Goa Surowono

Hari ini aku mau melanjutkan ceritaku tentang Surowono.

Sebelum pergi ke Surowono, aku dapat info kalo ke Surowono itu tar bisa basah, jadi harus bawa baju ganti.
Sampai di lokasi wisata, cukup rame, tidak sesepi candi Surowono. Ada beberapa rombongan yang sudah mau pulang saat kami baru datang. Mereka bajunya basah kuyup, tapi kulihat wajahnya senang, tersenyum ceria.
Jadi gak sabar aku pengen tau seperti apa itu Gua Surowono.
Tempatnya kecil, di pedesaan, seperti halaman rumah seseorang, saat mau masuk, kami per anak ditari8k bayar tiket Rp 1000.
Kami pun ke halaman belakang, dan kau mau tau seperti apa di sana?
Seperti halaman belakang rumah nenek ku di desa, beneran!
Bambu-bambu gitu, dan di bawahnya ada seperti lobang, mirip lobang pembuangan sampah di rumah nenekku. Kotor.
Di lobang itu, ada air yang menggenang. Kami turun, dipandu oleh seorang bocah lelaki mungkin masih SMP.
Belum nyebur aja, baunya sudah amis banget. Aku tetap semangat, masuk. Aku, Lilis, Ita, dan Dini kami ber4 masuk, tanpa mbk Vega dan mbk Nia.
Dalam airnya, hampir sepinggang, aku hati-hati, gak mau nyentuh ikan, ada banyak ikan kecil disana, sepertinya ikan-ikan itu yang menimbulkan bau amis tadi.
ada pintu gerbang goa yang terbuat dari besi, terkunci, dan anak pemandu tadi yang membuka pintinya. Kami masuk, baris-benaris ke belakang, karena tempatnya begitu sempit, hanya cukup untuk lewat 1 orang saja.
Airnya di dalam gak sampe selutut kok tingginya.
Gelap banget di dalam, kiri kanan atas bawah dinding goa. Kami seolah terjepi oleh bumi, dan aliran air yang mengalir dari dinding-dinding goa membasahi kami.
Bismilah, betapa kuasanya Engkau Ya Allah, menciptakan ini semua.
Ini sepeti goa berair yang dulu hanya pernah kulihat di TV, Alhamdulillah, sekarang aku merasakannya, goa berair :) .
Kami berjalan di tengah gelap ditemani lampu senter, hingga akhirnya keluar dan melihat matahari lagi.
Kami naek, dan ternyata kami ada di seberang jalan, ternyata kami tadi menyeberangi jalan dari bawah tanah :).
Sebentar banget rasanya, tapi kami puas :).
Kami pun kemudian pulang tanpa ganti baju, sepanjang perjalanan pulang naek odhong-odhong baju kami sudah lumayan kering.
Alhamdulillah.