Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

BAWAKARAENG, sedikit sharing pengalaman

Mahdi Hanafy
Mahdi Hanafy, pada 15 Sep. 2012, 12.31
di Blog

Bawakaraeng berarti mulut Tuhan dalam bahasa makassar. Bawa atinya mulut, karaeng artinya Tuhan. Merupakan nama sebuah gunung di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki ketinggian sekitar 2883 m dpl. Banyak jalur untuk menuju puncak Bawakaraeng diantaranya kampung Tassoso' di Sinjai, kampung Kanreapiyya di Malakaji, dan yang paling umum dilalui oleh para pendaki yaitu kampung Lembana di Malino.
Pada hari Sabtu, 8 September 2012 kami 13 orang mahasiswa Prodip I Bea Cukai Makassar melakukan pendakian menuju puncak Bawakaraeng. 13 Orang tersebut antara lain Adit, Alvan, Danang Kus, Didi, Emir, Farid, Galih, Gandu, Ibnu, Muji, Ulum, Widi, dan terakhir aku sendiri Mahdi. Kami memilih jalur pendakian yang paling umum dilalui oleh para pendaki yaitu kampung Lembana di Malino. Perjalanan kami tempuh dengan menggunakan mobil pick up tua berwana hijau.
Perjalanan Makassar – Lembana kami tempuh selama kurang lebih 3 jam lamanya. Kami sempat meragukan performa mobil yang kami tunggangi, tapi ternyata mobil tersebut tidak rewel sedikit pun. Meskipun penampilannya seperti itu namun ternyata perfomanya gak kalah sama ford ranger.
Pukul 9.30 WITA kami sampai di basecamp pendakian Bawakaraeng yang merupakan titik start bagi para pendaki. Di sana kami sempat diremehkan dan diberi ceramah oleh para penunggu basecamp . Maklum lah kami semua di sini belum ada yang pernah menaklukkan puncak Bawakaraeng, trus penampilan kami juga gak meyakinkan, ada yang mau pergi ke mall, ada yang mau futsal, dan sebagainya. Yah, begitulah orang Indonesia, selalu menilai orang dari penampilannya, seperti mobil pick up yang kami tunggangi tadi, penampilannya tidak menjanjikan akan tetapi performanya luar biasa.
Setelah sekian lama berdiskusi akhirnya terbentuklah kesepakatan. Penunggu basecamp menyarankan agar kami dipandu oleh guide sampai ke pos 2, karena menurut mereka jalan dari start menuju pos 2 bercabang-cabang sehingga ditakutkan kami akan tersesat bila tidak menyertakan guide. Apa boleh buat, kami turuti sajalah saran mereka.
Pukul 11.00 WITA kami memulai pendakian menuju puncak Bawakaraeng. Dalam pendakian ini kami harus melalui 10 pos jalur pendakian dan dua gunung untuk sampai ke puncak tertinggi. Pos berarti tempat persinggahan, baik untuk beristirahat atau pun bermalam. Biasanya pos ditentukan karena terdapat mata air didekatnya. Dua gunung berarti kami harus naik terlebih dahulu, lalu turun, lalu naik lagi sampai ke puncak tertinggi.
Dalam pendakian awal kami dihibur oleh pemandangan kebun-kebun milik penduduk asli yang begitu indah. Berbagai macam tanaman terdapat disana: kol, wortel, tomat, dan sebagainya. Sebagian besar penduduk Lembana memang menggantungkan hidupnya dari bekebun.
Selepas melalui hamparan kebun nan indah, jalur mulai menanjak. Di lereng gunung, hamparan pohon pinus menyambut kami. Di sela-sela jajaran pohon pinus tersebut tumbuh semak-semak dan ilalang yang seolah-olah memberikan ucapan selamat datang kepada kami.
Jalur menuju pos 1 dan 2 tidaklah terlalu terjal. Tapi entah mengapa untuk mencapai pos 1 saja rasanya kakiku sudah ingin pensiun dari pendakian ini. Kukira hanya aku sendiri yang merasa tidak kuat, eh ternyata ada Adit yang juga tidak segan-segan menyatakan keinginannya untuk kembali ke basecamp. Untuk mencapai pos 1 saja sudah seperti ini, terus bagaimana dengan pos 2, 3, dan seterusnya? awalnya Adit mengajakku untuk kembali ke basecamp, hampir saja aku terlena akan ajakannya, akan tetapi aku berpikir jika aku kembali ke basecamp akan sangat disayangkan sekali, udah jauh-jauh dari Jawa masak segini aja mau balik. Akhirnya aku mengajak Adit untuk melanjutkan pendakian ini walaupun dengan langkah siput dan sering terpisah dari teman-teman.
