© backpackerindonesia.com
Banyak kontroversi terhadap satu wilayah ini, yang disebut-sebut sebagai wilayah konservasi yaitu wilayah yang dilindungi, ini berarti wilayah ini bukan tempat wisata untuk dikunjungi secara bebas. namun pada faktanya yang terjadi di lapangan, Pulau Sempu ini semakin banayk peminat atau pengunjungnya, baik lokal atau manca negara.
Setelah mencari beberapa artikel mengenai Pulau Sempu ini, saya dan teman saya penasaran untuk dapat mengunjungi langsung tempat tersebut dengan tidak bertujuan untuk berwisata. kami melihat berbagai prosedur di pemerintahan setempat yaitu harus mengantongi ijin dari pemerintah setempat untuk dapat masuk ke area konservasi.
Kami mulai mengemas barang-barang dan berangkat dengan modal nekat dan seadanya. berangkatpun kami nebeng bus pariwisata kantor mama saya yang akan berangkat berwisata ke batu malang. berhubung masih ada seat yang kosong, saya dan teman saya ikut berangkat dalam rombongan tersebut. Kira-kira jam 8 malam kami berangkat dari Ungaran. kami selalu percaya di setiap jalan jika kami melakukan hal positif kami akan mendapatkan feedback yaitu keberuntungan untuk kami, dan benar sekali saat kami masuk di salah satu bus pariwisata, kami mendapatkan tempat duduk di bagian tengah dan nyaman sekali. belum beberapa bus jalan, kami sudah disodori nasi kotak untuk makan malam kami, tanpa pikir panjang kami langsung menyantapnya sebagai bekal sampai nanti pagi biar tidak kelaparan, heheheh.. :bigsmile:
Setelah makan kenyang kami mengobrol selama perjalanan, dan tidak lupa mengontak teman-teman yang ada di Malang, yang memungkinkan dana kita minta bantuan, hehehe. namanya juga masyarakat pejalan, manfaatkan teman di setiap kota itu penting sekali. benar sekali kita mendapat keberuntungan lagi, salah satu teman kami bernama mas andis yang kami kenal ketika backpacker-an ke karimun jawa. mas andis ini asli orang Malang, kata dia kami beruntung karena hapenya baru dia ambil dari konter setelah rusak tercebur pantai, dan pula dia baru dua hari pulang dari Lombok, karena dia bekerja di lombok. sungguh ini adalah keberuntungan yang berlipat ganda, hihi, thank God 0:) :akhirnya:
Lama mengobrol, kamipun mengantuk dan kemudian terlelap. :tired: seketika pagi datang sekitar jam 6 pagi kami sudah sampai di rest area dimana rombongan wisata itu berhenti untuk transit mandi ataupun berberes. Akhirnya kami keluar dari bus dan membawa barang-barang kami lalu berpamitan dengan mama saya dan seluruh rombongan karena diijinkan untuk nunut sampai malang, hee.. :keren:
kami mulai mencari angkutan, karena masih jam 6 pagi, angkutan masih jarang sekali lewat, walaupun itu hari biasa ada juga yang sudah berangkat ke sekolah. Kami mendapati angkot ke terminal apa yang saya agak lupa namanya, dengan biaya 5ribu dua orang. menurut kami itu murah karena jarak yang ditempuh cukup jauh.
sesampainya di terminal tersebut, sebelumnya kami tahu terminal ini melalui browsing perjalanan sampai Pulau Sempu, kami ditelpon dengan mas Andis yang sebelumnya sudah janjian. ga lama mas andis datang membawa mobil dan sendirian dan keberuntungan lagi adalah mas andis mau mengantar kami sampai ke pantai sendang biru yang berestimasi dua jam dari kota Malang. dan juga mas andis mentraktir kami untuk merasakan pecel madiun di kota malang sebagai sarapan kami. luar biasa keberuntungan bertubi-tubi yang kami dapatkan. :gaya:
Perjalanan kami lanjut menuju ke pantai sendang biru untuk menyebrang ke pulau sempu, pantai sendang biru letaknya 69KM arah selatan dari Kota Malang. sebelumnya mas andis mengajak temannya satu lagi untuk menyupiri. sesampainya di pantai sendang biru kami diarahkan untuk menyewa kapal nelayan untuk mengantar dan menjemput kami ke pulau sempu. Awalnya kami bingung karena kami mencari ijin ke wilayah tersebut seperti tidak usah ijin begitu, lalu kami ikuti alurnya, ternyata kami mendapatkan fakta bahwa tidak perlu mengantongi ijin pemerintah setempat untuk dapat mengunjungi pulau sempu. karena masyarakat sekitar membutuhkan pemasukan lebih dari tempat pelelangan ikan dengan cara mengantar jemput wisatawan tanpa harus mengantongi ijin dari lembaga setempat seperti yang tertulis di ketentuan mengunjungi pulau sempu di internet.
