© backpackerindonesia.com
Malam itu selepas shalat Isya saya hanya bersantai di rumah. Browsing2 lewat hp saya. Tanpa bermaksud mencari, saya melihat info bahwa besok ada walk-in interview Flight Attendant dari maskapai swasta terbesar di Indonesia. Sebentar saya lihat berkas persyaratan yg dibutuhkan. Melihat semua berkas persyaratan sepertinya saya bisa usahakan malam ini juga untuk dikerjakan. Karena persyaratannya hanya foto-kopian dokumen penting dan surat keterangan dokter. Pas fotopun saya pakai stok sudah lama yg sudah berdebu.
Sekitar jam 9 malam semua persyaratan sudah siap. Semua saya masukkan ke dalam amplop coklat besar.
"Bismillah.." kata saya sambil merapikan amplop
Lalu, sambil membantu ibu saya yg sedang mempersiapkan bahan-bahan membuat nasi uduk untuk dijual esok hari saya memberi tahu sekaligus minta restu bahwa saya besok pagi akan mengikuti tes Flight Attendant (Pramugara) beliau kaget.
Beliau kaget karena tidak duga saya bakal ikut tes pekerjaan yg menurut di terlalu 'high' untuk ukuran keluarga tukang nasi uduk seperti kami. Bukan Ferza kalo tidak bisa meyakinkan. Saya memberi tahu beliau bahwa ini hanya mencoba mengukur kualitas diri aja, kalo lulus ya syukur kalo ngga lulus ya tidak apa-apa.
Beliau merestui.
Sekitar jam 11 malam saya selesai membantu ibu saya untuk menyiapkan bahan-bahan nasi uduk untuk besok pagi. Saya bergegas untuk tidur. Perasaan deg-degan mulai muncul. Tapi ya sudahlah...
"udah semua, mah?" selesai shalat subuh saya bertanya kepada ibu saya apa sudah siap semua nasi uduknya. Ya, ini memang rutinitas saya baik libur atau sebelum kerja ke Sudirman yaitu mengantar ibu saya ke SD adik saya untuk berjualan nasi uduk, dll. Tanpa kecuali hari ini, hari dimana saya akan tes Flight Attendant saya tetap mengantar beliau.
Saya mengantar beliau dengan pakaian sudah siap; kemeja, dasi, celana hitam, pantovel.
Tepat jam setengah 6 saya mengantar beliau ke SD adik saya. Sekolahnya tidak jauh.
Saya sempatkan untuk sarapan nasi uduk ibu saya di tempat dia berjualan. Lagi-lagi ibu saya meyakinkan saya untuk ikut tes ini. Tapi niat saya sudah pasti, saya tetap ikut tes.
Sayapun pamit ke ibu. Beliau adalah perantara Allah. Saya percaya restu yg beliau keluarkan insya Allah itu juga restu Allah.
Berangkat dengan sepeda motor saya yg 5 bulan lagi lunas terasa adrenalin saya terpacu. Saya tidak sabar untuk segera tes
Saya sampai di kantor maskapai terbesar tersebut dan............ SUDAH RAMAI!!!!!!!
Day 1; Cek Performances
Kira-kira 300 orang laki-laki yg ikut tes ini. Semuanya tampak siap, tatapan mereka adalah tatapan optimistis dan saya sadar akan hal itu. Masing-masing dari kami diukur tinggi dan berat. Setelah itu masing-masing dari kami juga dites cara berjalan, cara tersenyum dan cara memperkenalkan diri in english. FYI, laki-laki yg ikut tes ini bisa saya pastikan jauh lebih putih dan ganteng daripada saya. Saya dapat nomor urut 92. Lumayan. Akhirnya giliran saya tiba. Semuanya bisa saya libas! Full power and self confidences. Saya tidak beri celah untuk tim penilai. Alhamdulillah. Selesai tes saya harus menunggu semua peserta selesai baru diumumkan hasilnya. Akhirnya setelah shalat jum'at hasilnya diumumkan. Sebelum diumumkan si tim penilai memberi tahu bahwa hanya 40 orang yg lulus tahap berikutnya. Oh God. Kurang dari 20% yg lulus. Tim penilai mulai membacakan yg lulus.
"nomor dua!"
"nomor tiga belas!"
Semakin dia mengucapkan saya semakin keringat dingin
"nomor lima puluh lima!"
Saya mulai tidak fokus.
"NOMOR SEMBILAN PULUH DUA!"
Dengan sigap saya langsung angkat tangan dan maju ke barisan peserta yg lulus.
Subhanallah
Alhamdulillah ya Allah..
Akhirnya 40 orang yg lulus telah terpilih. Kami di briefing bahwa hari ini juga kami akan dites interview B. Indonesia dan B. Inggris.
Ya, saya siap.
Day1: Interview
Sekarang tesnya di ruang HRD. Satu persatu dari kami dipanggil untuk interview. Setelah hampir menunggu 1 jam, giliran sayapun tiba. Tegang semakin menjadi. Tapi tekad saya bisa mengalahkan tegang saya itu. Saya duduk dihadapan interviewer seakan berkata "Yo mulai!"
Interview berjalan lancar sampai dia kaget saat bertanya, "what is ur parent's job?" Tanpa ragu saya jawab tegas, "They work together to sell some food for breakfast for example nasi uduk, nasi kuning, etc at my sister's school"
Dia diam, diam yg sampai sekarang saya belum mengerti apa maksud dari diam itu.
Selesai interview kami diminta untuk menunggu di lantai dasar. Lagi-lagi kami harus menunggu lama. Menjelang maghrib tim penilai mengumumka bahwa hanya 17 orang yg lulus. Dia juga mengumumkan yg lulus terbagi 2 yaitu Grade A dan B. Grade A dgn masa pendidikan 3 bulan dan Grade B dgn masa pendidikan 3 bulan+1 bulan pendidikan bhs inggris.
Dia membawa sehelai kertas hasil tes lalu menempelkannya di papan. Kami semua langsung menyerbu papan pengumunam tersebut.
Alhamdulillah... Subhanallah.... Terima kasih ya Allah....
Saya lulus dengan status Grade A
Bersambung......
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com