambarkan perasaannya begitu indah, rasanya seperti dunia ini hanya dihuni kami ber-8...begitu sunyi, hanya ada sesekali suara kabut tiba disertai angin yang menderu2....Baru kusadari begitu indahnya puncak gunung....indahnya alam ciptaan Yang Maha Kuasa...dan diberi kesempatan untuk melihatnya dari atas....Akhir kata sorry ya bro n sis jika ada yg tidak berkenan dengan blog saya, namanya juga baru belajar nulis, hehehehe....
Penulis : silvester.hery@facebook.com
Puncak Gn Ciremai 3078 mtr dpl
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com
pd. 2 Feb. 2013, 8.37
thanks sudah mampiiirr.... :malu: :akhirnya:
Balas Suka 0pd. 28 Jan. 2013, 14.19
kerennnnnn bangettt bapaaaaa ^^ :keren:
Balas Suka 0pd. 17 Nov. 2012, 14.48
@kuririn, @ilham sutiawan,@tasyasitepu, @Yobelin Ozera: Thanks yaaa sudah berkunjung....salam kenal dan hangat semuanya...sorry kemaren abis jalan2 ke gunung Slamet 19-21 okt lama ga update blog-nya....tetap semangaaaat.. :akhirnya:
Balas Suka 0pd. 6 Nov. 2012, 23.59
Salut banget deh ama Balang ini..
Hehehehehehe
Jadi tambah semangat nih menjelajah Indonesia..
Oya.. Salam kenal, saya newbie dari regional jabodetabek
Balas Suka 0:victory:
pd. 16 Okt. 2012, 19.06
keren banget Om...jiwa petualangnya bener2 deh.... :keren:
Balas Suka 0pd. 18 Sep. 2012, 16.27
AWESOME Om.. :akhirnya:
Balas Suka 0pd. 13 Sep. 2012, 14.11
bapak2 mangstab...!!!
mudah2an ga kapok untuk lebih menjelajah indonesia...hehehe...
Balas Suka 0pd. 27 Agu 2012, 15.10
Wah... seru tuh..
Saya aja baru bisa naik gunung sekitaran jawa tengah..
Semoga diberi kesempatan keiling Indonesia..
hehehe....
Balas Suka 0pd. 27 Agu 2012, 15.04
@kalar: Salam kenal sblmnya ya...betul...semoga bs tetap mendaki gunung sampe tua...wkt pendakian kedua ke gn tampomas 28 juni 2012, kbtln yg nganter sy dan kawan2 naek juga sdh berumur 81thn namanya pa Kasmad(kuncennya), beliau naek tanpa alas kaki dan sebelah matanya juga ada sdkt gangguan, sempet ngeraguin apa beliau sanggup nganter kami sampe pnck, ternyata dari awal sampe puncak beliau tetap mimpin di dpn dgn langkah konstan, sementara kami semua kewalahan...hahahaha...luar biasaaa salud...
Balas Suka 0pd. 27 Agu 2012, 10.58
Saya pernah ketemu pendaki di Gn. Merapi (Jeteng) suami-istri udah 62 Tahun.
walaupun terbilang tua yang penting Tetap SEMANGAT !!!..
heheheehe..
Salam Lestari.....
Salam kenal semua....
^_^
Balas Suka 0