Tidak lama kemudian kami pun sampai di pos 2. Dari sini kami pun harus melanjutkan perjalanan sendiri tanpa dipandu oleh guide. Menurut guide jalan dari pos 2 ke atas tidak terlalu membingungkan.
Setelah berpisah dengan guide, kami pun melanjutkan perjalanan menuju pos 3. Banyak terdapat semak-semak yang menggumpal di kanan kiri jalur. Tidak sedikit juga pohon-pohon yang tumbang di tengah jalur sehingga membutuhkan tenaga ekstra untuk melewatinya. Sampai di pos 3 kami pun beristirahat sejenak.
Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke pos 4 dan pos 5. Jalur kali ini ditumbuhi pohon-pohon besar beragam jenis yang batangnya diselimuti lumut tebal. Sebagian batang dari pohon-pohon itu rebah dan menutupi jalur.
Sekitar pukul 14.00 WITA kami pun sampai di pos 5. Pos 5 berupa dataran luas yang ditumbuhi rumput dan ilalang dan terdapat mata air di sisi kirinya. Di sini kami beristirahat selama kurang lebih satu jam untuk melaksanakan sholat, makan snack, dan lain-lain. Melihat banyak botol kami yang kosong, kami pun mengisi botol tersebut dengan air dari mata air yang terdapat di sini. Rasa airnya sungguh segar, tidak kalah dari rasa air minum terbaik di negeri ini.
Pukul 15.00 WITA tas kami angkat dan perjalanan dilanjutkan. Kali ini tujuan selanjutnya adalah pos 6. Batu-batu gunung berserakan dan banyak pohon tumbang di sepanjang jalur naik menuju pos 6. Kabut putih yang tebal juga sesekali berhembus diantara kami. Menurut kami jalur dari pos 5 menuju pos 6 merupakan jalur paling terjal, sehingga membuat kami sesekali menghentikan perjalanan untuk beristirahat sejenak.
Setelah melepas lelah di pos 6, kami pun beranjak ke pos 7. Jalur menuju pos 7 begitu subur dengan beragam pohon tumbuh disitu. Tumpukan batu gunung berukuran besar menjadi penanda pos 7. Pos 7 merupakan puncak pertama dari dua gunung yang ada. Di pos 7 ini kami bisa menikmati keindahan alam yang luar biasa. Jajaran gunung hijau dengan awan putih yang menghiasi. Sungguh luar biasa ! akan tetapi kami tidak bisa berlama-lama disitu dikarenakan hujan gerimis yang turun. Kami pun segera melanjutkan perjalanan.
Jalur menuju pos 8 sangat panjang dan berkelok. Sesekali kami dapati jalur curam yang harus kami lalui dengan memanjat. Jalur menuju pos 8 ini menggantikan jalur lama yang tertimbun longsor pada tahun 2004 lalu. Menurut para penunggu basecamp jalur baru ini panjangnya menjadi dua kali lipat dari jalur lama.
Sekitar pukul 18.00 WITA kami sampai di pos 8. Kami segera menggelar alas kami dan membuka terpal sebagai atap untuk bermalam. Suhu dingin gunung membuat kami merasa lapar. Mie instan menjadi menu makan malam kami.
Perjalanan panjang dari pos 1 menuju pos 8 membuat sebagian besar dari kami (terutama Adit) merasa kelelahan dan memutuskan untuk mencukupkan perjalanan sampai di pos 8 saja. Akan tetapi 4 orang dari kami yaitu Alvan, Emir, Farid, dan Ulum memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sampai ke puncak/pos 10.
Tidak mau ketinggalan sunrise, mereka berempat berangkat pukul 2.00 WITA dini hari. Mereka berangkat dengan membawa senter dan bekal seadanya.
Setelah puas menikmati keadaan alam di pos 10, pukul 7.00 WITA mereka berempat pun sampai di pos 8 tempat kami bermalam. Kemudian setelah berjemur sebentar dibawah terik matahari, kami pun merapikan barang-barang kami dan melakukan perjalanan kembali ke kampung Lembana.
Pukul 7.30 WITA kami memulai perjalanan dari pos 8.Perjalanan turun kami terasa lebih cepat daripada perjalanan naik. Jika naik ke pos 8 kami membutuhkan waktu 7 jam, kali ini cuma 6,5 jam. Akhirnya kami pun sampai di kampung Lembana tempat kami memulai pendakian pukul 14.00 WITA. Tampak dari kejauhan mobil pick up hijau sudah tidak sabar untuk mengangkut kami. Dengan rasa lelah yang amat sangat, kami pun beranjak menuju Makassar.


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

kichan
kichan
kichan Jr.
pd. 18 Sep. 2012, 12.31

Wawww..sepertinya sangat seru yah..selain ke bawakaraeng,kemana aja selama di makassar?

Suka 0

© backpackerindonesia.com