Kami mengadakan nego dengan pemilik perahu jatuh di angka 100 ribu pulang pergi untuk satu perahu, isi perahu kira-kira 10 orang, dan saat itu sialnya kami tidak mendapat barengan untuk dapat patungan agar lebih ringan, akhirnya kami patungan berdua 50ribuan untuk melengkapi 100rb itu :cry: . lalu kami mulai menyebrang dengan pemandangan samudra hindia yang tentunya dengan gelombang yang cukup besar. jaraknya sebenarnya tidak terlalu jauh, bahkan bisa disebut dekat sekali. tujuan akhir yaitu gerbang pulau sempu adalah teluk semut, semacam teluk kecil untuk perahu berlabuh dan menurunkan wisatawan. dalam perjalanan kami melewati pantai waru-waru yaitu pantai kecil di sekitar pulau sempu. :love:
sampai pada akhirnya kami sampai ke teluk semut kami turun beserta barang-barang kami dan mulai trekking menuju segara (laguna) anakan. segara yang paling banayk dikunjungi wisatawan jika mengunjungi pulau sempu. sebelumnya kami juga menyewa porter sekaligus guide sebagai penunjuk jalan, karena kami pikir sebelumnya kami berdua cewek masuk ke hutan dengan tidak ada pengalaman dan berita-berita miring di artikel jika tidak menggunakan guide bisa kesasar dan tidak kembali dan mitos-mitos lainnya. ternyata mitos memang hanya sekedar mitos, kami menyesal menyewa guide, jalanan sudah setapak, tinggal mengikuti alurnya saja kita bisa lakukan sendiri tanpa guide, juga banyak barengan sehingga kita tidak akan tersesat kecuali jika kita mencari jalan alternatif sendiri. mungkin ini termasuk taktik marketing masyarakat sekitar, dan kami sial lagi. dimana ada keberuntungan tidak selamanya akan berjalan mulus. seperti yin dan yang di dalam kebaikan pasti ada keburukan yang akan berjalan berdampingan. 0:)
kurang lebih 1 jam kami berjalan menyusuri hutan dan jalan setapak, kami akhirnya sampai di segara anakan, dengan pemandangan dan desiran ombak yang masuk ke lubang segara dari samudra hindia memanjakan siang kamisaat itu. dan kami sedikit kaget bahwa sudah banyak tenda yang berdiri di sekitar mulut segara. tempatnya memang tidak begitu luas, maka dari itu dengan minimnya tempat dan banyaknya tenda yang berdiri, mau tidak mau, tenda kami saling menempel dengan tenda lainnya.
siang itu sangat terik sekali, untungnya kami sudah sedia air mineral yang cukup banyak. kami memasang tenda di bawah terik matahari namun bagian depan tenda kami disuguhi pemandangan segara anakan pas persis di depan lubang yang membuat segara itu menjadi seperti pantai kecil. air tersebut dari air samudera hindia masuk melalui karang besar yang berlubang yang membuat segara tersebut kemasukan air laut.
