© backpackerindonesia.com
yippie ya yey… yippie ya yey… *dancing* Camping tak pernah se-bahagia ini.. :hahai:
Senang berlebihan LOL. Bukan dibuat-buat, bukan juga dikarang-karang. Perjalanan camping ke Pulau Semak Daun memang nggak kesampaian. Bukan karena gagal, tapi karena perubahan rencana / rute. Awalnya, saya dan teman-teman dengan total 25 orang berencana untuk camping di Pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu. Sejak jauh-jauh hari, kami sudah membuat grup Whatsapp tersendiri untuk membahas persiapan trip ini. Tak sabaaar ketemu laut nih, akhirnya, hari itu datang juga. Tanggal 9 – 10 Agustus lalu, kami berangkat juga ke P. Seribu melalui Pelabuhan Muara Angke.
Menginap semalam di rumah teman di daerah Tanjung Priok, ada kesan tersendiri ketika saya harus menempuh waktu dua jam dari Bintaro ke daerah Warakas, Tanjung Priok. Alamak, begitu sampai Jumat malam di rumah temen, rasanya badan habis dimasker debu. Perjalanan panjang ber-motor juga menyebabkan perut saya keroncongan. Alhasil, seporsi pecel ayam dan setengah porsi sate padang pun dilahap demi menenangkan cacing-cacing piaraan saya dalam perut supaya mereka tenang dan bisa tidur nyenyak.
Pagi-pagi pukul 3.00, alarm berbunyi. Sambil ngantri mandi (saya sih nggak mandi, biar irit air hehe), saya dan teman lain mengantri giliran ke kamar mandi sambil masih leyeh-leyeh. Jam 5 lewat, malah kita baru keluar rumah, belum lagi mesti beli sayuran, beli kardus untuk mengganti plastik isi logistik yang robek, dan menunggu angkot carteran. Dari yang sebelumnya janjian di Muara Angke jam 5.30, rombongan weice-weice ini malah dateng paling terakhir, jam 6.30! Maaf.. maaf teman-teman.. Hehe. :victory:
Sesampainya di sana, kami berkumpul dengan teman lain di SPBU Muara Angke, untuk kemudian berjalan ke ujung pelabuhan dan menaiki kapal besar yang akan mengantarkan kami ke Pulau Pramuka. Agak telat juga berangkatnya, pukul 8.00 kapal baru take-off (gaya bener, macam naik pesawat lu, tong!). Perjalanan selama kurang lebih tiga jam harus ditempuh. Mata mulai perih dan minta tidur. Groook.. groook…
Tapi di sela-sela perjalanan tetep menyempatkan diri untuk selfie hehehe
selfie sukaesih
Sekira pukul 11.00 kami sampai juga di Pulau Pramuka, air di sana jernih dan biru tosca sampai-sampai bisa melihat ikan-ikan sedang berenang. Kami memilih sebuah warung yang terletak di paling ujung pelabuhan untuk makan. Rata-rata sih warung di sana menyediakan menu makanan seadanya, lauk dan sayurnya nggak begitu beragam, tapi cukuplah untuk mengganjal perut sampai ke pulau tujuan. Di warung ini, kami ketemu bayi perempuan berumur 4 bulan yang sangat lucu. Gemeees banget liat dia ketawa-ketawa waktu saya ajak main. Main-main pakek bahasa bayi gajelas gitulah. *Lucu ya, mereka kok bisa sampe ketawa-ketawa padahal orang dewasa ngeliatnya mungkin agak silly. Atau jangan-jangan sibayi yang menganggap muka saya yang silly makanya dia ketawa-ketawa, hehehe.. :ngakak:
mirip buleee
cuteness overload!
