© backpackerindonesia.com
Semakin hari semakin banyak saja orang yang melakukan traveling. Sepertinya, orang-orang sudah menyadari bahwa traveling merupakan kebutuhan rohani yang harus dipenuhi. Bahkan, ada juga yang menjadikan traveling sebagai gaya hidup baru
Apapun tujuan seseorang melakukan traveling, pada dasarnya traveling adalah tentang meninggalkan rumah untuk menuju sebuah tempat baru dimana kita akan menjadi tamu di tempat tersebut. Jadi, sebagai seorang tamu sudah sepantasnyalah kita menjaga sikap dan perilaku
Traveling adalah hak semua orang. Sayangnya, banyak yang menginterpretasikan kata "hak" disini sebagai sesuatu yang keliru. Banyak traveler pemula yang terlalu menuntuk banyak hak tanpa mau melakukan kewajiban terlebih dahulu. Seorang traveler seharusnya bertanggung jawab atas kebersihan dan keasrian sebuah tempat wisata. Seorang traveler juga tak punya hak untuk mengambil dan melakukan apapun sesuatu yang tak seharusnya
Tapi, masih banyak sekali traveler pemula yang menjadikan kegiatan traveling sebagai aksi gaya-gayaan demi eksis di media sosial. Check-in sana-sini, pamer foto ini itu. Jarang sekali traveler yang benar-benar mengambil makna dari sebuah perjalanan
Jarang bukan berarti tidak ada. Traveler sejati tentu akan menjadikan traveling sebagai sebuah media belajar untuk lebih memaknai hidup dan mengenal dunia. Untuk kamu yang ingin memaknai sebuah perjalanan, berikut ini adalah 5 cara yang bisa kamu lakukan
1. Destination Nowhere
Oke, traveling memang soal menuju sebuah tempat baru. Dan menentukan sebuah tujuan adalah sesatu yang seharusnya wajib untuk dilakukan. Tapi, cobalah sesekali mencari sesuatu yang beda dengan tidak menentukan tujuan traveling terlebih dahulu. Ambil saja ransel dan kemasi barang-barang yang perlu dibawa. Urusan tujuan atur belakangan kalau sudah berada di bandara atau stasiun
Setelah menentukan kota/negara yang hendak dituju, jangan buru-buru membuat daftar-kunjung. Nikmati perjalananmu dan temukan makna di setiap momen yang kamu lewati. Entah itu saat sedang boarding, atau saat sedang makan di tempat makan. Karna, makna sebuah perjalanan seringkali muncul justru tidak di tempat tujuan tapi dalam perjalanan menuju tempat tujuan
2. Hindari Menginap di Hotel
Memang sah-sah saja bagi mereka yang memiliki banyak budget untuk menginap di hotel saat sedang traveling. Tidak ada yang melarang. Tapi, jika konteksnya adalah tentang menemukan makna dari sebuah perjalanan, menginap di hotel sepertinya bukan opsi terbaik. Terlalu banyak kemewahan akan membuat makna traveling jadi hilang
Ada banyak cara untuk bermalam selain menginap di hotel. Mendirikan tenda atau menginap di homestay mungkin bisa jadi pilihan menarik. Untuk tenda mungkin tidak terlalu banyak masalah karna kita bisa memasukannya ke dalam ransel dan mendirikannya di mana saja kita mau. Untuk homestay ini barangkali yang sedikit butuh perjuangan untuk mencari. Sebagai referensi, mungkin kamu bisa mencari homestay di situs Airbnb. Airbnb merupakan situs rental perjalanan. Pengguna Airbnb bisa mencari homestay, apartment serta model penginapan lain non-hotel. Banyak pengguna Airbnb yang menyewakan ruangan tak terpakai di rumahnya untuk dijadikan tempat menginap bagi traveler. Tentu saja, dengan menginap di tempat-tempat semacam ini akan membuat traveling menjadi lebih berkesan dan personal
3. Buat Perjalananmu Jadi Tidak Nyaman
Pertama-tama kamu harus paham bahwa traveler dan turis adalah dua hal yang berbeda. Beda disini maksudnya adalah dalam hal kepribadian dan perilaku. Turis biasanya lebih menyukai sesuatu yang sifatnya teratur. Misalnya, mereka lebih menyukai perjalanan liburan yang terstruktur. Tujuan, jadwal, dimana tempat menginap, semua harus jelas. Sehingga, kebanyakan turis lebih memilih melakukan perjalanan liburan menggunakan jasa trip organizer melalui paket wisata yang ditawarkan
Beda dengan traveler. Traveler biasanya memiliki karakter yang lebih "berantakan". Mereka kurang suka dengan sesuatu yang sifatnya terlalu formal dan teratur karna pada dasarnya jiwa mereka adalah jiwa yang bebas. Kalau kamu memang mengaku seorang traveler, tentu kamu lebih memilih perilaku yang kedua
4. Jalan-Jalan Tanpa Smartphone. Bisa?
Smartphone merupakan teman perjalanan paling setia. Apalagi buat mereka yang tak memiliki kamera. Hal ini harus diakui. Tapi, terus-terusan memegang smartphone saat sedang traveling adalah blunder berat. Kita akan kehilangan esensi dari perjalanan
Memang hal yang wajar untuk menunjukkan eksistensi diri di era sosial media seperti sekarang. Tapi, kita juga harus tahu porsinya. Kita tak akan menemukan makna dari sebuah perjalanan hanya dengan memposting foto pemandangan di Instagram. Lagipula, perjalanan itu seharusnya dinikmati, bukan "dipamerkan"
5. Buat Perjalanmu Jadi Sepersonal Mungkin
Membuat perjalanan menjadi sepersonal mungkin adalah cara terbaik untuk menemukan makna dari sebuah perjalanan. Personal disini berarti kita berusaha mendekatkan diri dengan kehidupan masyarakat di tempat yang kita kunjungi. Selalu menarik untuk membaca berbagai kisah seseorang yang "menemukan diri mereka" ketika sedang traveling. Orang-orang yang “menemukan diri mereka” saat sedang traveling adalah mereka yang melakukan perjalanan secara personal
"Perjalanan personal" yang dimaksud disini bukan berarti perjalanan seorang diri. Namun lebih ke bagaimana kita melakukan sebuah perjalanan. Melakukan perjalanan personal bisa dilakukan dengan menghindari sesuatu yang bersifat hedonistik. Atau, cobalah untuk menuliskan pengalaman perjalananmu kedalam buku diary dan bacalah dikemudian hari. Pasti kamu akan tersenyum-senyum sendiri mengenang momen-momen perjalan yang kamu lakukan. Jika kamu memang ingin mendapatkan makna perjalanan yang sesungguhnya, cobalah sesekali melakukan traveling seorang diri. Temukan dirimu disana
Sumber
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com