siang sore kami nikmati dengan berkeliling daerah tersebut mulai karang yang tinggi yang sebagian digunakan untuk berfoto dengan background samudera hindia, juga ke "toilet umum" yaitu lahan tanah dan pohon khusus digunakan untuk wc umum, sehingga jangan kaget kalau mencium bau pesing atau bau tidak sedap di daerah itu. hihii :Sp
kami menyusuri bibir pantai sampai ke ujung. airnya berwarna hijau ini dikarenakan tidak ada karang hidup yang ada di dalamnya, hanya karang-karang kecil yang sudah mati ikut masuk ke segara tersebut. kami juga mengabadikan beberapa spot yang kami kunjungi. tidak lupa untuk berkenalan dengan sesama masyarakat pejalan yaitu tetangga tenda kami. kami bercerita dan berbagi pengalaman untuk menikmati sore dengan cemilan-cemilan ala kadarnya. :beer:
saat itu kami juga berbarengan dengan komunitas #savesempu yaitu komunitas mapala dari berbagai universitas di malang yang bersatu untuk datang ke pulau sempu dan membersihkan pulau sempu. karena ini wilayah konservasi yang disalahgunakan masyarakat sekitar atau warga Indonesia yang kepo untuk tempat wisata maka tempat ini banyak sekali sampah. sehingga komunitas #savesempu tersebut mengambili sampah dan memasukkannya ke dalam karung yang sudah mereka persiapkan untuk dibawa ke sendang biru untuk dibuang ke tempat yang semestinya. kami pun turut membantu mengambili sampah-sampah di sekitar tenda kami. kami suka dengan kegiatan #savesempu tersebut tapi setidaknya komunitas tersebut bukan terbentuk untuk memanjakan pengunjung agar seenaknya buang sampah sembarangan di pulau sempu tersebut. kegiatan ini positif sekali dan perlu dicontoh oleh daerah-daerah lainnya. :jempol:
semakin sore air di segara anakan semakin surut, bahkan kita bisa berjalan sampai ke lobang karang tempat air samudra hindia masuk ke segara tersebut. saat malam tiba, kami tidak membawa kompor dan nesting atau peralatan untuk makan, kami hanya berbekal mie instan untuk digado, sarden siap saji dan roti serta cemilan lainnya. ternyata keberuntungan memihak kepada kami lagi. guide rombongan lain menawarkan kompor dan nesting untuk kami memasak mie instan. lalu kamipun memasak dengan dipinjami piring dan sendok. kami sangat berterima kasih dengan pak salim (nama guide tersebut). pak salim adalah masyarakat sekitar pantai sendang biru yang memang biasa bekerja sebagai guide dan beliau bercerita banyak tentang pulau sempu termasuk kontroversi antara wilayah konservasi dan tempat wisata. beliau bercerita jika tidak ada pengunjung, pemasukan mereka hanya dari pelelangan ikan, dan itupun tidak cukup karena kebutuhan semakin banyak dan harga-harga pokok semakin melambung tinggi. :bingung:
beliau juga sempat sedih awalnya karena dengan dibukanya sebagai tempat wisata ilegal yang bisa dibilang begini, pulau sempu jadi tidak perwan lagi, banyak pengunjung yang meninggalkan sampah tanpa merasa berdosa atau menghargai alam, namun itu adalah resiko mereka tambahnya. karena kebanyakan yang mengunjungi segara anakan adalah masyarakat malang yang datang lalu menikmati pemandangan lalu pulang lagi tanpa menginap seperti kami ini.
seiring berjalannya waktu semakin ramai pengunjung dan masyarakat semakin dimanjakan dengan pemasukan yang otomatis semakin banyak. sehingga saat ada larangan masuk ke pulau sempu tanpa ijin, masyarakat sekitar menolak keras karena akan ada hubungannya dengan pemasukan keuangan mereka. :O
pak salim sudah biasa menginap bersama rombongan yang membookingnya sebagai guide, namun pak salim siap segalanya seperti matras, kompor, gas, nesting dan pisau untuk kesiapan beliau. harga yang dikisarkan jika hanya mengantar saja sejumlah 100ribu rupiah, namun untuk menginap, beliau mematok harga 300ribu untuk lokal dan 500ribu untuk pengunjung mancanegara. belum lagi jika beliau sekaligus menjadi porter untuk membawakan tenda atau galon air yang cukup berat, beliau akan menambahkan tarif khusus untuk itu. namun untuk langganan, beliau tidak akan menambahkan harga untuk itu.
malam kami lewati dengan menyenangkan, ribuan bintang, angin yang tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, sharing cerita dengan rombongan lainnya, menikmati api unggun yang dibuat oleh tenda depan tenda kami dan juga ada alunan gitar oleh rombongan yang membawa gitar dan menyanyikan lagu-lagu syahdu :love: karena tempatnya yang kecil sehingga satu petikan gitar akan dapat terdengar oleh semua orang yang berada di area tersebut, karena malam hari deburan ombak kecil sehingga tidak terlalu mengganggu pendengaran kami.
