© backpackerindonesia.com
Melancong ke Banyuwangi tak cukup sehari, selain banyaknya wisata alam yang terlalu indah jika dilewatkan. Banyuwangi juga memiliki beraneka ragam kuliner, mulai dari kuliner lazim sampai yang tak lazim. Nah, kalo kuliner lazim sudah dibahas yaa di artikel sebelumnya. Kali ini Yukbanyuwangi akan membahas 5 kuliner tak lazim yang dapat dengan mudah Anda jumpai saat berkunjung ke Banyuwangi.
1. Botok Tawon
Botok Tawon merupakan makanan ekstrim khas Banyuwangi. Batok tawon merupakan makanan olahan dari ampas kelapa yang dibumbui dan kemudian dicampur dengan tawon (lebah) atau larva tawon. Bagian yang digunakan untuk botok tawon yaitu bagian sarang yang masih terdapat larva. Rasa botok tawon gurih dengan sedikit asam berasal dari perut larva. Umunya, larva yang berada di sarang tawon juga dibiarkan utuh. Larva tawon memiliki tekstur kenyal, dan ketika Anda mengunyahnya makan akan keluar sedikit cairan asam dari bagian perutnya. Botok tawon ini cocok dimakan bersama dengan nasi.
2. Walang
Walang alias belalang merupakan kuliner musiman, yang banyak dijumpai ketika musim penghujan antara bulan Januari hingga Mei. Walang biasanya disajikan dengan cara digoreng, dan bercitarasa gurih. Walang juga mengandung protein tinggi, jadi bagi Anda yang intoleran terhadap protein tinggi sebaiknya menghindari kuliner walang karena dapat menyebabkan biduran.
Walang sendiri banyak ditemukan di Banyuwangi, khususnya di sepanjang jalan Jatirejo, Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo. Disini Anda akan menemui lapak-lapak kecil yang menjual belalang jati. Belalang tersebut ditusuk berjajar dengan lidi muda. Ada juga yang sudah diolah menjadi keripik belalang jati. Dikemas dengan plastik dan ditaruh di dalam toples besar. Ada yang berani coba kuliner satu ini?
3. Tongseng Biawak
Kuliner tongseng umumnya berbahan dasar ayam atau daging sapi, namun di Banyuwangi Anda bisa mencoba tongseng biawak. Tongseng biawak banyak dijumpai di warung makan pinggir jalan daerah Jajag dan Genteng. Daging biawak memiliki tekstur seperti daging ayam namun lebih alot, dan nikmatnya lagi tongseng biawak tidak berbau amis. Konon banyak yang mempercayai khasiat daging biawak bisa mengobati seseorang yang memiliki penyakit alergi kulit. Berani coba?
4. Dideh
Dideh, biasa disebut juga sebagai saren atau marus merupakan makanan yang berasal dari darah binatang yang disembelih kemudian dibekukan dengan cara pengukusan. Bentuk dan warnanya mirip dengan hati sapi, hitam kemerahan. Teksturnya juga hampir sama, hanya saja hati berserat dan lebih kaku, sedangkan dideh lembut seperti tahu dan berongga. Dideh dapat dicampur dalam berbagai masakan seperti sate, masakan bersantan, maupun oseng.
Selain karena rasa, sebagian orang gemar mengonsumsi dideh karena manganggap menu satu ini sarat akan gizi. Diyakini, dideh mengandung protein tinggi. Selain protein, unsur lain seperti fosfor dan zat-zat gizi banyak terkandung dalam ‘menu vampir’ satu ini. Namun, kuliner satu ini banyak menemui pro kontra karena keharaman dan racun yang terkadung dalam darah sehingga berbahaya bagi kesehatan
5. Bekicot
Bekicot sebenarnya merupakan hama yang menyerang tanaman, namun hewan melata ini ternyata juga banyak dibudidayakan untuk diolah menjadi masakan. Beragam olahan bekicot bisa Anda temui di Banyuwangi, mulai dari krengsengan bekicot sampai bekicot saus padang. Bahkan di beberapa kantin sekolah juga banyak dijumpai jajanan bekicot crispy. Bekicot juga mengandung protein, dan memiliki citarasa yang gurih karena itulah banyak orang yang menyukai olahan bekicot. Bahkan masyarakat di Perancis rela merogoh kocek hingga 12 euro atau lebih dari 200 ribu demi olahan bekicot lho!
Itu dia 5 olahan kuliner tak lazim yang bisa Anda jumpai di Banyuwangi, selain makanan ekstrim Banyuwangi juga punya beraneka ragam kuliner nikmat khas Bumi Blambangan yang wajib kalian coba! Nih baca-baca dulu referensi kuliner khas Banyuwangi di link bawah yaa!
Silakan login atau mendaftar untuk mengirim komentar
© backpackerindonesia.com