Setelah makan dan shalat dzuhur, kapal charteran mengantarkan kami beserta barang-barang dan delapan buah air galon ke tujuan. Di antara gelombang laut, saya agak worry ya ini kapal bisa bertahan apa nggak. :capek:
Soalnya kata ABK yang saya tanya, itu kapal biasanya dipake cuma buat snorkling aja dengan kapasitas muatan maksimal 25 orang dewasa (lha ini belum termasuk barang2 dan 19Liter x 8 galon). Wuooow… Berdoa sajalah semoga aman, yang penting tetep bisa menikmati pemandangan. I feel free.. *bukan ala Syahrini
sinking boat
Sekira setengah jam, kami sampai di Pulau Semak Daun, pulau yang semula jadi tujuan kami dan tempat untuk camping. Tapi ketika sampai, kok kapal-kapal lain makin banyak berdatangan. Sebagian orang malah sudah asyik berenang di pantai dan berendam. Weeeew, banyaaaak ajaa… Tapi yaudahlah yang penting kita foto-foto dulu di sana.
dermaga P.Semak Daun
Pulau Semak Daun memang sudah naik daun sebagai tempat untuk camping. Tapi karena kadung terkenal, membuatnya banyak dikunjungi orang. Jadilah pulau itu terlalu ramai, dan nggak asyik lagi menurut saya. Untungnya, salah satu teman menyarankan dan melontarkan ide untuk pindah pulau ke pulau lain yang juga tak berpenghuni. Bukan asal tak berpenghuni, tapi juga sedikit orang yang nge-camp di sana. Bila perlu, kita cari pulau yang sama sekali tidak didatangi orang. Kita ngebolang deh kekeke… Sesampainya di sana, kami pun mendirikan tenda.
Kenapa dibilang Pulau Air Satu? Ya ngasih nama sendiri aja sih hehehe. Ngarang aja, karena Pulau Air ini terdiri dari beberapa pulau kecil tak berpenghuni. Di tempat ini, kita menurunkan barang-barang dan memasang tenda. Setelah selesai, sekira pukul tiga sore, kami out untuk snorkling. Kegiatan snorkling cukup menyenangkan karena ikan di bawah laut masih cukup banyak, meski terumbu karangnya sebagian sudah mati dan tak berwarna. Hal itu tak menyurutkan kami untuk narsis di bawah air, ha ha ha…
dicipok ikan haha
Atas pertimbangan posisi pulau sebelumnya yang terlalu terbuka dan banyak angin, kami memutuskan untuk pindah ke pulau sebelah. Di pulau kedua ini, ada satu kelompok orang yang sudah stay dan mendirikan tenda. Kami pun memilih tempat di spot lain supaya tidak terlalu berdekatan dengan mereka.Sebelum sampe ke pulau, kita bernarsis ria dulu yooo..
Sembari menunggu beberapa orang teman membeli ikan di pulau lain, sebagian dari kami membersihkan diri dengan air (galon) seadanya. Tidak ada WC, jadi dengan berat hati kami nggak bisa keramas dan membiarkan rambut jadi gimbal hingga keesokan hari :akhirnya:
Kegiatan paling menyenangkan kedua, dimulai : ngacak-ngacak ‘dapur’. Tanpa sengaja, kami pun terbagi dan membagi jobdesk masing-masing. Ada yang membuat nasi, memasak udang dan sayur, serta membakar ikan. Sewaktu masakan pertama matang, semangat semakin membara. Demi membangun cita rasa yang aduhai, maka kami bertekad untuk memasak dengan sepenuh hati. Yeah! :jempol:
Makanan pun matang. Yihaaaaa….
Dengan sigap, kami menebar nasi, lauk dan sayuran untuk dihidangkan dan dinikmati bersama. Wajah-wajah kelaparan pun bertebaran di sekitarnya. :haha:
Nyam.. nyam… Kenyaaaang…. Menu udang saus tiram, udang saus padang, udang bakar madu, dan ikan bakar beserta sambal dan kerupuk berhasil membuat perut kami bersorak sorai. *sayangnya masing-masing menu tidak ter-capture karena sudah keburu laparrrr
Selepas duduk-duduk manis memandang langit berhiaskan bulan dan sebagian lainnya bermain Poker, pukul 21.30 kami melanjutkan dengan kegiatan lain, yaitu menerbangkan lampion. Sayangnya, angin sedang tak bersahabat. Jadilah banyak lampion yang terbang sebentar kemudian jatuh ke air, sementara yang lainnya berhasil naik namun pada akhirnya harus kandas di pepohonan pulau sebelah.