namun ketika malam makin larut dan menjelang pagi, air mulai pasang lagi. masuk lagi air dari lobang karang besar dengan suara yang cukup keras, namun itu sebagai suara penghantar tidur kami. kami tidur dengan pintu tenda yang terbuka karena suhu di dalam tenda sangat panas. :capek:
pagi saat terang kami terbangun dan menikmati pemandangan yang luar biasa, lalu kami bermain air dengan bertemu rombongan bule berhubung sok bahasa inggris kami lumayan diakui maka kami bergabung dengan rombongan bule tersebut, huahahahaa :party: memang bahasa inggris itu penting bahakan di tempat terpencil sekalipun. bule-bule tersebut mostly berasal dari rusia yang sebetulnya logat bahasa inggris mereka susah dipahami karena bagi kami bahasa mereka terlalu diseret sehingga kami susah spellingnya. mereka datang bersama guide dari jogja bernama mas bobi yang juga sama-sama sok bahasa inggris yang penting bule-bule itu paham apa yang dikatakannya, modal percaya diri saja, huahahahahahaha. baru tau ada guide begini :capek:
menjelang siang dan terik jam 9 kami mulai memberesi tenda kami untuk bersiap bergegas kembali pulang. jam 10 tepat kami mulai menyusuri jalan setapak lagi untuk pulang ke pantai sendang biru. perjalanan pulangpun hanya menempun 30 menit, beda 30 menit seperti berangkatnya. sesampai di teluk semut kami berdua menunggu jemputan yaitu kapal yang sudah kami booked dan kami bayar sebelumnya dengan cara menelpon bapak pembawa perahunya. dalam perjalan pulang di jalan setapak kami tidak menggunakan guide lagi, karena kami hanya menyewa guide untuk sekali jalan saja dengan harga 100ribu. :tired:
Menyebrangi samudera hindia lagi sekitar 5 menit sampailah kami ke pantai sendang biru lagi. Karena tidak ada jemputan kawan lagi yang dari Malang, maka kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan yang dicarter oleh para pejalan untuk sampai ke kota, bayrnya sekitar 10ribu per orang, karena jaraknya cukup jauh yaitu 2 jam perjalanan darat, angkutanpun sempat oper sekali karena memang begitu rutenya, dan dilanjutkan dengan menambah 5ribu lagi untuk sampai terminal arjosari Malang.
Sesampainya di terminal Arjosari Malang kami langsung mancari bis arah Semarang, karena sialnya kita tidak mendapatkan bis ekonomi yang menurut kami bisa menekan biaya yaitu bis EKA lalu kami mendapat bis eksekutif yaitu safari darma raya dengan harga 120rb berangkat jam 8 malam dari terminal arjosari. jika bis ekonomi seperti Eka harganya hanya 75ribu saja.
berhubung kami sampai di terminal sekitar pukul 5 sore, maka kami ada spare waktu untuk mandi, berhubung di Pulau Sempu kami tidak mendapat kesempatan untuk mandi.
Setelah mandi kami menunggu jam di cafe yang bernama twins cafe, cafe ini nyaman sekali karena bersih, pelayanan yang baik, makanan dan minuman juga tidak mahal dan ada berbagai menu cukup untuk memanjakan perut kami. cafe ini juga tidak ramai, karena kebanyakan orang menunggu di kursi tunggu. kami bergantian menjaga barang di cafe sambil ngemil burger dan salah satu dari kami mandi di toilet terminal, dengan membayar hanya 2ribu rupiah kami sudah bisa mandi keramas dengan air bersih dan toiletnyapun cukup bersih sehingga kami nyaman untuk mandi di tempat itu. agak lama kami menunggu sampai jam 8 malam, akhirnya mas andis menyusul kami di terminal untuk sekedar ngobrol dan say goodbye, yah beginilah attitude backpacker kalo ketemu backpacker di lain kota :dugem:
saat kami sudah mandi semua, dan obrolan kami berhenti karena jam menunjukkan hampir jam 8 malam, lalu kami bersiap untuk mencari bus yang kami tuju. akhirnya sampai juga di bus kami dengan mendapatkan seat paling belakang yaitu depan tempat tidur supir, dan ga bisa di selonjorin punggungan kursi, hiks. tapi gapapa kami selalu menerima keadaan apapun itu. akhirnya kami terlelap sampai subuh kami sampai di kota tercinta kami, yaitu Ungaran :hore:
sekian dari perjalanan kami ke wilayah konservasi di pulau sempu, harap maklum jika masih ada kesalahan penulisan kata. correct me if I wrong :bye:
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com
pd. 6 Okt. 2014, 15.56
banget.. maap foto menyusul :capek:
Balas Suka 0pd. 6 Okt. 2014, 13.55
Wah malang memang indah ya, baca juga Taman Kota Terindah Di Indonesia
Balas Suka 0pd. 4 Okt. 2014, 13.02