Trending

Tanya & Jawab

Blog

Galeri

Teman jalan

Tour & Travel

Tujuan Wisata

Tags

lutut ketemu jidat berjodoh di cikuray

almatubari
almatubari, pada 21 Des. 2012, 15.40
di Blog


Tepat pada 13 oktober 2012 kemarin saya dan sebagian kecil dari sahabat ILALANG mengadakan pendakian ke gunung Cikuray. Gunung yang berada tepat di jajaran gn Papandayan di Garut ini memiliki ketinggian 2818 mdpl, ada juga yang mengatakan memiliki ketinggia 2821 mdpl. entah mana yang benar. Pendakian kali ini adalah pendakian kali kedua setelah komunitas kami lahir di pendakian Semeru 8 September 2012 lalu, dan akan ada pendakian-pendakian lain setelahnya.
Peserta yang dapat ikut dalam pendakian kali ini terdiri dari beberapa pekerja, beberapa Mapala(Mahasiswa calon Paling Lama), calon sarjana galau, dan saya, a fresh unemployee, total sepuluh orang. Saya dan beberapa rekan koordinator pendakian berkumpul di pinggiran Kalimalang untuk mempersiapkan segala sesuatunya sementara rekan lainnya akan menunggu di meeting point yang sudah ditetapkan. Kp Rambutan bus station. Pukul 21.00 kami harus sudah berada di meeting point. Sudah menjadi budaya manusia bangsa ini bahwa waktu bukanlah prioritas utama, tapi kehadiran yang terpenting. Jam karet. Saya, si Pekerja, calon sarjana, dan si Mapala sudah tepat sampai lokasi pukul 21.00. namun belum ada rekan lain yang terlihat. Entah tersesat atau ditelan rimba jakarta.

Satu persatu kawan datang saling susul dan terkumpul sampai datangnya satu Mapala dan dua orang kawan dari Mapala lainnya, peserta terakhir. Bus terakhir tujuan Garut sudah menunggu tepat di depan kami. Berangkat.

Sekitar pukul 03.00 pagi kami tiba di terminal Guntur sambil menunggu terang. Selain kami juga cukup banyak rombongan yang hendak mendaki Cikuray, umumnya dari Jakarta juga ternyata. Kami berangkat meninggalkan terminal menuju pos Pemancar lepas Subuh. Si pemalas masih terlihat enggan untuk memberikan sinarnya. Menuju Pemancar.

Untuk menuju pos Pemancar kami harus charter kendaraan karena lokasinya cukup jauh. Karena kami cukup banyak jadi kami harus menggunakan mobil yang biasa digunakan untuk mengangkut sayuran. Alternatif angkutan bias adalah jasa ojek selain dari mobil sayur. Sepanjang jalan kami tertawa, bercanda, ber-narsis ria seakan-akan tiada masalah dibenak. Lepas. Udara sejuk khas pegunungan mulai terasa dipori-pori, angin gunung seakan tidak ingin kalah dengan keceriaan yang kami pamerkan didepan yang kuncup nan menjulang.

Kami disuguhi perkebunan teh diawal trek, mengisi perbekalan air dibawah karena ketiadaan sumber air diatas sana. saya sudah bisa merasakan trek macam apa yang ada didepan setelahnya. Kesan terjal sangat kentara dilihat dari tanjakan dan gundukan tanah basah yang biasa dijadikan jalur air. Gunung Cikuray merupakan gunung yang memang belum masuk sebagai Taman Nasional yang dilindungi. Hal ini bisa terlihat dari masih banyaknya rute pembalak liar disekitar gunung. Jalur pendakian pun merupakan hasil jerih payah dari komunitas pencinta alam setempat. Ketidak konsistenan pos-pos yang ada, karena sebelumnya hanya ada empat pos dan enam pos setelahnya. Membingungkan.

Sepanjang pendakian, kami semua sangat menikmati terjalnya trek yang disuguhi gunung ini. Sangat mengasyikan. Sebagaimana karakter pegunungan di zona barat jawa, Cikuray memiliki kontur tanah yang lembab walaupun tiadanya sumber air. Tanah basah, pepohonan pakis dan paku-pakuan, anggrek liar yang menempel dibatang-batang pepohonan, akar pohon yang terkadang membentang dan menjadi rambatan kami ketika menemui trek yang lumayan terjal. Langkah mungil saya kembali sangat membantu dalam penghematan stamina, walaupun saya tertinggal jauh dibelakang, saya sangat menikmatinya. Terkadang tertidur beberapa menit di pinggiran trek, tersender dipohon. Entah sejak kapan saya lebih menyukai berada diurutan belakang, bukan karena saya seorang sweaper tapi lebih karena urutan paling belakang itu adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati perjalanan, tidak terburu-buru, santai, itu menurut saya.