Sebagian dari kami sudah tak sabar untuk merebahkan diri dan tidur, karena badan sudah capek dan ngantuk. Tapi sebagian lainnya masih bersemangat untuk menikmati suasana dengan menggelar tikar dan menatap langit yang sedang dihiasi supermoon. Wawww… kurang heppi apa coba? Alhamdu–lillaaaaah…
* * *
Esok paginya, beberapa orang dari kami sudah bangun sedari pukul empat pagi untuk menanak nasi, dan lainnya menikmati sunrise. Saya sendiri bangun-tidur lagi-dan bangun lagi baru pada pukul 5.30. Habis subuhan, kembali ke jobdesk di dapur deh. Dan kembali, teman-teman terbagi dengan jobdesk lainnya seperti menggoreng bakwan dan tahu serta telur, membakar udang madu, dan memanggang roti serta pisang. Di sela-sela itu, semangka segar pun menemani, dan menunggu beserta melon dan buah-buahan rujakan lain. Wuoooowwww, nyem.. nyem..
Makan pagi tak kalah menyenangkan dari makan malam. Suasana pun akrab dan santai. Seruuuu!!!
Pukul 9.30 kami selesai berbenah dan terpaksa harus pulang, hiks. *ga rela gitu ceritanya*. Sebelum meninggalkan TeKaPe, kita foto keluarga dulu dong versi lengkap :)
wajah-wajah capek tapi hepi
Sampai di Pulau Pramuka sekira pukul 10, kami sudah ditunggu kapal besar yang kemarin juga mengantarkan kami ke sini. Tak diduga, ternyata kapal sudah penuh, nggak seperti waktu kita berangkat kemarin. Alhasil kita duduk tumplek-plek, tanpa ada space yang nyaman untuk tidur. Terimakan, daripada nggak pulang hehee..
Ternyata, gelombang juga lebih dasyat dibanding sewaktu berangkat. Para penumpang pun berhasil mual-mual gegara kapal yang miring kiri-kanan dan ada pula yang akhirnya mabuk laut :punyeng:
Sekira pukul 13.30 kami berhasil bersandar dan turun untuk kemudian berkumpul kembali dan melakukan perkelanan (woalaaah telat iki.. tapi gpp daripada nggak hihi) dan juga berbagi kesan-kesan.
Sejam kemudian kami kembali pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan hepi.
*dan agak gak rela ya, karena harus menempuh lagi waktu dua jam (setengah) untuk sampe rumah. Semangaaat!!!!
Ini kedua kalinya saya ikut meng-arrange trip setelah trip Tj.Lesung-Sawarna-Ujung Genteng di Januari lalu. Dan hasilnya puassss banget. Kesan teman-teman banyak yang positif, apalagi soal perdapuran hehehe, makasih teman-teman yang sudah menyukseskan bidang perdapuran.
Tengkyu para TS dan Co-TS yang menghandle berbagai jenis keperluan dan juga persiapan kapal. Tanpa kalian, trip nggak akan berjalan lancar. Sampai ketemu di trip selanjutnyaaaaa… :bye: :bye:
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com
pd. 3 Okt. 2014, 12.25
thank you. semangat jalan2 terus ya
Balas Suka 0pd. 29 Sep. 2014, 16.10
Tulisannya bagus, jadi nambah referensi .
Balas Suka 0pd. 26 Sep. 2014, 12.43
haha makasih gan.. asik emang camping di sana. ber-25 cuma spend 150K makan mewah, gimana gak seneng :hahai:
Balas Suka 0pd. 4 Okt. 2014, 9.55