© backpackerindonesia.com
Jalan
Jalan
Utiket
Search engine yang fokus pada maskapai penerbangan berbiaya rendah untuk menemukan tiket termurah dengan mudah, selengkapnya
Kirim Pesan
0inShare
Jamuran
OPINI | 01 March 2015 | 18:23 Dibaca: 3 Komentar: 0 0
Di era modern ini permainan tradisional yang dahulu sering dimainkan oleh anak-anak semakin terlupakan. Salah satunya adalah Jamuran. Dahulu permainan ini cukup populer di Pulau Jawa, khususnya untuk Provinsi Yogyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya.
Permainan ini diawali dengan hompimpah. Anak-anak yang menang kemudian akan membentuk sebuah lingkaran kecil sambil menyanyikan sebuah lagu. Sementara satu anak yang kalah akan berdiri di tengah-tengah lingkaran. Isi syairnya kurang lebih seperti ini :
Jamuran.. jamuran ya ge ge thok
jamur apa ya ge ge thok
Jamur payung, ngrembuyung kaya lembayung
sira badhe jamur apa?
Anak yang berada di tengah lingkaran lalu bisa menjawab nyanyian tersebut dengan kalimat jamur montor, jamur patung, jamur putri malu, jamur parut maupun jamur-jamur lainnya.
Jamur montor
Bila si anak menjawab jamur monyet berarti anak-anak yang membentuk sebuah lingkaran tadi harus menirukan gaya berbagai kendaraan.
Jamur patung
Bila si anak menjawab jamur potong berarti, semua anak harus bergaya seperti patung. Tidak boleh bergerak, tidak boleh tersenyum, tidak boleh bicara meski sedang digoda ataupun diajak bicara. Bila ada anak yang tertawa, tersenyum atau berbicara, maka anak itulah yang harus menggantikan posisi anak yang kalah tadi.
Jamur putri malu
Peragaannya, semua anak akan digelitiki pinggangnya. Siapa yang tidak tahan, maka anak itulah yang akan menggantikan posisi anak yang kalah.
Jamur parut
Peragaannya adalah semua anak menghadap ke dinding dengan mengangkat satu kaki. Lalu si anak yang kalah akan menggelitik kaki teman-temannya. Siapa yang tidak tahan menahan geli, anak tersebutlah yang akan menggantikan posisi anak yang kalah. Cukup seru bukan.
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com