Saya dan beberapa kawan yang terbelakang kembali tertidur, sementara kawan-kawan yang lain sudah berada jauh didepan. Cuaca yang rimbun, teror angin gunung yang sangat menggoda otot kelopak mata untuk meregang. Dengan mudahnya kami mengantuk setiap kali kami istirahat, tertidur dalam ukuran menit ataupun detik sekalipun sangatlah membantu untuk mengumpulkan kembali stamina yang terkuras oleh terjalnya tanjakan. Suara angin di pepohonan, gemeresak suara dedaunan dari rambatan beberapa kawanan lutung dan dengkuran dari si calon sarjana galau adalah paduan instrumen alam yang unik.

Kabut mulai merambah kepenjuru hutan, hawa dingin pun membuntuti. Kami sudah berada di ketinggian 2000+ mdpl, entah berapa tepatnya. Kami tiba di pos bayangan untuk istirahat lepas itu berencana langsung ke puncak untuk mendirikan tenda. Hal-hal konyol kami lakukan disini. Beberapa membuka bajunya dan menari-nari bergaya PSY “kangnam style”, beberapa menirukan kata-kata yang ada di film yang nge-trend di era 90’ -2000 an yang entah kenapa menjadi terdengar lucu padahal film yang dimaksud adalah film romantis, sisanya kembali mendengkur. Setengah jam atau lebih, entah berapa lama saya tertidur di puncak bayangan itu. Kami melanjutkan pendakian ditemani kabut dan udara dingin disekeliling. Tanjakan setelah ini lumayan terjal karena tidak jarang kami harus kembali merambat dari akar-akaran dan undakan-undakan yang konturnya yang sangat memungkinkan menggelincir jika lengah sedikit saja. Terus mendaki kawan!

Menjelang sore kami tiba di dataran yang sedikit landai sementara di pelupuk mata sudah berdiri gundukan bukit kecil yang rutenya berbatu. Puncak. Kesan pertama saya ketika menjejakan kaki sebelum berada dipuncak adalah kecewa. Karena banyaknya sampah, sikap vandalisme dari sisa-sisa pendaki sebelumnya. Saya sangat menyayangkan kondisi itu, memprihatinkan. Kami mendirikan tenda dilahan yang sedikit dibawah dataran puncak, kontur tanahnya lumayan rata, cocok untuk mendirikan tenda. Tiga buah tenda telah berdiri, saya satu tenda dengan satu orang Mapala dan si calon sarjana galau. Satu tenda untuk diisi para wanita, dan satu lagi diisi oleh dua orang Mapala gila dan pasangan pekerja yang menemukan cintanya diCikuray ini. Hehe. Mari kita memasak.

Selesai masak memasak dan mengisi perut dengan makanan termewah ala rimba, rintikan hujan satu persatu menghantam bumi. Beruntung kami sudah mendirikan tenda, terlambat sedikit saja akan lain ceritanya. Hari semakin gelap sementara hujan mengguyur hebat. Tidak ada yang bisa kami lakukan selain meringkuk didalam helaian bahan tipis yang melindungi kami dari angin gunung dan hantaman hujan. Hibernasi terlama yang saya rasakan ketika itu. Karena memang benar-benar dipaksa untuk istirahat oleh alam. Terlelap.

Tepat pukul 04.30 pagi saya terkaget oleh dinginnya suhu didalam tenda. Perintah otak berjalan normal dan reflek otot motorik sontak mengajak tubuh saya untuk keluar tenda. Beruntung letak tenda kami tepat menghadap ke sebelah timur, hamparan warna gelap langit dibubuhi warna jingga kemerahan menghiasi atap bumi. Warna putih bercampur abu-abu menjadi lantainya, negeri diatas awan. Menakjubkan. Tepat pukul 05.00 kami merangkak naik ke pucuk tertinggi, pendaki lain sudah terkumpul di shelter puncak untuk menunggu si pemalas bangun tentunya. Disebelah barat nampak gn Papandayan , keempat pucuknya, belahan kawahnya berangsur jelas terlihat setiap menit mendekati terbitnya sipemalas. Terbitlah wahai pemalas!

Sekitar pukul 07.00 pagi kami masih bergumul dengan udara dingin dan berangin puncak Cikuray. Tertawa bersama, ber-kangnam style bersama di atap shelter, menghirup oksigen bersih sepuas-puasnya, berucap syukur kepada sang maha Pemilik.Tiada kata yang dapat mewakili kala itu selain “hakiki” versi kami. Pendaki.

Terima kasih kepada sejumput kecil sahabat ILALANG : renly(calon sarjana galau), aryo(Mahasiswa calon Paling Lama 1), Dimas(Mahasiswa calon PAling LAma 2), Ilham(Pekerja paliNg Santai 1), Dendy( pasangan pekerja 1), azry(manusia setengah kodok), Okti( the birthday girl), Gigi dan Dila.


Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar

Nirmala Hapsari
Nirmala Hapsari
Nirmala Hapsari Newbie
pd. 14 Okt. 2013, 12.11

keren yah cikuray ... :)

Suka 0
anugrahsuradipurwo
anugrahsuradipurwo
anugrahsuradipurwo Sr.
pd. 8 Jan. 2013, 16.35

cikuray emang maknyooooooss..bikin ketagihan

Suka 0

© backpackerindonesia.com